Back

Jaga Loyalitas, Ikhlas dan Sedekah, Kunci Sukses Komisaris PT Setia Mulia Abadi

Bagi Ir. Supriyanto, menjaga kepercayaan klien dan loyalitas kepada pekerjaan menjadi suatu hal yang harus selalu dijaga untuk kemajuan sebuah perusahaan. Begitulah yang ia lakukan selama 15 tahun terhadap perusahaannya. Komisaris PT Setia Mulia Abadi ini menceriterakan pasang surut karirnya kepada Humas Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.

“Menjaga loyalitas itu penting. Kita (caranya) harus bisa memegang amanah kontrak, dikerjakan sesuai spesifikasi dengan kualitas yang bagus dan tepat waktu. Jadi kerja sama dengan klien bisa berkelanjutan” terangnya saat di Humas ITN Malang berkunjung ke kediamannya di Perumahan Araya kota Malang, pada Maret 2019 yang lalu.

CEO IAS (Ikatan Alumni Sipil ITN Malang) ini menuturkan, dalam perjalanan sebuah perusahaan adanya reformasi merupakan hal yang wajar dan harus dijalani dengan profesional. Hubungan dengan perusahaan juga harus betul-betul bisa memegang dan menjalankan kontrak dengan baik. Baik kualitas (mutu), ketepatan waktu, dan tepat biaya. “Ini juga yang harus dipegang oleh adik-adik saya di Teknik Sipil ITN,” pesan pria yang juga alumni ITN Malang angkatan 1980 ini.

Sebelum mendirikan perusahaan sendiri, tahun 1987-1989 Supriyanto awalnya berkarir di PT Amin Corporation di Surabaya. Kemudian tahun 1989-1995 berpindah tugas di PT Jaya Kontruksi di Palu, Sulawesi Tengah. Dari pengalamannya tersebut kemudian tahun 1995-2018, atas konsorsium tiga perusahaan Supriyanto akhirnya menjadi Direktur Utama dari PT Setia Mulia Abadi.

Awalnya, PT Setia Mulia Abadi mengawali proyeknya dengan kontrak berskala kecil. Mulai kontrak bernilai 25 juta rupiah dengan omset di tahun pertama sekitar 100 juta rupiah. Dengan menjaga kepercayaan dan loyalitas, maka kini perusahaan yang berkantor pusat di Kota Palu ini pada kurun waktu tahun 2011-2015 mencatatkan omset kurang lebih 500 miliar rupiah pertahunnya.

Untuk menuju nilai yang fantastis bukanlah perkara mudah. Pria asal Madiun ini juga pernah mengalami hal yang tidak mengenakkan. “Saya pernah juga dibohongi, kena tipu klien sampai milyaran. Tapi saya waktu itu lekas bangkit,” ujarnya.

Pengalaman Supriyanto sebenarnya sudah diasah sejak ia duduk di bangku kuliah. Saat kuliah dari sarjana muda ke insinyur, Supriyanto sudah bekerja di konsultan. Ia ikut mengawasi pembuatan landasan Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, Malang. Supriyanto mengaku dulu sebenarnya ia asal lulus kuliah, tidak mengejar nilai. Bahkan pernah ia tidak mengikuti ujian semester karena harus menemui tamu dari Mabes. “Waktu itu saya harus bisa membiayai kuliah sendiri, ya karena terkendala dana. Orang tua saya-kan sudah sepuh,” kenangnya.

Kepada mahasiswa khususnya mahasiswa ITN Malang, Supriyanto berbagi kiat sukses. Menurutnya bekerja itu harus dijalani dengan ikhlas. Dengan sunguh-sungguh mencurahkan tenaga dan pikiran. Masalah hasil yang menentukan Allah.

“Saat memenangkan proyek besar saya tidak ambil untung di depan, sebelum pekerjaan saya selesai. Nah, sisa dana dari pekerjaan itulah rezeki dari Allah. Kalau kemudian kita ambil dimuka untuk konsumtif, maka akan kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan itu,” pesannya agar dalam usaha harus tetap sedekah, baik ke karyawan maupun orang lain. Karena sedekah bukan mengurangi tapi menambah rezeki.

 

Jaga Loyalitas, Ikhlas dan Sedekah, Kunci Sukses Komisaris PT Setia Mulia Abadi
Jaga Loyalitas, Ikhlas dan Sedekah, Kunci Sukses Komisaris PT Setia Mulia Abadi

 

Supriyanto juga menambahkan, bagi mahasiswa ilmu yang diperoleh di kampus negeri atau swasta sama saja. Yang penting saat kuliah mahasiswa harus bisa memahami materi yang diberikan oleh dosen. Mahasiswa hendaknya tidak mengejar kepintaran semata, namun yang penting adalah mengerti akan teori tersebut. Pemahaman itu merupakan bekal sukses.

Kini disela-sela kesibukannya sebagai komisaris, pria yang sudah merencanakan pensiun ini bersama koleganya sedang merintis bisnis waralaba di Jakarta. Sementara yang menjadi komisaris di dua perusahaan lainnya adalah anak-anaknya. Sarana infrastruktur yang sudah/sedang dibangun oleh PT Setia Mulia Abadi kini menyebar di Tarakan, Samarinda, Palangkaraya, Bali, Lombok serta Makasar. Sedangkan pembangunannya sendiri meliputi Bandara Mutiara Palu, Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padang Bai, Pelabuhan Lembar, Pertamina di Tarakan, serta hunian sementara (Huntara), yang dibangun setelah pasca gempa Palu. (mer/humas)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023