Back

Mahasiswa Arsitektur ITN Malang Masuk Lima Besar Sayembara Desain Gapura Universitas Mataran Berkat Jebaq Antuq

Tim Treative (ki-ka): M Khafid Kadafi, Muhammad Mansur dan Rahmat Febriansyah mahasiswa Arsitektur ITN Malang dengan latar belakang desain Gapura Universitas Mataram (Unram). (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Perpaduan arsitektur Nusa Tenggara Barat dan kelopak bunga lotus menghasilkan desain gaya gapura yang megah dan indah. Konsep kearifan lokal inilah yang membawa tiga mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang masuk lima besar Sayembara Desain Gapura Universitas Mataram (Unram) pada awal Maret 2021 yang lalu. Tidak sulit bagi ketiga mahasiswa Arsitektur semester enam ini untuk memadu padan kearifan lokal dan ikon Universitas Mataram. Pasalnya ketiganya merupakan putra daerah. Rahmat Febriansyah dan Muhammad Mansur asal NTB, sedangkan M Khafid Kadafi dari NTT.

“Konsep utama desain dengan menggabung bangunan arsitektur NTB, filosofi Unram dan arsitektur berkelanjutan. Sehingga menghasilkan desain baru yang dapat menjadi identitas kampus itu sendiri. Sebenarnya ada dua sayembara, desain gapura depan dan belakang. Kami mengambil desain gapura depan. Untuk bentuk utama gapura kami mengambil dan mentransformasikan bentuk kelopak bunga lotus yang merupakan logo dari Unram,” terang Rian sapaan akrab Rahmat Febriansyah saat dihubungi lewat sambungan whatsapp beberapa waktu lalu.

Desain Gapura “Jebak Antuk” masuk lima besar Sayembara Desain Gapura Universitas Mataram (Unram) pada awal Maret 2021 yang lalu. (Foto: Istimewa)
Desain Gapura “Jebak Antuk” masuk lima besar Sayembara Desain Gapura Universitas Mataram (Unram) pada awal Maret 2021 yang lalu. (Foto: Istimewa)

Gapura bernuansa hijau karya Tim Treative ini memiliki filosofi di setiap detailnya. Gapura bernama “Jebaq Antuq” (gerbang tarik) ini memiliki lima layer (lapis) yang mencerminkan sila Pancasila. Keberagaman mahasiswa Unram juga diinterpretasikan dengan tiga motif kain tenun yang berasal dari Lombok, Bima dan Sumbawa yang diwujudkan dalam bentuk roster. Roster merupakan partisi penyekat antar ruang untuk sirkulasi udara dan pencahayaan.

“Pemilihan warna hijau kami ambil dari julukan Universitas Mataram sebagai Kampus Hijau, karena lingkungan kampusnya yang asri. Selain gapura memiliki lima layer, penambahan roster, kami juga menempatkan bangunan lumbung di antara gapura sebagai pos satpam dan jalur pejalan kaki. Lumbung ini merupakan bangunan arsitektur khas Lombok,” imbuh Rian.

Baca juga: Profesor Dr.Ir. Lalu Mulyadi, MT angkat Arsitektur Kota Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal

Kompetisi berskala nasional tersebut dihelat untuk memperingati dies natalis Program Studi Arsitektur Unram yang pertama dan diikuti oleh total 27 tim. Penilaian desain gapura sendiri dilihat dari keorisinilan karya, bukan merupakan tiruan dan dapat merepresentasikan ikon yang inovatif dan mencerminkan budaya yang terdapat di pulau NTB.

“Kami berusaha memunculkan keunikan pada bentuk utama dan struktur gapura. Mengabungkan filosofi Universitas Mataram dan bangunan arsitektur khas Lombok yang dapat menjadi identitas untuk kampus (phylosophy to identity). Selain itu, kami juga menggunakan ‘struktur gantung’ sebagai respon terhadap bentuk bangunan yang menjulur serta dapat memberikan keunikan tersendiri,” jelas Rian yang juga Ketua UKM Sanggar Blitz ITN Malang.

Baca juga: Manfaatkan Instagram, Arsitektur Jaring Logo Branding Prodi Lewat Lomba

Ketiga mahasiswa inipun mendesain gapura secara daring selama kurang lebih dua minggu. Pembagian tugaspun dilakukan, ketiganya sama-sama urun konsep. Sementara untuk tugas perorangan Rian bertanggung jawab terhadap rendering, Muhammad Mansur gambar kerja, dan M. Khafid Kadafi membuat poster.

“Untuk gambar 3D modeling menggunakan sketchup. Saya kebagian rendering menggunakan Lumion. Gambar kerja menggunakan autocad dan untuk poster menggunakan AI (adobe ilustrator). Dengan adanya lomba ini kami berharap dapat mengembangkan dan mengasah kemampuan kami. Juga bisa memotivasi teman-teman di jurusan Arsitektur untuk selalu berkarya,” pungkasnya. (mer/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023