Back

Modul Nusantara Jembatani Mahasiswa Bangun Rasa Toleransi dari Berbagai Negeri

Ir Maranatha Wijayaningtyas, ST MMT PhD IPU, penyusun dan pengajar Modul Nusantara ITN Malang. (Foto: Yanuar/humas)


MalangITN.AC.ID – Pembelajaran Modul Nusantara menjembatani mahasiswa dari latar belakang yang berbeda untuk berbaur. Bersama-sama mengeksplorasi keragaman kebudayaan Indonesia demi meningkatkan persatuan dan rasa nasionalisme. Pembelajaran Modul Nusantara menjadi bagian program MBKM Pertukaran Mahasiswa Merdeka sehingga tumbuh rasa cinta terhadap keberagaman budaya tanah air, serta mendorong penguatan dan perluasan kompetensi akademik mahasiswa dengan pengalaman belajar di perguruan tinggi lain.

Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang sebagai kampus berbasis nasional yang selalu berupaya menjaga keragaman turut ambil bagian dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Sebanyak 27 mahasiswa dari berbagai pelosok negeri akan berkumpul, membaur dan melakukan diskusi budaya masing-masing dalam pembelajaran daring.

“Pertukaran Mahasiswa Merdeka mewajibkan mahasiswa mengambil kuliah Modul Nusantara. Karena tujuan dari Modul Nusantara ini kan kebhinekaan. Untuk menyatukan berbagai macam suku, ras, agama, budaya, dan belajar budaya masing-masing sehingga tumbuh rasa cinta terhadap keragaman budaya,” ujar Drs Sumanto, M Si pengajar Modul Nusantara ITN Malang bersama Ir Maranatha Wijayaningtyas, ST MMT PhD IPU.

Diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Modul Nusantara terdiri empat jenis kegiatan utama. Pertama, Kegiatan Kebinekaan di mana mahasiswa mengikuti berbagai kegiatan eksplorasi keragaman di daerah perguruan tinggi penerima. Kedua, Kegiatan Inspirasi di mana mahasiswa berdiskusi dengan figur-figur inspiratif daerah. Ketiga, Kegiatan Refleksi di mana mahasiswa merefleksikan pengalaman kegiatan kebinekaan dan inspirasi. Keempat, Kegiatan Kontribusi Sosial di mana mahasiswa melaksanakan kegiatan sosial yang memberikan kontribusi kepada masyarakat di daerah perguruan tinggi penerima/asal (jika daring).

Akan ada 25 kali pertemuan dalam Modul Nusantara. Yang terbagi dalam 14 kali kegiatan Kebinekaan, 7 kali kegiatan Refleksi, 3 kali kegiatan Inspirasi, dan 1 kali kegiatan Kontribusi Sosial. Mengingat masih masa pandemi, maka kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka akan dilakukan dengan daring. Tim penyusun Modul Nusantara ITN Malang telah menyiapkan berbagai materi yang akan ditampilkan dalam bentuk video dan media lainnya yang dikemas secara menarik.

Menurut Sumanto yang juga Wakil Dekan 3 FTI, pengenalan ITN Malang dan Kota Malang akan membuka pembelajaran Modul Nusantara di ITN Malang. Kemudian mahasiswa akan dikenalkan dengan budaya masyarakat Kota Malang dan sekitarnya, mengenal tempat ibadah, tempat sejarah, bahkan kuliner Malang.

Pertemuan selanjutnya mahasiswa akan diajak meneladani perjuangan bangsa dengan mengajak mereka jalan-jalan ke Museum Brawijaya yang ada di pusat Kota Malang secara daring. Mengenal Masjid Tiban, Kecamatan Turen, Malang, Padepokan Gunung Wukir di Kecamatan Junrejo, Kota Batu yang sudah perform sampai luar negeri. Selain masjid dan pura mahasiswa juga akan dikenalkan dengan katedral, wihara dan tempat ibadah yang menjadi ikon Malang. Tak lupa tentunya tempat wisata andalan Malang seperti Gunung Bromo.

Drs Sumanto, M Si, penyusun dan pengajar Modul Nusantara ITN Malang dalam sebuah kesempatan. (Foto: Yanuar/humas)

“Tujuan akhirnya, mereka bisa memahami kebhinekaan yang ada di nusantara. Sehingga akan terhindar dari gesekan antar suku, ras, agama. Kebersamaan, kesatuan, dan persatuan itu yang kita diharapkan,” lanjut dosen Teknik Industri S-1 ini.

Sementara Ir Maranatha Wijayaningtyas, ST MMT PhD IPU mengatakan, sebelumnya pemerintah membolehkan Pertukaran Mahasiswa Merdeka secara luring. Dimana semua biaya mahasiswa dan kegiatan akan difasilitasi oleh Kemendikbud. Namun karena pandemi, maka kegiatan pun diarahkan ke daring.

“Karena keterbatasan tersebut, sehingga kami membuat materi berupa video. Nanti mahasiswa akan kami ajak jalan-jalan di kampus (ITN Malang), tempat budaya di Kota Malang, tempat wisata, juga Museum Brawijaya. Kemudian pantai, tempat ibadah. Semua kami kenalkan, karena mendukung persatuan Indonesia, dan rasa memiliki satu dengan yang lain,” kata Maranatha.

Tiap-tiap mahasiswa nantinya juga diminta mengenalkan daerah masing-masing dengan materi “Kenali Asalku”. Di sini mereka bisa saling sharing tentang budaya, adat istiadat, bahasa daerah, makanan khas, dan lain-lain.

“Yang penting kita saling mengenal dari pengalaman mereka. Mengenal mereka dari budayanya masing-masing. Dengan memahami perbedaan kita akan saling mendukung dan support. Harapannya, dengan Modul Nusantara ini bisa mengenakan mahasiswa dari seluruh Indonesia yang mengikuti pertukaran mahasiswa merdeka,” harapnya. (me/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023