Back

Masih Jarang yang Memakai, Dosen Teknik Kimia Buat Sendiri Alat Kromatografi Lapis Tipis

Dr. Jimmy, ST MT dosen Teknik Kimia ITN Malang (berkacamata) turut mengamati siswa SMK Negeri 7 Malang yang sedang praktek dengan alat kromatografi lapis tipis (KLT) di Laboratorium Teknik Kimia ITN Malang. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)


Malang ITN.AC.ID – Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah atau instrumentasi milik Teknik Kimia S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Instrumentasi ini menjadi salah satu yang dikenalkan kepada para siswa SMK Negeri 7 Malang. Selain KLT ada juga instrumentasi gastromatografi, dan spektrofotometer.

Instrumentasi kromatografi lapis tipis (KLT) menjadi istimewa, karena dibuat oleh Dr. Jimmy, ST MT dosen Teknik Kimia ITN Malang. Awalnya Jimmy membuat KLT untuk mensupport penelitian biodiesel miliknya.

“Awalnya saya gunakan pada penelitian saya. Sebab, kalau sampel diujikan ke laboratorium kampus lain harganya mahal. Harga satu sampel saja bisa mencapai 500 ribu rupiah. Belum antrinya juga lama. Kalau memakai ini (KLT) cepat prosesnya. Tidak sampai satu jam sudah ada hasilnya,” ungkap Jimmy di laboratorium Teknik Kimia ITN Malang, Rabu (05/9/2022).

KLT merupakan metode analisis sampel cair yang bisa dilakukan dengan sangat cepat, dengan biaya sangat murah. Misal, untuk menganalisis kualitas biodiesel yang diukur berdasarkan kadar metil ester. Semakin tinggi kualitas biodiesel, maka semakin bagus.

Baca juga : 200 Siswa dan Guru SMK Negeri 7 Malang Belajar Instrumentasi dan Kewirausahaan di ITN Malang

Untuk membuat KLT Jimmy hanya menghabiskan anggaran sekitar satu juta rupiah. Biaya ini sangat murah dibanding membeli KLT jadi. “Saya merancang sendiri. Kalau beli harganya mencapai 7 juta rupiah yang buatan RRC,” tambahnya. KLT dikenalkan kepada siswa SMK karena di sekolah mereka belum memiliki alat sejenis.

Para siswa SMK Negeri 7 Malang mendapat penjelasan mengenai instrumen Gas Chromatography (GC) di Laboratorium Teknik Kimia ITN Malang. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)

Sementara untuk pengenalan instrumentasi Gas Chromatography (GC) dikenalkan oleh Faidliyah Nilna Minah, ST MT. GC merupakan metode untuk pemisahan dan deteksi senyawa-senyawa organik yang mudah menguap dan senyawa-senyawa gas anorganik dalam suatu campuran.

“GC metode analisa pemisahan sampel berdasrakan polaritasnya. Misalnya minyak atsiri, biodiesel, bioetanol dan lain-lain. Ketika atsiri dimasukkan ke GC, maka akan diketahui komponennya apa saja. Tapi untuk menghitung konsentrasinya manual berdasarkan luas area,” jelas Nilna akrab disapa.

Salah satu siswa SMK Negeri 7, Robi Surya merasa bersyukur bisa mengikuti kegiatan tengah semester di ITN Malang. Karena dengan mengikuti kegiatan ini ia mendapat tambahan pengetahuan tentang alat-alat yang mendukung penelitian kimia.

Baca juga : Siswa SMK Negeri 7 Malang Belajar Buat Sosis di Teknik Kimia ITN Malang

“Di sekolah ada keterbatasan instrumen. Jadi dengan mengikuti kegiatan ini saya bisa mengetahui dan belajar banyak tentang instrumentasi. Yang paling sulit sih materi gastromatografi, karena belum diajarkan di sekolah,” kata Robi. Siswa kelas 12 jurusan kimia analisis ini kelak setelah tamat ingin melanjutkan ke bangku kuliah. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023