Back

Ibnu Rossie Adiyo Atlet Wushu ITNMalang Raih Medali Emas Kejuaraan SLC Cup 2022

Sama-sama atlet bela diri. Ibnu Rossie Adiyo atlet wushu ITN Malang bersama Subadiyo, pelatih sekaligus sang ayah. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)


Malang. ITN.AC.ID – Ibnu Rossie Adiyo, mahasiswa Teknik Mesin S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang sukses meraih medali emas pada Kejuaraan Wushu Sanda SLC Cup 2022. Kejuaraan antar sasana se-Jawa Timur ini diselenggarakan oleh SLC Education, di Lenmarc Mall Surabaya pada Jumat-Minggu (7-9/10/2022).

Ibnu mewakili ITN Malang turun di kelas sanda 56 kg senior putra bersaing dengan 11 atlet, dan berhasil mengalahkan atlet tuan rumah Surabaya dengan skor 2-0. Sebelumnya pada semifinal Ibnu menang KO melawan atlet dari Mojokerto.

“Semifinal saya menang KO. Sedang saat final di ronde pertama, lawan saya sempat kena telak dan terhitung oleh wasit. Tetapi lawan masih bisa melanjutkan pertandingan hingga ronde kedua,” jelas Ibnu saat ditemui bersama pelatihnya di Ruang Humas ITN Malang, Selasa (11/10/2022).

Ternyata, selain menguasai wushu Ibnu juga terlatih dalam seni bela diri kickboxing, muay thai, tinju, dan Mix Martial Art (MMA) amatir. Sudah puluhan medali Ibnu dapatkan dari berbagai kejuaraan seni bela diri. Bahkan ia kerap mendapat juara satu. Seperti, juara 1 Kejuaraan Nasional Kickboxing Championship Series I di Karanganyar tahun 2021, juara 1 Kickboxing Jawa Timur di Ngawi 2022 kategori low kick (ring sport), juara 1 Kickboxing di Jakarta kategori junior, juara 1 Underground Fight Indonesia di Jakarta Barat kategori senior, dan pernah ikut seleksi Sea Games mewakili Provinsi Papua di Senayan Jakarta kategori senior.

Baca juga: Wahyu Tedy Pratama Atlet ITN Malang Juara Mixed Martial Arts (MMA) 2021 di Probolinggo

Ibnu tertarik kepada seni bela diri sejak berusia 13 tahun (SMP). Namun, prestasi-prestasi tersebut didapatkan ketika ia mulai disiplin berlatih di kelas 11 SMA di Sidoarjo. Baginya olahraga bela diri lebih menantang dibanding dengan olahraga lainnya. “Lebih menantang, dan peluang untuk berprestasi lebih besar dari pada cabor (cabang olahraga) lain. Kuncinya harus latihan disiplin, yakin, percaya diri, dan optimis. Itu kunci menjadi juara,” katanya dengan tenang.

Ibnu Rossie Adiyo atlet wushu ITN Malang (sudut biru) saat menendang lawannya di Kejuaraan Wushu Sanda SLC Cup 2022. (Foto: Istimewa)
 

Dari prestasinya sudah ada sederet agenda menunggu Ibnu. Rencananya ia akan mengikuti pra PON di Solo pada Juni 2023 mendatang, dan akan mewakili Provinsi Papua pada event tersebut. Sementara pada April 2023, Ibnu akan bergabung latihan bersama pelatnas Singapura sebagai hadiah juara pertama Kejuaraan Wushu Sanda SLC Cup 2022.

Memerlukan latihan dan kedisiplinan tinggi bagi Ibnu untuk sampai di prestasi-prestasi tersebut. Di tempat tinggalnya Sidoarjo, ia bergabung dengan Camp (sasana) Naga Mas. Hal ini menjadi tantangan baginya ketika memutuskan kuliah di ITN Malang tanpa adanya pelatih khusus. Tanpa pengawasan pelatih membuat Ibnu harus semakin konsisten latihan sendiri untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas dan teknik bela dirinya.

Seni bela diri sebenarnya bukan hal baru bagi mahasiswa semester dua ini. Pasalnya keluarga Ibnu mulai ayah dan saudara-saudaranya merupakan atlet bela diri, karate, dan silat. Apalagi ayah Ibnu merupakan marinir TNI angkatan laut, yang sekaligus sebagai pelatih bela diri di Camp Naga Mas Sidoarjo.

Baca juga : Atlet Jujitsu ITN Malang Dulang 3 Medali Kejurprov Jatim 2021

“Setelah Ibnu kuliah di Malang ya semua peralatan olah raga kami boyong ke Malang. Dia tiada hari tanpa latihan. Satu hari latihan dua kali, pagi dan sore. Pagi khusus pembinaan fisik lari satu jam dan angkat beban, sore pembinaan teknik,” tutur Subadiyo.

Meskipun Ibnu adalah anaknya, tapi di camp Ibnu diperlakukan sama dengan atlet lainnya. Di Camp Naga Mas, atlet wajib menguasai beberapa cabor mulai kickboxing, tinju, wushu, MMA, dan muaythai. “Kami menampung anak-anak yang memiliki kemauan untuk jadi atlet berprestasi. Ketika menguasai beberapa cabor, saat ada event apapun mereka bisa siap menampilkan kelebihannya. Tapi tetap semua akan diserahkan kepada atlet lebih nyaman mendalami yang mana. Nah, Ibnu ini termasuk istimewa. Dia memiliki kemampuan lebih di semua cabor,” ungkap Subadiyo.

Sebagai pelatih dan seorang ayah, Subadiyo mendukung total karir Ibnu di dunia bela diri. Ia berpesan agar Ibnu disiplin dalam berlatih meskipun Ibnu menguasai beberapa cabor. “Saya menekankan kepada Ibnu pakailah filosofi padi, semakin berisi semakin merendah, dan semakin sopan kepada orang. Gunakan ilmu bela diri di arena untuk bertanding,” tandas Subadiyo. Ia pernah mendapat penghargaan Penggerak Cabang Olahraga Kabupaten Sidoarjo tahun 2021 lalu. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023