Back

Sinergi ITN Malang dan Yayasan Binterbusih: Membuka Akses Pendidikan bagi Generasi Papua

ITN Malang menjalin kerja sama dengan Yayasan Bina Taruna Indonesia Bumi Cendrawasih (Binterbusih).


Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) tidak hanya menjadi perhatian pemerintah daerah dalam hal kerja sama studi lanjut dengan skema beasiswa. ITN Malang juga telah lama menjadi sorotan Yayasan Bina Taruna Indonesia Bumi Cendrawasih (Binterbusih) untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia di Papua, dengan mengirimkan generasi mudanya melanjutkan studi ke jenjang D-3, S-1 bahkan ke depan S-2 dan S-3 di ITN Malang.

Ini terungkap saat dilaksanakannya penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama (NKB) antara Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., PhD dengan Ketua Yayasan Bina Taruna Indonesia Bumi Cendrawasih, Pascalis Abner, SE di Ruang Sidang Rektorat Kampus 1 ITN Malang, Rabu (12/02/2025). Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS), antara Kepala Lembaga Pengembangan Kerjasama dan Usaha (LPKU) ITN Malang, Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST., M.Si.

Kerja sama tersebut terkait kesepakatan penyelenggaraan pendidikan bagi mahasiswa penerima beasiswa YPMAK – Timika dan beasiswa Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang Papua. Dengan ruang lingkup kerja sama salah satunya pada pengembangan pendidikan mahasiswa Papua pada jenjang D-3, S-1, S-2, dan S-3.

Baca juga:Rektor ITN Malang Terima Kunjungan Pj Bupati Timor Tengah Selatan Bahas Peningkatan Kegiatan Kerja Sama

Rektor menyatakan, ITN Malang mendapat kepercayaan dari Yayasan Binterbusih untuk menerima generasi muda Papua studi lanjut. Saat ini ada lima mahasiswa penerima beasiswa dari Binterbusih. Mereka tersebar di beberapa prodi di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP).

Suasana diskusi ITN Malang dengan Yayasan Bina Taruna Indonesia Bumi Cendrawasih (Binterbusih).

“Kami lihat cukup baik prestasinya. Memiliki kemampuan yang baik, tinggal bagaimana didampingi untuk menjadi lebih baik lagi. ITN Malang menyiapkan pola afirmasi dalam pendampingan kepada mahasiswa asal luar Jawa khususnya Papua, untuk meminimalisir gap/ketimpangan. Agar mereka tidak tertinggal kami usahakan pola afirmasi. Sehingga yang dulunya belum bisa mengikuti, sekarang sudah bisa mengikuti bahkan bisa lebih dari teman-temannya,” ujar rektor.

Menurutnya, menjadi tanggung jawab institusi agar mahasiswa asal Papua bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan bisa lulus tepat waktu. Rektor melihat potensi dari generasi muda Papua luar biasa. Namun, perlu diakui masih perlu perjuangan dalam meningkatkan kapasitas SDM anak-anak Papua.

“Kami berkomitmen untuk berkontribusi dalam hal tersebut. Kami akan mengadakan kelas persiapan dan kegiatan lainnya,” lanjutnya.

Yayasan Binterbusih bertujuan membantu dan membentuk generasi muda Papua secara baik, terencana, dan berkesinambungan. Ketua Yayasan Binterbusih, Pascalis Abner dalam sambutannya berharap kelak ketika mahasiswa pulang ke tanah Papua bisa menjadi tuan di rumahnya sendiri.

“Saya yakin tuntutan pekerjaan sekarang minimal 3 koma (IPK). Maka kami berusaha meningkatkan terus kualitas anak-anak kami, jadi ketika mereka pulang bisa menjadi tuan di rumahnya sendiri,” katanya.

Menurut Kepala LPKU ITN Malang, Ardiyanto Maksimilianus, ITN Malang mendapat penghargaan (apresiasi) dari yayasan. Hal ini karena sebelum lima mahasiswa yang saat ini sedang menjalani proses belajar, ternyata ITN Malang sudah pernah meluluskan penerima beasiswa Binterbusih dari Prodi Teknik Sipil.

“Mereka sudah pernah menitipkan anak didiknya yang lulusan IPS ke Teknik Sipil, dan hasilnya memiliki kemampuan bagus. Mereka appreciate ke ITN Malang. Jadi, MoU ini sebagai penguat,” ungkapnya.

Menurut Ardi, Yayasan Binterbusih mengelola pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai tingkat doktor. Dana yang dikelola bersumber dari CSR (Corporate Social Responsibility) berbagai perusahaan, salah satunya PT Freeport Indonesia.

“Kami berkomitmen setiap semester melakukan monitoring terhadap semua kerja sama beasiswa, baik dengan yayasan maupun pemerintah daerah. Kami akan melaporkan hasil monitoring tersebut ke fakultas dan program studi masing-masing,” tegasnya.

Baca juga:ITN Malang Komitmen Dukung Pembangunan Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat Daya

Menurutnya, poin penting yang menjadi kesepahaman bersama adalah ITN Malang bisa menerapkan pola afirmasi dan akselerasi untuk percepatan bagi mahasiswa asal Papua. Hal ini didasari adanya perbedaan karakter pembelajaran di Papua dan Jawa.

“Jadi kami juga berkomitmen menerapkan pola-pola afirmasi untuk mendorong mahasiswa Papua. Nanti akan kami sampaikan ke prodi-prodi, karena masa berlaku beasiswa juga terbatas. Semoga kami bisa menjaga amanat dan kepercayaan yang diberikan ke institusi lewat LPKU,” tandasnya.

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023