Abdurrahim HS Lulusan Terbaik Teknik Industri Desain Alat Perajang Pisang Ergonomis
Abdurrahim HS lulusan terbaik Teknik Industri S-1, Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITN Malang pada wisuda ke-72 periode 2 tahun 2024.
Malang, ITN.AC.ID – Keripik pisang sangat akrab di lidah masyarakat Indonesia. Keripik pisang merupakan olahan dari buah pisang yang diiris tipis-tipis, dibumbui kemudian di goreng. Salah satu industri rumahan yang memproduksi keripik pisang adalah UMKM Indochips Alesha Trimulya, Singosari, Kabupaten Malang. UMKM ini juga memproduksi keripik talas berbahan ubi talas.
Keripik pisang di UMKM tersebut masih diproduksi secara manual dengan alat pengrajang. Untuk merajang pisang para pekerja sering kali terlibat dalam kegiatan yang memerlukan gerakan tangan dengan postur tubuh yang tidak ergonomi. Postur kerja yang tidak ergonomi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti musculoskeletal disorders. Gangguan muskuloskeletal terjadi ketika sering menggunakan atau menyalahgunakan sekelompok otot atau tulang untuk waktu yang lama tanpa istirahat.
Hal ini diungkapkan oleh Abdurrahim HS lulusan terbaik Teknik Industri S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang), pada wisuda ke-72 periode 2 tahun 2024. Pemuda asal Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah ini meraih IPK: 3,65. Pada tugas akhirnya dia melakukan penelitian berjudul “Usulan Perancangan Alat Perajang Pisang Ergonomis Berdasarkan Analisis Postur Tubuh pada Indochips Alesha Trimulya.”
Baca juga:Peserta Trial Class Belajar 3D Printing di Teknik Industri ITN Malang
“Saya melihat usaha produksi keripik pisang di sana kurang ergonomis. Maka, saya membuat rancangan dengan hasil perhitungan ergonomis dari rata-rata ukuran tubuh para pekerjan,” kata Abdurrahim. Menurutnya, dalam sehari empat pekerja secara bergantian merajang pisang secara terus menerus kurang lebih selama 4 jam. Setelah itu pisang direndam dengan bumbu, ditiriskan, dan digoreng.
Proses perajangan pisang di UMKM Indochips Alesha Trimulya untuk dijadikan keripik pisang sebelum adanya desain alat perajang pisang ergonomis.
Pada penelitiannya Abdurrahim HS menggunakan tiga metode. Yakni, metode Nordic Body Map (NBM) untuk mengukur keluhan rasa sakit otot pada tubuh pekerja. Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) untuk mengetahui tingkat bahaya dari postur kerja pada pekerja bagian perajangan pisang di Indochips Alesha Trimulya. Dan metode antropometri untuk mengukur dan menghitung dimensi tubuh para pekerja untuk membuat sebuah usulan rancangan alat perajang pisang yang ergonomi sehingga dapat meminimalisir cedera dan kelelahan saat bekerja.
“Bisanya para pekerja saat merajang pisang yang dikeluhkan adalah pada bagian leher, tangan, paha, dan pinggang,” lanjutnya.
Hasil penelitian dari kuesioner NBM didapat ada dua pekerja yang memiliki tingkat resiko sedang, sehingga diperlukan tindakan dikemudian hari, dan dua pekerja memiliki tingkat resiko tinggi, sehingga diperlukan tindakan segera. Hasil penilaian postur tubuh pekerja pada bagian perajangan pisang dengan metode RULA menunjukkan memiliki keterangan tingkat resiko sedang, penanganan lebih lanjut butuh perubahan. Hasil perhitungan dimensi tubuh dengan metode antropometri menghasilkan sebuah usulan desain rancangan alat perajang pisang ergonomi yang memiliki ukuran tinggi alat 46,27 cm, lebar alat 31,33 cm, dan panjang alat 37,60 cm.
“Desain alat perajang pisang ergonomi ini berbahan stainless steel yang memiliki sifat anti karat, sehingga aman digunakan untuk produk makanan. Setelah adanya usulan rancangan perajang pisang ergonomi nilai RULA memiliki tingkat resiko rendah,” jelasnya, yang dibimbing oleh dosen Dr. Renny Septiari, ST .MT., dan Ir. Thomas Priyasmanu, Mkes.
Baca juga:BPS Campus Tour Ajak Mahasiswa Teknik Industri Pelajari Seluk Beluk Baja
Abdurrahim HS merupakan putra dari pasangan Saipudin HAM, dan Samiati O. Alumnus SMA Negeri 1 Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat ini selama kuliah aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI). (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)