Sigprojag, Buatan Lulusan Terbaik Teknik Informatika Bantu Dinas Merumuskan Kebijakan
Davantio Destama Karni Saputra lulusan terbaik Teknik Informatika S-1, Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITN Malang.
Malang, ITN.AC.ID – Davantio Destama Karni Saputra membuat aplikasi/website Sigprojag, kepanjangan dari Sistem Informasi Pengelompokan dan Pemetaan Lahan Produksi Jagung di Kabupaten Pasuruan. Aplikasi tersebut dibuat untuk membantu dinas pertanian dalam memahami pola, dan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas jagung di Kabupaten Pasuruan.
“Saat ini di Kabupaten Pasuruan informasi pemetaan, dan pengelompokan lahan produksi jagung tiap kecamatan belum tersedia. Padahal memahami pola, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi produktivitas jagung menjadi penting untuk membantu merumuskan kebijakan yang tepat,” kata Davantio.
Davantio merupakan lulusan terbaik Teknik Informatika S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Dengan IPK 3.91 Davantio juga menjadi lulusan terbaik ITN Malang pada wisuda ke-72 periode 2 tahun 2024.
Menurut pemuda asal Pasuruan, Jawa Timur ini dengan informasi pemetaan yang jelas pemerintah akan dapat melakukan perencanaan pertanian secara efektif. Sistem ini diharapkan dapat membantu Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan untuk merumuskan kebijakan sehingga memberikan kontribusi positif bagi pengembangan sektor pertanian jagung.
Baca juga:Keren! Mahasiswa ITN Malang Juara 1 Bug Bounty 2024 Pusdatin, Kemendikbudristek
Kabupaten Pasuruan memiliki potensi besar dalam produksi jagung karena memiliki banyak lahan subur dengan curah hujan cukup tinggi. Untuk mengelompokkan lahan produksi jagung di Pasuruan, Davantio menggunakan variabel luas panen, dan hasil produksi jagung tiap kecamatan per tahun. Sehingga metode K-Means Clustering cocok digunakan karena dapat mengelompokkan data berdasarkan kesamaan variabel dan mengidentifikasi kecamatan dengan produktivitas serupa. Data yang dipakai adalah data lampau mulai tahun 2019 hingga 2023 dari 24 kecamatan.
“Dari 24 kecamatan saya mengelompokkan menjadi tiga klaster, yakni tinggi, rendah, dan sedang. Di dalam aplikasi yang produksinya paling rendah saya beri warna merah, sedang berwarna kuning, dan tinggi berwarna hijau,” jelasnya. Dalam proses skripsinya Davantio dibimbing oleh Karina Auliasari, ST., M.Eng., dan Ahmad Faisol, ST., MT.
Aplikasi Sigprojag untuk membantu dinas pertanian dalam memahami pola, dan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas jagung di Kabupaten Pasuruan.
Pada aplikasi termuat halaman home, dashboard, data kecamatan, clustering, pemetaan, dan user. Dinas bisa login untuk mengisi data atau memperbaharui data produksi, dan klaster. Aplikasi ini juga bisa diakses oleh khalayak umum untuk melihat informasi yang disajikan.
Davantio melakukan perhitungan dari total 120 data. Diperoleh hasil pengelompokan dengan jumlah klaster 1 (produktivitas rendah) = 65 data, klaster 2 (produktivitas sedang) = 42 data dan klaster 3 (produktivitas tinggi) = 13 data. Selanjutnya hasil pengujian perbandingan perhitungan sistem dengan perhitungan yang dilakukan oleh pakar menunjukkan hanya 39.17% data yang sesuai.
Baca juga:Belajar Membuat Game di Teknik Informatika ITN Malang, Yuk!
Menurut alumnus SMKN 1 Purwosari ini, perhitungan atau metode yang dia pakai berbeda dengan yang digunakan oleh dinas. Biasanya dinas memakai luas panen dibagi hasil produksi dengan satuan kg/hektar. Davantio menggunakan metode K-Means Clustering dengan mengelompokkan data berdasar karakteristik yang sama.
“Parameternya kalau jumlah luas panen paling banyak produktivitasnya makin tinggi. Produktivitasnya rendah karena panennya makin sedikit. Saya lihat setiap tahun produktivitas jagung dari klaster tinggi semakin berkurang. Dari semua kecamatan yang konsisten adalah Kecamatan Purwosari, kalau kecamatan lainnya berubah-ubah data produksinya. Kecamatan Purwosari memang luas khususnya untuk lahan pertanian,” beber putra pasangan Sukarni, dan Kateni ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)