Upacara Ngeruwak Karang dan Nyikut Karang Awali Prosesi Pembangunan Pura
Upacara ngeruwak karang dan nyikut karang dilakukan oleh panitia pembangunan pura sebelum pura Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dibangun. Diikuti oleh tenaga pendidik dan kependidikan di lingkungan kampus biru serta alumni, upacara ngeruwak karang secara niskala sebagai upaya merubah status tanah dilakukan sebelum bangunan suci didirikan, Selasa (19/2/19).
Menurut Ir. Ida bagus Suardika, MM., panitia pembangunan pura, tidak mudah mencari hari baik untuk pembangunan tempat ibadah. Untuk menentukan hari diperlukan koordinasi antara panitia dan pemuka agama. “Bulan purnama hari ini merupakan hari baik yang telah dipilih oleh panitia dan tokoh agama, untuk pensucian tanah (merubah status tanah) dari tanah biasa menjadi tempat suci bagi pura yang akan didirikan,” terang Bagus, saat ditemui di lokasi pembangunan pura di kampus II ITN Malang.
Upacara ngeruwak karang ini sekaligus permohonan kepada para bhuta kala agar mereka tidak mengganggu dalam jalannya pembangunan. Dilanjutkan dengan upacara nyikut karang, mengukur secara pasti letak bangunan pelinggih dan luas masing-masing mandala pura. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan telapak kaki (tapak) sebagai pengukuran denah tempat suci.
“Tapak kaki yang diukur menggunakan tapak sesepuh. Mengukur dengan Asta Kosala Kosali dan Asta bumi sebagai pengukuran denah tempat suci. Disini (yang disepuhkan) ya rektor dan ketua yayasan,” jelas Bagus.
Secara bergantian kaki kanan Rektor ITN Malang, Dr.Ir. Lalu Mulyadi, MT., dan Ir.Kartiko Ardi Widodo.MT., Ketua Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional (P2PUTN) diukur. Ini merupakan pedoman dasar tata ukur yang melekat pada setiap karya arsitektur tradisional Bali. Wujudnya bisa menggunakan anatomi tubuh seperti kaki, lengan, dan jari. (me/humas)