Alumni ITN Malang Kupas Manfaat Penggunaan Beton Prategang
PT. Tensindo Kreasi Nusantara, merupakan perusahaan spesialis di bidang konstruksi, terutama di bidang pratekan, atau lebih dikenal dengan nama prategang. Anak perusahaan dari PT. Mitra Struktur Teknologi ini sudah banyak menghasilkan karya, salah satunya ikut berperan dalam pembangunan Jembatan Simpang Susun Semanggi, Jakarta. Perusahaan yang cukup terpandang ini menjadi narasumber dalam Lokakarya Ecive 2019 di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Sekitar 300 mahasiswa Teknik Sipil dari berbagai angkatan tampak antusias memadati auditorium kampus I ITN Malang, Senin (11/3/19). Mengusung tema ‘Konstruksi Indonesia Melangkah ke Masa Depan dengan Penggunaan Beton Prategang’, lokakarya ini menurut Ir. Munasih, MT Sekretaris Prodi Teknik Sipil, mahasiswa perlu menambah wawasan dalam mata kuliah beton prategang. Sehingga tidak hanya faham secara teori, namun juga kenyataan di lapangan. “Beton prategang ini sangat penting dipelajari, karena kedepannya semua (kontruksi) memakai beton prategang. Ini lebih menguntungkan dalam pembangunan karena lebih praktis dan menghemat waktu,” ujarnya.
Dalam lokakarya tersebut, Catur Yudianto menjelaskan, hampir semua metode jembatan memakai beton prategang. Bentuk metode jembatan apapun baik menggunakan lifter, form traveller, dan launcher selalu menggunakan prategang. Beton prategang bisa juga diaplikasikan pada bangunan gedung. Bahkan akan lebih efisien, karena menggunakan kolom dan balok tidak terlalu besar serta jumlah kolom tidak terlalu banyak.
“Begitu juga untuk jembatan. Saya sampaikan (kepada mahasiswa) basic-nya adalah prategang itu sangat perlu untuk jembatan-jembatan khususnya bentang panjang. Memang agak terlambat di Indonesia menggunakan sistem launcher dibanding Singapura, Hongkong, dan Cina. Jadi mahasiswa harus paham ini, karena tidak semua bisa didapatkan dari mata kuliah,” ujarnya yang sekaligus sebagai Owner of MST Group Director Operasion of PT Tensindo Kreasi Nusantara.
Menurut pria alumni ITN Malang ini, dengan menggunakan launcher membuat jembatan akan lebih cepat. Hanya membutuhkan waktu 3-4 hari untuk memasang span. Biasanya segmen dicetak di pabrik, baru kemudian dibawa ke lokasi pemasangan. Dengan mengunakan alat lifter atau launcher sangat berkontribusi untuk mempercepat pemasangan segmen. “Bentuk atau tipe jembatan apapun launcher selalu dibutuhkan,” tuturnya.
Catur juga mengingatkan mahasiswa akan pentingnya kerjasama tim. Dalam suatu proyek tidak hanya ada ilmu sipil, tapi juga ada mesin dan listrik. Ketiga jurusan ini merupakan satu kesatuan. “Civil mengerjakan besi dan pembangunan, mechanical dengan alat-alatnya, sedangkan electrical dengan kelistrikannya,” tandasnya.