LPPM ITN Malang Terjunkan Tenaga Ahli ke Kabupaten Sikka
Bappelitbang Kabupaten Sikka dan LPPM ITN Malang Resmi Jalin MoU, Jumat, (16/8/2019). (Foto: Istimewa)
Peran Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dalam membangun daerah terus diwujudkan. Baru-baru ini giliran Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITN Malang menjalin kerjasama dengan Badan Perencanaan dan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kabupaten Sikka. Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani oleh Adrianus F. Parera, SE,M.Si Kepala Bappelitbang Kabupaten Sikka dan Awan Uji Krismanto ST,MT,Ph.D, Ketua LPPM ITN Malang.
Kabupaten Sikka merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan ibu kota bernama Maumere. Menurut data tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Sikka berjumlah 317.292 jiwa. Kabupaten yang dipimpin oleh Bupati Fransiskus Roberto Diogo, S.Sos ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan. Maka, diperlukan sebuah penelitian untuk menentukan arah kebijakan pembangunan selanjutnya.
“Pemkab Sikka memerlukan tenaga ahli untuk itu (penelitian). Kami (LPPM) diminta melakukan penelitian dan menyusun indeks kebahagiaan, kepuasan masyarakat, dan pelayanan insfrastruktur publik. Tujuannya untuk melihat apakah pemerintah (Sikka) dalam melakukan pembangunan sudah sesuai, mana yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Ini berkaitan dengan keberhasilan Pemkab Sikka dalam menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai bahan pembuat kebijakan,” ungkap Awan Uji Krismanto ST,MT,Ph.D, Ketua LPPM ITN Malang, saat ditemui di ruangannya, Selasa (20/8/19).
Perwakilan Pemkab Sikka sendiri secara khusus telah berkunjung ke ITN Malang pada hari Jumat, (16/8/2019) yang lalu untuk penandatanganan nota kesepahaman. Rekam jejak ITN Malang dalam membantu penataan kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi landasan Pemkab Sikka menggandeng ITN Malang. “Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITN Malang selama ini sudah banyak membantu tata kota di NTB dan NTT. Mereka (pemkab) sangat puas atas kinerja ITN Malang,” tambah Awan.
Usai penandatangan MoU, acara dilanjutkan dengan diskusi mengenai penelitian yang ada di ITN Malang. Ada dua penelitian yang menarik perhatian Bappelitbang Kabupaten Sikka, yakni desalinasi dan pengolahan limbah ikan. Mengingat beberapa desa di Kabupaten Sikka masih bergantung pada air hujan sebagai air bersih.
“Mereka sangat antusias saat kami bercerita mengenai desalinasi air laut menjadi air tawar, karena menurut mereka ada tujuh desa yang jauh (dari sumber mata air) dan bergantung pada air hujan untuk air bersih. Selain itu pengolahan limbah ikan bisa menjadi pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Sikka,” beber alumnus The University of Queensland Australia ini.
Awan berharap, ITN Malang sebagai akadmisi bisa berkontribusi lebih kepada masyarakat khususnya Kabupaten Sikka yang belum terjangkau fasilitas. Dengan melibatkan masyarakat kegiatan bisa diajukan sebagai program abdimas dan penelitian. Pemberdayaan masyarakat juga sesuai dan sejalan dengan visi misi Bupati Kabupaten Sikka terhadap pengadaan fasilitas primer.
“Dalam waktu dekat kami akan diundang ke sana (Sikka) untuk presentasi mengenai pengolahan air bersih secara mandiri. Kami akan konsep dengan berbasis energi terbarukan seperti energi surya (sinar matahari),” tandasnya. (mer/humas)