ITN Malang Garap Master Plan Wisata Edufarm Kedok Ombo, Gunungrejo, Singosari
ITN Malang bekerjasama dengan IAP Jawa Timur membuat Master Plan Wisata Edufarm Kedok Ombo. Ki-ka: Mohammad Reza ST MURP, dan Antonio Heltra Pradana ST MURP (dosen PWK ITN Malang), Ketua LPPM Awan Uji Krismanto ST MT PhD, Ketua II IAP Jawa Timur Firman Afrianto, Wakil Rektor 3 Ir. Fourry Handoko, ST SS MT Ph.D IPU, Wakil Rektor I Dr F Yudi Limpraptono ST MT, Kepala Desa Gunungrejo Samsul Hadi, ST dan anggota Bumdes. (Foto: Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Desa Gunungrejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang sebentar lagi akan memiliki Wisata Edufarm. Kabar ini menyusul rampungnya master plan Wisata Edufarm Kedok Ombo yang dikerjakan oleh Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITN Malang, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITN Malang, yang bekerjasama dengan Ikatan Ahli Perencana (IAP) Jawa Timur.
Masterplan Wisata Edufarm Kedok Ombo dan Profil Desa Gunungrejo diserahkan langsung oleh ITN Malang kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Gunungrejo, di Ruang Rapat Rektorium Kampus 1 ITN Malang pada Jumat (25/6/2021). Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Rektor I ITN Malang, Dr F Yudi Limpraptono ST MT, Wakil Rektor 3 ITN Malang Ir. Fourry Handoko, ST,SS,MT,Ph.D,IPU., dan Ketua II IAP Jawa Timur, Firman Afrianto.
Menurut Ketua LPPM, Awan Uji Krismanto ST., MT., PhD., masterplan Wisata Edufarm Kedok Ombo terwujud dari permintaan Desa Gunungrejo kepada ITN Malang untuk membuatkan profil desa dan memetakan potensi desa. Dari sinilah ditemukan potensi wisata berbasis agricultural, alam, dan budaya. Serta adanya industri kecil menengah, usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan kuliner. Posisi Desa Gunungrejo yang berdekatan dengan Kota Malang memungkinkan dikembangkannya konsep ekowisata berbasis edufarm (wisata alam/wisata pendidikan).
“Dari sini nanti pembangunan Desa Gunungrejo bisa mengacu pada master plan, sehingga ada sinergi dengan daerah-daerah di sekitarnya. Nanti, dari LPPM ITN Malang akan mengirimkan dosen dan mahasiswa untuk membantu merealisasikan (master plan). Kami ingin meningkatkan perekonomian masyarakat di sana,” kata Awan.
Master plan Wisata Edufarm Kedok Ombo kedepannya diharapkan bisa menjadi pilot project bagi desa-desa yang berada di Malang Raya. Apalagi menurut Awan, ITN Malang sebagai institusi pendidikan mempunyai Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Lingkungan, Arsitek dan lain-lain. ITN Malang bisa membantu dalam perencanaan, agar tujuan pembangunan desa terarah selaras dengan visi misi desa. Dimana ada heritage, tradisi dan budaya yang harus difasilitasi.
“Seperti halnya desa-desa di Malang selatan banyak memiliki potensi, namun belum mempunyai master plan dalam perencanaan pengembangan desa. Sebenarnya banyak permintaan kepada kami (ITN Malang) dari beberapa desa di Malang Raya. Nanti dari LPPM akan menyerahkan ke tim, desa-desa mana saja yang memiliki potensi yang dipetakan. Sehingga desa lebih tertata potensinya serta tidak kalah dengan perkembangan teknologi,” beber alumnus The University of Queensland Australia ini.
Memakan waktu circa empat bulan untuk menggarap master plan Wisata Edufarm Kedok Ombo. Rencananya wisata pertanian ini akan didirikan di atas tanah bengkok seluas 7.000 meter persegi. Merupakan komitmen Kampus biru dalam pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Maka, LPPM ITN Malang juga mengandeng IAP Jawa Timur.
Baca juga: Kerjasama FTSP Angkat Potensi Desa Tumpakrejo Gedangan Malang
Ketua tim pelaksana, Mohammad Reza, ST., MURP menambahkan, IAP merupakan lembaga yang mengurusi perencanaan di Indonesia penting untuk ikut berkolaborasi. Sebagai tenaga ahli IAP ikut merencanakan, memetakan, dan mendesain master plan yang akan dibuat. “Selama ini desa wisata belum banyak digarap oleh pemerintah desa. Dengan adanya kolaborasi antara LPPM dan IAP Jawa Timur kami bisa memberikan masukan inovasi kepada pemerintah desa,” ujar Reza.
Resa berharap kedepannya ITN Malang bisa berkolaborasi lebih dengan IAP Jawa Timur dan badan usaha milik desa (atau diakronimkan menjadi Bumdes) yang ada di Kabupaten Malang dan kabupaten-kabupaten di wilayah Jawa Timur. “Sebenarnya ini inovasi, langkah maju untuk akademisi bisa terlibat lebih jauh dalam pembangunan desa,” kata dosen PWK ITN Malang ini.
Keinginan ITN Malang untuk ikut serta dalam pengembangan desa ditanggapi oleh Ketua II IAP Jawa Timur, Firman Afrianto. Menurut Firman, master plan Wisata Edufarm Kedok Ombo sebagai langkah awal peran serta akademisi dan praktisi dalam pembangunan desa. Karena, kedepannya kawasan pedesaan di Indonesia akan dibuatkan rencana tata ruang sendiri.
“Sementara ini kan yang lagi ngetrend RTRW wilayah kabupaten dan kota. RDTR untuk kawasan perkotaan. Nanti akan digodok RDTR untuk kawasan pedesaan. Jadi, nanti tiap desa akan mempunyai tata ruangnya masing-masing. Untuk kontribusi kami dari IAP Jawa Timur memberikan masukan-masukan terkait profesionalisme kami dalam merencanakan,” jelas Firman.
Dalam kesempatan ini Kepala Desa Gunungrejo, Samsul Hadi, ST yang datang bersama Bungdes Desa Gunungrejo mengucapkan terimakasih atas bantuan ITN Malang dalam pembuatan profil desa serta master plan Wisata Edukasi Kedok Ombo. Master plan ini juga menjawab keinginan Bupati Malang agar setiap desa di wilayah Kabupaten Malang memiliki plane Wisata Edufarm Kedok Ombo termuat desain café sawah, area pertanian/perkebunan, kincir angin, kolam renang, taman, gedung pameran, amphitheater yang dilengkapi dengan kios kuliner, gedung perlengkapan dan pembelanjaan serta lain-lain.
“Master plan nantinya sebagai bahan acuan Desa Gunungrejo untuk pembangunan Wisata Kedok Ombo dan pembangunan desa pada umumnya, untuk menuju desa yang mandiri dan berdaulat,” tandas Samsul. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)