Lulusan Terbaik Teknik Lingkungan Angkat Permasalahan Daerah Sikka
Katharina Sulistia Siga Juang, lulusan terbaik Teknik Lingkungan S-1 ITN Malang pada wisuda ke-66 periode II tahun 2021. (Foto: Yanuar/humas)
Malang, ITN.AC.ID – Bisa dibayangkan ketika stok air bersih terbatas? Padahal kebutuhan penggunaan air bersih bagi masyarakat sangat banyak. Selain untuk kebutuhan rumah tangga, juga untuk perkantoran, dan industri. Keterbatasan stok air bersih juga dialami oleh masyarakat di Kabupaten Sikka yang masuk zona satu, dan merupakan daerah layanan Perumda Air Minum Wair Puan Kabupaten Sikka.
Menurut Katharina Sulistia Siga Juang, pelayanan air bersih yang diperoleh penduduk zona satu di Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka belum mencapai 24 jam. Warga hanya mendapatkan pembagian air rata-rata 3 sampai 4 jam dalam sehari. Selain itu, masih terdapat warga yang mengeluh karena pemenuhan akan air bersih yang terbatas akibat dari sering terjadinya kerusakan jaringan perpipaan.
“Air bersih merupakan kebutuhan dasar. Namun sayangnya, di wilayah zona satu sumber air bersih terbatas. Meskipun pembagian airnya tidak sesuai. Selama ini masyarakat di sana sudah cukup bersyukur. Rumah mereka dapat teraliri 5 sampai 6 jam sudah cukup puas. Sebenarnya peraturannya sendiri air dari Perumda harus mengalir 24 jam secara terus-menerus,” ujar Sulis akrab disapa saat ditemui di Ruang Humas ITN Malang beberapa waktu lalu.
Sulis merupakan lulusan terbaik Teknik Lingkungan S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dengan IPK 3,66. Ia ikut diwisuda pada wisuda ke-66 periode II tahun 2021. Sulis merasa terpanggil dan termotivasi untuk mencari penyebab air bersih di Kabupaten Sikka. Permasalahan tersebut diangkat dalam judul skripsi “Upaya Peningkatan Pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum di Zona I Perumda Air Minum Wair Puan Kabupaten Sikka”.
“Melihat kondisi di daerah saya Sikka, saya jadi termotivasi. Saya ingin mengetahui penyebab keterbatasan air bersih di sana,” kata Sulis yang merupakan putra daerah kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari pasangan Sirilus Singa Juang dan Anastasia Yohanista.
Baca juga : ITN Malang Dampingi Pemkab Sikka Terkait Pinjaman Daerah Rp 216 M
Wisudawan asal Maumere, Sikka ini menganalisis dan mengevaluasi kebutuhan dan ketersediaan sumber air, unit produksi air baku, dan analisis jaringan transmisi dan distribusi. Analisis dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui kondisi dan permasalahan eksisting sistem penyediaan air minum sebagai dasar peningkatan pelayanan.
Berdasarkan hasil evaluasi sistem penyediaan air minum, terdapat beberapa permasalahan. Yaitu, penurunan debit produksi, tingginya tekanan air dalam pipa distribusi, dan kecepatan aliran air yang rendah pada pipa distribusi.
Baca juga : Dosen Teknik Lingkungan ITN Malang Ungkap Potensi Kampung Kota Malang
“Jadi strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), adalah penambahan sumber air baku alternatif, peningkatan sarana dan prasarana unit produksi, dan perbaikan jaringan distribusi,” tandasnya. Melalui analisis ini diharapkan dapat membantu perkembangan pembangunan dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat di tanah kelahirannya. (me/Humas ITN Malang)