Wali Kota Malang: ITN Malang Kampus Bhinneka Tunggal Ika
Kebersamaan. Ki-ka: Prof Dr Eng Ir I Made Wartana MT, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang dr Putu Moda Arsana, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana, Ketua Yayasan P2PUTN Ir Kartiko Ardi Widodo MT, dan Ketua FKUB Kota Malang Drs H Ahmad Taufik Kusuma. (Foto: Yanuar/Humas)
Malang, ITN.AC.ID – Pura Astawinayaka menjadi tuan rumah silaturahmi kerukunan antar umat beragama Kota Malang. Pura yang berada di lingkungan Kampus 2 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang keberadaannya kian diketahui, tidak hanya bagi umat Hindu, namun juga umat beragama lain. Bahkan Pura Astawinayaka menjadi lokasi pertama yang dikunjungi oleh Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji. Dalam silaturahmi dan berdialog bersama umat Hindu Kota Malang dan anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) ini juga dihadiri Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko, dan Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika, Senin (25/10/2021).
Silaturahmi kerukunan antar umat beragama merupakan tindak lanjut program pemerintah pusat yang mencanangkan tahun 2022 sebagai tahun toleransi beragama. Hal tersebut juga sesuai dengan misi ketiga Kota Malang untuk mewujudkan kota yang rukun dan toleran berasaskan keberagaman dan keberpihakan terhadap masyarakat rentan dan gender.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji, menyampaikan terimakasih kepada umat Hindu, yang telah menerima kunjungan wali kota beserta rombongan untuk berdialog. Sutiaji juga memberi apresiasi kepada ITN Malang, karena telah mendirikan tempat ibadah pura yang berdampingan dengan gereja dan masjid.
“ITN Malang kampus Bhinneka Tunggal Ika, bukan omong kosong, tapi bentuk nyata. Di Kota Malang, ada bangunan masjid berdampingan dengan bangunan gereja. Tapi disini, justru ada pura yang berdampingan dengan dua tempat ibadah lainnya dalam satu area kampus. Sesungguhnya kalau kita rangkai, maka inilah yang menjadi kekuatan bangsa kita,” kata Sutiaji.
Sutiaji mengingatkan, bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, akan selalu membutuhkan satu dengan yang lainnya. Maka, wali kota beserta rombongan datang bersilaturahmi ke umat Hindu, Kristen, Katolik, Budha, Konghucu dan lainnya. “Kita harus selalu hidup berdampingan, bersama, merangkul, dan rukun,” ucapnya.
Sementara itu Ketua Yayasan P2PUTN (Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi), Ir Kartiko Ardi Widodo MT, menyatakan rasa syukur atas apresiasi Pemerintah Daerah Kota Malang kepada ITN Malang. Dimana ITN Malang telah membentuk sebuah kawasan yang di dalamnya berdirinya beberapa tempat ibadah untuk menjaga kerukunan umat beragama.
Baca juga : Piodalan Sucikan Kembali Satu Tahun Pura Astawinayaka ITN Malang
“Kami bersyukur ITN Malang mendapat apresiasi dari Wali Kota Malang. Mengingat, perjuangan membentuk suatu kawasan yang dapat mengkoordinir kerukunan umat beragama tidaklah mudah. Kami juga harus memahamkan kepada lingkungan termasuk untuk mendapatkan izin mendirikan bangunan dan berkoordinasi dengan lingkungan sekitar,” kata Kartiko saat ditemui usai acara.
Dikatakan Kartiko, ITN Malang telah memiliki tiga tempat ibadah, yakni pura, kapel, dan masjid yang lokasinya saling berdekatan. Tempat ibadah tersebut diperuntukkan untuk civitas akademika ITN Malang, termasuk mahasiswa serta masyarakat sekitar kampus. Rencana awalnya ITN Malang akan mendirikan semua tempat ibadah, namun tetap menyesuaikan dengan kebutuhan civitas.
“Kami tetap melihat kebutuhan mahasiswa. Untuk tempat peribadatan lainnya kami lihat mahasiswanya masih sedikit, nantinya kalau memang memungkinkan bisa kesana (dibangun),” ujarnya.
Di lokasi yang sama, Prof Dr Eng Ir I Made Wartana MT Ketua Pengurus Pura Astawinayaka juga menyampaikan, salah satu program Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) adalah menciptakan sikap toleransi beragama. Banyak cara untuk menumbuhkan sikap toleransi. Seperti dengan menerima perbedaan, membangun rasa saling percaya kepada sesama manusia, mengedepankan persamaan daripada perbedaan, dengan tidak saling menjelekkan.
Baca juga : Kapel St Thomas Aquinas ITN Malang Gelar Pekan Suci Paskah 2021
“Toleransi beragama (itu) sederhana. Kita beragama sesuai takarannya, tidak ekstrim. Tidak mudah terhasut dengan kata-kata atau berita yang menghasut, yang mudah memecah belah. Mudah-mudahan dengan begitu akan tercipta kedamaian dan kerukunan. Kami di Hindu diajari bahwa kita adalah bersaudara. Kita adalah satu, kalau satu tersakiti maka yang lain akan ikut sakit, jangan membunuh apalagi menyakiti orang lain. Terakhir, mari kita ciptakan kedamaian mudah-mudahan nilai ini akan menciptakan moderasi beragama. Sehingga Kota Malang yang sudah terkenal rukun akan terus terjaga rukunnya,” jelas Made yang juga panitia silaturahmi kerukunan antar umat beragama. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)