Visiting Lecturer UTHM Malaysia Ajarkan Architectural Design Process
Dr. Izudinshah bin Abdul Wahab, Head of Architecture Department FKAAB, Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) (dua dari atas) ketika memberi kuliah tamu kepada mahasiswa Arsitektur ITN Malang. (Foto: Tangkapan layar zoom meeting)
Malang, ITN.AC.ID – Architectural Design Proces menjadi bahasan menarik bagi mahasiswa Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Mereka belajar tahapan dalam desain proses dari ahlinya, yakni Dr. Izudinshah bin Abdul Wahab, Head of Architecture Department FKAAB, Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) beberapa waktu lalu.
Visiting lecturer UTHM yang diadakan melalui zoom meeting ini melibatkan kurang lebih 150 mahasiswa Arsitektur ITN Malang yang sedang mengambil mata kuliah Perancangan Arsitektur, dan Konsep Skripsi di semester tujuh. Dan juga diikuti oleh para dosen, dan kalangan umum dari luar ITN Malang.
Menurut Prof. Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT., dosen Arsitektur ITN Malang, kegiatan kuliah tamu merupakan implementasi dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), serta MoU antara ITN Malang dan UTHM. Dimana mahasiswa dan dosen bisa berkegiatan di luar kampus dengan menggandeng kampus lain.
“Kuliah tamu ini juga merupakan implementasi dari MoU antara ITN dan UTHM beberapa waktu lalu. Semoga tidak putus (kerjasama). Mudah-mudahan ilmu yang akan disampaikan Pak Izudin bisa diserap oleh mahasiswa ITN Malang,” ujar Prof Lalu.
Hal senada disampaikan oleh Kaprodi Arsitektur ITN Malang, Ir. Suryo Tri Harjanto, MT. Menurut Suryo, Prodi Arsitektur ITN Malang dalam menjalankan MBKM membuka diri bekerjasama dengan pihak lain. Apalagi, selama ini desain proses dalam perancangan arsitektur sering dibicarakan. “Dengan semakin berkembangnya pengetahuan yang berkaitan dengan arsitektur, berkembangnya budaya, informasi, dan pola pikir. Maka desain proses tidak akan lekang oleh waktu untuk dibahas,” kata Suryo.
Dalam materinya, Dr. Izudinshah bin Abdul Wahab, mengawali bahasannya dengan tahapan desain proses. Seperti pre design phase, schematic design phase, design development, serta ditambah construction document phase, building approval phase, dan construction phase. Dalam schematic design phase ada concept.
Menurut Izudin, pada beberapa arsitek yang mengatakan konsep tidak begitu penting, karena tidak semua klien akan menanyakan konsep bangunan. Namun, menurut pengalamannya, konsep harus tetap dipersiapkan oleh seorang arsitek.
“Ada orang mengatakan, konsep tidak begitu penting. Tapi menurut pengalaman saya secara pribadi, konsep tetap penting. Saya pernah dihadapkan dalam suatu situasi, dimana tiba-tiba dalam suatu proses pembangunan saya ditanya konsep bangunan. Maka, saya menyarankan kepada mahasiswa, meskipun secara ringkas konsep tetap harus dibuat. Agar kalian tidak merasa malu kalau tiba-tiba ditanya,” ujarnya.
Baca juga : Mesin Grinder Jamu Buatan Dosen ITN Malang, Bantu Tingkatkan Pendapatan Warga Desa Gunungrejo, Malang
Izudin melanjutkan, saat proses untuk mendapatkan informasi ada tiga category of project information sources. Yakni, design brief, building typology, dan site analysis. Pada site analysis Izudin kerap mendapati mahasiswa apabila diminta untuk turun ke tapak untuk membuat site analysis, mereka melakukan tidak dalam struktur yang baik. Maka, untuk panduan, site analysis bisa dibagi dalam tiga aspek. Yakni, environmental, social dan economy.
“Tiga aspek ini dikaji di tapak untuk mendukung sustainability. Kalau ketiganya sudah terpenuhi barulah bisa bangunan tersebut dikatakan sustainability yang bersifat lestari. Kalau bangunan hanya menerapkan aspek environmental, tanpa aspek sosial, dan ekonomi, maka bangunan belum bisa dikatakan sustainable,” jelasnya. (me/Humas ITN Malang)