Berkah Kurban, ITN Malang Salurkan Daging Kurban ke Civitas Akademika dan Lingkungan
Penanggung jawab lapangan, Sudiro, ST, MT, saat menjelaskan kegiatan kurban di ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Guyup rukun terlihat di sisi Kampus 2 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Panitia kurban Iduladha secara gotong royong memotong, dan mengemas daging kurban ke dalam kantong plastik ecoplas yang ramah lingkungan. ITN Malang ikut menyemarakkan Iduladha 2022 dengan menyembelih hewan kurban empat ekor sapi, dan lima ekor kambing. Jumlah ini lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Mengangkat tema Berbagi Berkah Bersama untuk Sesama, penyembelihan hewan kurban melibatkan civitas akademika ITN Malang (dosen, staf, dan mahasiswa), tim dokter hewan Universitas Brawijaya (UB), dan tim penyembelihan yang ahli di bidangnya dari luar kampus. Kurang lebih ada sekitar 70 panitia yang ikut terlibat di lokasi penyembelihan di Kampus 2 ITN Malang, Jalan Raya Karanglo Km 2, Malang, Minggu (10/7/2022).
Ketua Pelaksana Iduladha ITN Malang 2022, Sumanto, S.Pd, M.Si, mengatakan, kegiatan rutin yang diadakan tiap tahun ini diharapkan membawa berkah untuk ITN Malang, dan masyarakat sekitar kampus. Daging kurban selain dibagikan kepada dosen, staf, juga dibagikan kepada masyarakat sekitar kampus 1, dan kampus 2.
“Kami sudah mendapatkan berbagai kenikmatan yang tidak bisa dinilai dengan apapun. Sebagai rasa syukur atas kenikmatan tersebut, maka kami (keluarga ITN Malang) menyalurkan (kurban) kepada yang membutuhkan. Tidak semua orang bisa tiap hari makan daging. Dengan berbagi jiwa sosial lebih terbentuk, dan berkembang. Sehingga kami lebih peduli kepada sesama. Harapannya (berbagi) tidak hanya dihari ini saja, tapi juga di hari-hari lain,” jelas Sumanto saat ditemui di lokasi penyembelihan.
Baca juga : Hindari Sapi Kurban Lepas, Sekarang bisa Pakai Alat Perebah Hewan Kurban
Selain dari ITN Malang dan Yayasan P2PUTN, hewan kurban juga berasal dari patungan dosen, staf, alumni, dan masyarakat. Panitia sudah menyiapkan sekitar 500 kantong plastik ecoplas yang ramah lingkungan. Pendistribusiannya sendiri akan dilakukan di kampus 1, dan kampus 2 ITN Malang secara bersamaan.
Penanggung jawab lapangan, Sudiro, ST, MT mengatakan, panitia sangat selektif dalam memperhatikan kesehatan hewan kurban. Mengingat saat ini sedang merebak penyakit mulut, dan kuku (PMK) khususnya pada sapi. “Kami mulai dari proses pembelian hewan sangat hati-hati. Kami membelinya di Petungsewu lengkap dengan surat keterangan sehat. Nanti, setelah disembelih daging juga diperiksa oleh tim dokter untuk memastikan daging sehat. Jadi, yang kami berikan ke masyarakat benar-benar daging kurban baik, dan sehat,” beber Sudiro yang juga dosen Teknik Lingkungan S-1 ITN Malang ini.
Untuk memastikan daging kurban baik, dan sehat tim dosen dari UB turut dilibatkan. Ketua tim dokter hewan untuk ITN Malang, Dr. drh. Gretania Residiwati, M.Si mengatakan, hewan kurban dilihat dari sisi religius, dan klinis. Hasilnya, semua hewan kurban ITN Malang sehat, dan layak kurban.
“Semua sehat. Kami sudah memeriksa fisik mulai wajah, hingga kaki. Hewan juga sudah cukup umur. Kalau dari sisi religius tanduknya sempurna. Kambing juga sudah berganti giginya. Tidak ada cacat,” kata Dokter Resi akrab disapa.
Dokter Resi, dan tim melakukan pengecekan hewan kurban antemortem (sebelum ternak disembelih) dan postmortem (pemeriksaan ternak setelah disembelih). Antemortem meliputi pemeriksaan perilaku dan pemeriksaan fisik. Sementara postmortem pemeriksaan kesehatan jeroan, dan karkas setelah disembelih. “Alhamdulillah dari hasil pemeriksaan, hewan kurban di ITN Malang tidak ada gejala PMK. Semua sehat,” tegasnya.
Baca juga : Panitia Natal ITN Malang Serahkan 200 Paket Perlengkapan Safety, dan Sembako ke Semeru
Menurut Dokter Resi, untuk pemeriksaan hewan kurban sebaiknya dilaksanakan 12 jam sebelum penyembelihan. Khawatirnya kalau lebih dari 12 jam saat transportasi hewan bisa terpapar PMK. Dokter Resi juga menghimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir menerima daging kurban. Karena menurut research, PMK tidak menular ke manusia, tapi menular ke hewan lainnya.
“Agar lebih aman, daging bisa dimasak selama 30 menit dengan suhu minimal 80 derajat. Dengan begitu bakteri dan virus akan mati,” terang Dosen FKH UB ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)