Adakan Pelatihan POC dan Briket dari Limbah Jeruk Kegiatan PHP2D Dihadari WR 3 ITN Malang
Wakil Rektor III ITN Malang Ir. Fourry Handoko, ST SS MT Ph.D IPU, (kiri) bersama Wakil Dekan III FTI, Drs. Sumanto, M.Si saat mengikuti kegiatan PHP2D di Balai Desa Panggungrejo, Kecamatan Gondanglegi, Malang, Minggu (03/10/2021). (Foto: Mita/humas)
Malang, ITN.AC.ID – Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) 2021 Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mendapat support dari institusi. Terlihat Wakil Rektor III Ir. Fourry Handoko, ST SS MT Ph.D IPU, bersama Wakil Dekan III FTI, Drs. Sumanto, M.Si mengunjungi kegiatan PHP2D di Balai Desa Panggungrejo, Kecamatan Gondanglegi, Malang, Minggu (03/10/2021). Program PHP2D merupakan implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Belmawa Ditjen Dikti Kemendikbud Tahun 2021.
WR III ITN Malang, Ir. Fourry Handoko, ST SS MT Ph.D IPU menyatakan, mahasiswa Teknik Kimia ITN Malang terlihat sudah baik dan siap dalam menjalankan rangkaian kegiatan PHP2D. Ini terlihat dari penyelenggaraan kegiatan yang disiapkan secara matang. Tidak hanya konsep kegiatan, namun juga manajemen serta pengelolaan keuangan dari hibah yang diterima. Apalagi kegiatan melibatkan warga setempat dari berbagai kalangan.
“Kami melihat, mahasiswa sudah siap dalam kegiatan PHP2D. Baik secara fisik, maupun knowledge. Bahkan secara pengelolaan keuangan juga baik dari hibah yang didapat. Dari informasi, mereka (mahasiswa) bisa transfer knowledge kepada banyak penduduk maupun organisasi. Bahkan organisasi kependidikan yang ada di desa ini. Programnya bagus, kami lihat yang dihasilkan juga real produk. Semoga bisa mensupport salah satu upaya peningkatan ekonomi desa,” kata Fourry saat ditemui di sela-sela kegiatan PHP2D.
Fourry terlihat antusias saat melihat kegiatan pembuatan pupuk organik cair (POC) dari limbah jeruk, dan pembuatan briket/arang dari kulit jeruk dan ampas tebu. Bahkan ia mengikuti sampai pertengahan sesi kegiatan.
Menurut Ketua Tim PHP2D Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia ITN Malang, Zabilla Wulandayani, pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) dan pembuatan briket/arang memanfaatkan limbah setempat. POC dibuat dari limbah jeruk, sedangkan briket memanfaatkan limbah kulit jeruk atau limbah ampas tebu. Pasalnya Desa Panggungrejo merupakan penghasil buah jeruk dan tanaman tebu.
“Kami mencoba memanfaatkan limbah buah jeruk sekaligus edukasi kepada masyarakat akan pentingnya POC sebagai pengganti pupuk kimia bagi tanaman sayuran. Sedangkan bio briket dari kulit jeruk atau ampas tebu sebagai energi alternatif yang tidak menghasilkan polusi udara dalam pemanfaatannya (pembakaran),” ujar Billa akrab disapa.
Baca juga : Berangkat ke Panggungrejo, Tim PHP2D Teknik Kimia ITN Malang Siap Pemberdayaan Masyarakat
Desa Panggungrejo sebagian besar petaninya selain petani jeruk juga petani tebu. Batang tebu selain dibawa ke pabrik gula, juga diambil sarinya untuk minuman. Sisa ampas tebu ini biasanya hanya dibakar begitu saja. “Nah, dari pada hanya dibakar kan bisa kita manfaatkan untuk briket. Teknologi ini yang kami coba kenalkan ke warga. Kami kombinasi dengan kulit jeruk, atau bisa juga diganti dengan sekam padi,” lanjutnya.
Antusiasme warga terlihat ketika satu persatu mereka datang memenuhi aula Balai Desa Panggungrejo. Tidak hanya anggota karang taruna dan kelompok tani saja, namun ibu-ibu dari kader PKK juga tidak ketinggalan. Untuk meratakan peserta dari 17 RT di Desa Panggungrejo, maka tiap RT mengirimkan dua orang delegasi. Dengan adanya perwakilan ini, diharapkan nantinya bisa melatih di organisasinya atau dimasing-masing RT.
“Kami juga sudah diminta untuk mem-follow up kegiatan di masing-masing komunitas. Karena kalau pelatihan bersama seperti ini biasanya ada yang kurang faham, peserta takut atau malu bertanya. Rencananya pelatihan kedua akan kami adakan di rumah warga agar lebih intensif. Sekaligus agar kami lebih mengenal warga juga,” kata mahasiswa asal Lombok ini.
Dari pelatihan PHP2D, maka akan menghasilkan produk. Untuk itu tim PHP2D Kampus Biru juga akan mengajarkan pemasaran dari produk tersebut dengan metode pemasaran online dan offline. Sehingga kelak diharapkan dapat menaikkan tingkat perekonomian warga setempat.
“Kalau online mungkin bisa dari platform pemasaran atau lewat media sosial seperti Instagram. Nah, gols dari kegiatan ini insyaallah warga akan berencana mendirikan UMKM sendiri. Nanti, setelah program usai kami bisa memonitoring dari UMKM-nya,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)