ITN Malang Bersama Lima Universitas dan PT Wijaya Karya Sepakat Kembangkan Program Studi EBT
Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE., SMIEEE, MIET (tengah baju kuning), bersama lima rektor dari berbagai universitas usai penandatanganan MoU pembentukan program studi EBT. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang bersama lima perguruan tinggi dari berbagai provinsi melakukan pertemuan, dan sepakat menjalin kerjasama, dan pengembangan program studi baru dengan fokus pada energi baru terbarukan (EBT). Kegiatan ini juga dilakukan bersama PT Wijaya Karya (PT Wika) Tbk.
Saat ini, ITN Malang merupakan perguruan tinggi pertama di Pulau Jawa yang telah membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas sebesar 0.5 MWp/500 KWp. Pembangunan PLTS tersebut sebagai wujud link and match antara perguruan tinggi, dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Kegiatan focus group discussion (FGD) yang difasilitasi oleh PT Wijaya Karya, Tbk, dibuka oleh Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti, Kemdikbudristek, Dr. Lukman, ST, MT. Lukman mengatakan bahwa program studi dengan fokus EBT dapat berkesinambungan, dan dapat bersaing dengan prodi lainnya. Sebab tenaga terampil dan ahli dalam bidang EBT sangat dibutuhkan. Saat ini, program studi yang fokus pada EBT adalah Prodi Teknik Sistem Energi (TSE) yang dikembangkan di Itera sejak 2018.
“Kami berharap agar program studi dengan fokus EBT dapat dipersiapkan secara matang dan memberikan manfaat luas. Pemerintah melalui kemdikbudristek akan memfasilitasi untuk mengembangkannya,” kata Lukman, di Aula Gedung Kuliah Umum Itera pada awal Agustus 2022 lalu.
Baca juga : ITN Malang Kembangkan Pusat Riset dan Inovasi Teknologi
Kesempatan yang sama, Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE., SMIEEE, MIET menyampaikan bahwa ITN Malang telah mengembangkan EBT melalui riset-riset para dosen dan mahasiswa. Beberapa hasilnya sudah dimanfaatkan oleh masyarakat, dan sudah dikomersialkan secara terbatas. Serta, telah mendapatkan paten dari Direktorat Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM RI.
Menurut Prof Lomi akrab disapa, Prodi Teknik Elektro ITN Malang memiliki laboratorium riset khusus energi baru dan terbarukan. Tim riset sudah melakukan riset dalam bidang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik bertenaga angin (PLTB), pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga bioenergi (PLTBio), dan PLT Sampah.
“Pusat Riset dan Inovasi Teknologi ITN Malang juga melaksanakan workshop/pelatihan dalam bidang-bidang yang berfokus pada EBT. Kami mengundang para lulusan teknik elektro, teknik sistem energi untuk meningkatkan pengetahuannya di bidang EBT pada Program Studi Magister Teknik Elektro ITN Malang yang sebentar lagi akan kami buka pada semester ganjil 2022/2023,” tutur Prof Lomi.
Dalam momen FGD yang diikuti oleh para rektor dari lima perguruan tinggi tersebut juga melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) bersama dengan PT Wijaya Karya, Tbk. Harapannya, prodi baru tersebut ikut melahirkan sarjana yang memiliki kompetensi dalam bidang EBT. Sehingga bisa ikut membantu mengatasi persoalan krisis energi di Indonesia akibat ketergantungan penggunaan energi fosil. Selanjutnya prodi yang telah bersepakat akan membentuk dan menggunakan nomenklatur (penamaan yang dipakai dalam bidang atau ilmu tertentu) yang sama dengan Prodi Teknik Sistem Energi, Itera.
Baca juga : Dies Natalis ke-53 ITN Malang Resmikan PLTS Skala Kampus Terbesar di Pulau Jawa, dan Tiga Tempat Ibadah
Selain ITN Malang perguruan tinggi lainnya yang melakukan MoU adalah Institut Teknologi Sumatera (Itera), Universitas Tanjungpura Pontianak, Universitas Negeri Manado, Universitas HKBP Nommensen Medan, Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)