Fenomena Flexing, Moeldoko: Jangan Suka Pamer Kekayaan
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P. saat di resmikan PLTS ITN Malang, di kampus 2, Kamis (24/3/2022). (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Maraknya fenomena flexing atau pamer kekayaan di media sosial menjadi keprihatinan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P. Hal ini disampaikan Moeldoko pada acara Dies Natalis ke 53 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, di kampus 2, Kamis (24/3/2022).
“Ada kecenderungan anak muda sekarang ingin yang instan. Pamer (kekayaan) dimana-mana, hedonisme-nya luar biasa (gaya hidup untuk mencari kesenangan, dan kepuasan tanpa batas). Dia tidak peduli apa yang dilakukan itu memperdaya orang lain. Pilihannya, antara kaya dan penjara!” kata Moeldoko, sebelum meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ITN Malang.
Menurut Moeldoko, untuk membangun bangsa perlu memperkuat akar. Salah satunya adalah memperkuat karakter anak muda dari dalam kampus. Karena Indonesia tidak cukup menjadi bangsa yang pintar, namun karakternya juga harus kuat.
“Saya ingin mengingatkan, pemuda jangan menjadi generasi strawberry. Generasi yang lembek. Pemuda harus menjadi generasi yang kuat dan hebat,” tegas Moeldoko mengingatkan generasi muda, khususnya mahasiswa kampus teknik ITN Malang.
Moeldoko juga berpesan, saat ini semua informasi dengan mudah didapatkan. Kalau informasi tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan menghasilkan hal negatif. Maka, informasi-informasi tersebut perlu dikelola dengan wisdom (kebijaksanaan) agar menghasilkan hal positif.
Baca juga : Dies Natalis ke-53 ITN Malang Resmikan PLTS Skala Kampus Terbesar di Pulau Jawa, dan Tiga Tempat Ibadah
Menurutnya, ada lima fenomena global yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan. Yakni, change/perubahan, speed/kecepatan yang luar biasa, di dalamnya ada resiko, complexity, dan surprise/kejutan. Hal ini bisa dilihat tatkala pandemi Covid-19 melanda Indonesia, dan dunia. Covid-19 membawa perubahan yang luar biasa, dan resiko yang begitu tinggi. Perubahan yang cepat, complexity, perubahan sosial ekonomi, dan surprise. Tidak ada satu negara yang siap menghadapi situasi tersebut.
“Ditengah perkembangan fenomena seperti itu, yang diperlukan adalah bangsa yang memiliki karakter kuat, dan memiliki inovasi,” tandas Moeldoko. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)