KKN Tematik Arsitektur Desa Kemantren Bidik Wisatawan Bromo
Mahasiswa Arsitektur ITN Malang melakukan sosialisasi program KKN Tematik di Desa Kemantren, Jabung, Malang. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menjadi salah satu bentuk inovasi proses pembelajaran kepada mahasiswa di luar kampus. Baru-baru ini Program Studi Arsitektur S-1 ITN Malang usai melaksanakan KKNT di Desa Kemantren, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.
Sebanyak lima mahasiswa arsitektur terjun ke desa untuk menggali potensi, dan keinginan warga desa dalam upaya menaikkan perekonomian dan citra desanya. Apalagi Nongkojajar – Jabung menjadi alternatif rute wisata dari atau ke Gunung Bromo.
Menurut Bayu Teguh Ujianto, ST., MT., salah satu dosen pendamping, Desa Kemantren memiliki dua lahan (besar dan kecil) yang berpotensi untuk dikembangkan. Maka mahasiswa Arsitektur ITN Malang melakukan KKNT dengan membuat desain untuk kedua lahan tersebut.
“Program ini berawal dari permintaan desa, sekaligus kelanjutan kegiatan dari semester sebelumnya. Kalau semester sebelumnya (ganjil 2022) di Desa Kemantren kami membuat eduwisata sampah. Tahun ini (semester genap) membuat rest area dan resto,” ujar Bayu. Selain Bayu dosen pendamping lainnya adalah Sri Winarni, ST MT., Amar Rizqi Afdholy, ST., MT., dan Moh. Syahru Romadhon Sholeh, S.T., M.Ars.
Baca juga : Lirik Potensi Desa Kemantren, ITN Malang Siap Terjunkan KKN Tematik
Menurut Bayu, pihak desa menginginkan ada transit jep wisata dari atau ke arah Bromo sehingga wisatawan bisa beristirahat. Maka, didesainlah lahan besar untuk rest area beserta kelengkapannya seperti pom bensin mini, mushola, toilet, amphitheater (panggung), kios UMKM, dan penginapan. Sementara lahan yang kecil difungsikan untuk bangunan dua lantai. Lantai bawah untuk resto, dan lantai atas untuk cafe.
Untuk menuju ke tahap desain, sebelumnya tim mahasiswa KKNT ITN Malang telah melakukan komunikasi dengan warga, dan pihak desa, serta melakukan kajian ke lokasi lahan yang akan dimanfaatkan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap Focus Group Discussion (FGD) dengan warga dan pihak desa. Ada tiga kali FGD. FGD pertama untuk mengonsep dan menggali keinginan warga. FGD kedua menyampaikan kemajuan desain dan alternatif desain, dan FGD ketiga finalisasi.
KKN Tematik Arsitektur ITN Malang mendesain rest area dan resto di Desa Kemantren, Jabung, Malang. (Foto: Istimewa)
“Alhamdulillah desain sudah jadi dan diserahkan ke pihak desa. Untuk realisasi fisik sepenuhnya diserahkan ke desa. Harapan kami program ini bisa berkelanjutan,” imbuhnya.
Prodi Arsitektur S-1 ITN Malang selama ini memang konsisten mengirimkan mahasiswanya mengikuti program KKNT. Menurut Bayu, dengan mengikuti KKNT mahasiswa akan mendapat ilmu dari luar perkuliahan. Di lapangan mahasiswa bisa menemukan permasalahan yang tidak ada di kampus. Karena apa yang disampaikan di perkuliahan belum tentu aplikatif di lapangan.
“Disini mereka akan belajar problem solving, praktek manajemen kerja yang kelak mereka akan temui ketika bekerja. Di dunia kerja ada people management. Bagaimana mereka bisa mengelola waktu dan mengoptimalkan produktivitas. Poin plus-nya ketika lulus banyak networking,” tandasnya.
Baca juga : Perkuat dengan MOU, ITN Malang Siap Bantu SMKN 1 Gedangan Pacu Kompetensi Peserta Didik
Amar Rizqi Afdholy, ST., MT., turut menambahkan, kegiatan KKNT mahasiswa arsitektur di Desa Kemantren hanya sebatas membuatkan desain. Sementara untuk RAB bisa ditindaklanjuti oleh Prodi Teknik Sipil S-1 ITN Malang. Ia menginformasikan kerja sama antara Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITN Malang dengan dengan Desa Kemantren sudah terjalin sejak April 2022 lalu.
“Desa Kemantren sudah ada kerja sama sebelumnya dengan fakultas (FTSP) ITN Malang. Nah, kalau desa menginginkan RAB, maka bisa nanti dengan teknik sipil,” katanya. Amar juga berharap untuk KKNT selanjutnya prodi-prodi di bawah naungan FTSP ITN Malang bisa saling berkolaborasi. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)