Back

Dukung Green Energy Sebagai Energi Masa Depan, Kampus ITN Malang Support Pengadaan PLTS di Kalimantan

Dosen Teknik Elektro S-1 ITN Malang DR. Widodo Pudji Muljanto, MT saat mencoba remote monitor lewat smartphone untuk prototype PLTS 4.000 watt di kampus ITN 2, Karanglo, Kabupaten Malang akhir pekan lalu. (Nedi Putra AW)


BACAMALANG.COM – Berbicara terkait Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di kampus Insitut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, tidak dapat dipisahkan dari nama DR. Widodo Pudji Muljanto, MT. Pria yang menjadi dosen Teknik Elektro S-1 ITN Malang sejak tahun 1987 ini merupakan Ketua Pengawas di PLTS ITN Malang.

Widodo menuturkan, wisata edukasi Energi Baru Terbarukan (EBT) baik itu untuk pelajar SMP, SMA/SMK maupun masyarakat umum yang diselenggarakan di PLTS ITN ini telah banyak diketahui publik, khususnya lewat publikasi yang beredar di internet. Selain itu, sebagai praktisi yang bergerak di bidang konsultan kelistrikan, keberadaan PLTS yang diresmikan pada Maret 2022 ini telah banyak ia link-kan dengan sejumlah pihak.

“Dari apa yang telah dilakukan tersebut, kami diminta beberapa daerah untuk men-support perencanaan penyediaan energi listrik terkait Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di daerah tersebut,” ungkapnya saat ditemui BacaMalang.com di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Kampus 2  ITN, di Jalan Karanglo KM 2, Kabupaten Malang, Jawa Timur, akhir pekan lalu.

Widodo mengatakan, salah satunya yang sedang berjalan saat ini adalah support untuk Kabupaten Mahakam Ulu di Provinsi Kalimantan Timur. Dia menyebutkan, bahwa RTRW yang dilakukan di kawasan tersebut adalah benar-benar mendasar, bukan parsial, karena PLN masih isolated, atau menggunakan pembangkit yang mahal di wilayah Kabupaten tersebut.

“Saat ini mereka masih mengandalkan penggunaan diesel berbahan bakar solar, yang selain biayanya mahal, juga kurang stabil,” ujarnya.

Dijelaskan Widodo, dari sejumlah pertemuan dan diskusi antara kedua belah, akhirnya pihak Kabupaten Mahakam Ulu mantap menumpukan harapan ketersediaan energi listrik lewat support dan kerjasama dengan ITN di tahun 2023 ini.

Kepala Laboratorium Konversi Energi Elektrik ITN ini menerangkan, target elektrifikasi PLN memang harus 100 persen. Namun, imbuhnya, sebagai perusahaan yang harus beroperasi secara berkelanjutan, maka PLN harus memperhitungkan juga nilai invenstasinya, khususnya jika tempatnya jauh, tapi pelanggannya sedikit.

“Berangkat dari hal tersebut muncul ide-ide dari sejumlah pemerintah daerah yang wilayahnya masih belum mendapat aliran listrik selama 24 jam, kesulitan mendapat bahan bakarnya untuk menggunakan potensi yang ada yang bisa dikonversikan menjadi energi listrik. Kita survei dan kaji lewat feasibility study (FS), mana yang feasible dan berkesinambungan, agar tidak tergantung dengan energi primer dari luar daerah itu,” urai dosen yang awalnya menggeluti kelistrikan dari PLTU ini.

Tahapnya ada yang masih FS, namun ada pula yang sudah dikerjakan Rancang Bangun Rinci (Detail Engineering Design) atau DED untuk beberapa kantornya. Salah satu pilot project -nya adalah kantor Bappeda yang akan menggunakan energi listrik sepenuhnya dari PLTS. Sementara pengerjaan fisiknya diharapkan dapat berjalan mulai tahun 2024.

“Jadi tahun ini kita ngebut untuk membuat desain tersebut, yang kapasitasnya setelah kita hitung mencapai 600 KWp secara Off Grid, dengan pertimbangan PLN di sana kapasitas masih kecil, sehingga jika memakai On Grid maka terjadi potensi permasalahan kestabilan di jaringannya,” tukasnya.

Dikatakan Widodo, setelah gedung Bappeda, Pemda Mahakam Ulu merencanakan PLTS ini untuk gedung DPRD dan Kantor Bupati untuk proyek selanjutnya.

Upaya mendukung wilayah di Kalimantan Timur ini juga disertai dengan sejumlah persiapan di bidang teknologi, khususnya Internet of Things (IoT). Widodo mengaku, ITN telah bermitra dengan salah satu perusahaan panel kelistrikan besar di Surabaya untuk mengembangkan sistem PLTS yang bisa dioperasikan dan dimonitor secara jarak jauh atau remote.

“Kami buat prototype-nya di PLTS 4.000 watt yang ada di ITN ini, sehingga nanti PLTS yang dibangun di luar Jawa tersebut akan dapat diremote lewat PC, laptop bahkan smartphone dari manapun selama ada jaringan internet,” jelas peraih gelar doktor dari Teknik Elektro Universitas Indonesia ini.

Menurut Widodo, remote ini penting, karena belajar dari pengalaman bahwa sejumlah PLTS sumbangan dari pemerintah maupun lembaga internasional di luar Jawa yang akhirnya rusak dan mangkrak, karena kesulitan dalam pemeliharaan. Unit PLTS biasanya berlokasi di Kabupaten atau daerah yang jauh dari tempat tenaga ahli yang kebanyakan berdomisili di kota, sehingga memakan waktu untuk dan tenaga untuk pemeliharaan rutinnya.

Pemeliharaan panel surya oleh mahasiswa di Unit PLTS Kampus 2 ITN Malang, Rabu (30/8/20232). (Nedi Putra AW)

“Saat ini kami juga sedang mengirim tenaga untuk perbaikan salah satu PLTS mangkrak yang berada Lembata, Flores,” tukasnya.

Assesor sertifikasi di bidang kelistrikan ini menambahkan, ITN telah ditunjuk sebagai tempat uji kompetensi ESDM untuk EBT yang dilengkapi dengan sejumlah fasilitas yang meliputi Laboratorium Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Menengah maupun Rendah, serta Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik (IPTL).

“Kami juga menggelar sertikasi khusus untuk mahasiswa dengan prosedur khusus pula dari ESDM, sehingga saat lulus nanti mereka sudah bersertifikat kompetensi level 4, yang tentunya sangat diperlukan saat menjadi Penanggung Jawab Teknik maupun Tenaga Teknik di suatu perusahaan atau kontraktor,” terangnya.

Widodo menegaskan, bahwa semua upaya ini memerlukan sumber daya manusia yang kompeten, yang terdiri dari tenaga inti para dosen senior dan mengkader dosen yunior, serta para mahasiswa.

“Karena bagaimanapun akademisi harus tahu pekerjaan lapangan, karena semakin banyak mereka dilibatkan, maka skillnya juga semakin terasah. Kami beruntung karena potensi sumber daya manusia di ITN ini tidak sulit,” terang Kepala Prodi Magister S-2 Eletro ITN ini.

Kampus ITN juga telah mengembangkan kendaraan listrik, baik itu sepeda maupun mobil listrik dengan nama Bedjo EV (Electric Vehicle). Sumber energi yang dihasilkan dari PLTS di kampus ITN ini sangat berpotensi sebagai Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) bagi motor atau mobil listrik tersebut.

“Namun sementara ini pemakaiannya masih untuk kebutuhan internal saja, karena jika untuk umum, maka izinnya akan berbeda lagi,” tandasnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Yayasan Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi (P2PUTN), Ir Kartiko Ardi Widodo, MT mengatakan, langkah-langkah yang dilakukan ITN Malang ini adalah wujud komitmen sebagai perguruan tinggi berbasis teknik untuk ikut berperan aktif dalam mengurangi emisi karbon lewat green energy.

“Penelitian dosen dan mahasiswa dalam pengembangan pikohidro dan solar cell telah banyak dilakukan di sini. Dari berbagai riset yang dilakukan tersebut ternyata solar cell lebih memungkinkan dikembangkan pada kondisi saat ini,” ungkapnya.

Kartiko mengaku, masing-masing energi terbarukan memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri-sendiri. Wilayah Indonesia di garis katulistiwa membuat negeri ini berpotensi dengan cahaya matahari yang berlimpah.

“Sehingga potensi inilah yang harus diberdayakan, dan dalam perkembangannya, selain mampu memenuhi kebutuhan operasional kampus, serta menjadi laboratorium riset dosen dan mahasiswa serta berbagai pihak yang konsen terhadap energi terbarukan lewat wisata edukasi PLTS, kami telah menjalin kerjasama untuk pengadaan maupun pemeliharaan PLTS di luar Jawa,” tandas Kartiko.

Sebagai informasi, kampus ITN memiliki PLTS dengan berkapasitas terpasang 501,3 kWp, dengan estimasi energi dihasilkan sebesar 625.326,63 kWh per tahun. Estimasi reduksi emisi karbon 562,79 ton per tahun, sementara spesifikasi teknisnya meiputi 27 tabel, 4 unit inverter terpasang, dengan penggunaan 3.400 meter persegi dari 5.000 meter persegi lahan tersedia di kampus ITN 2 tersebut. (Nedi Putra AW)

Sumber: https://bacamalang.com/dukung-green-energy-sebagai-energi-masa-depan-kampus-itn-malang-support-pengadaan-plts-di-kalimantan/

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023