ITN Malang Bentar Lagi Buka Program Doktor Manajemen Rekayasa
Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D (kemeja batik) dan Koordinator Tim Direktorat Kelembagaan Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Denny Irawan, Ph.D, foto bersama usai melaksanakan evaluasi lapangan atas usulan Program Doktor Manajemen Rekayasa (PDMR). (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) sebentar lagi akan membuka program studi baru (prodi) Program Doktor Manajemen Rekayasa (PDMR). Pembentukan prodi baru ini pun telah didepan mata setelah usulan PDMR disetujui pada 30 Desember 2023 lalu, dan tinggal menunggu SK. Berita baik ini menjadi kado terindah bagi civitas akademika ITN Malang di akhir tahun.
Sebelumnya tim evaluasi dari Direktorat Kelembagaan Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi telah mengadakan evaluasi lapangan terhadap usulan prodi baru di Ruang Sidang Pascasarjana, Kampus 1 ITN Malang, Selasa (19/12/2023). Hadir sebagai Tim Evaluator lapangan yaitu Prof. Achmad Benny Mutiara, dan Prof. Euphrasia Susy Suhendra. Sedangkan dari Tim Direktorat Kelembagaan Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi hadir lima orang dengan koordinator Denny Irawan, Ph.D.
Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D menyatakan, program doktor merupakan program yang sudah direncanakan sejak lama. Sebagai kampus teknik yang tengah berkembang pesat, ITN Malang telah memiliki sdm-sdm yang unggul, bereputasi di bidang teknik dan ilmu manajemen. Dibukanya program doktor nantinya bisa menjadi akses bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan S-3.
“Kami telah melewati proses yang cukup panjang untuk mempersiapkan sumber daya manusia guna mewujudkan program doktor tersebut. Antara lain dosen-dosen kami sudah melakukan riset terkait bidang green technology dan sustainable technology. Dengan latar belakang tersebut, kami (ITN Malang) merasa sudah layak membuka program doktor,” tutur rektor dalam sambutannya.
Menurut rektor, segala pelaporan proposal sudah disesuaikan dengan kondisi eksisting di lapangan. Maka, tim evaluator akan bisa memiliki gambaran lebih saat melihat kondisi lapangan. Institusi dan pimpinan P2PUTN memberikan support maksimal demi terwujudnya program doktor manajemen rekayasa, dengan terus meningkatkan sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana.
“Kami sudah banyak mendapatkan pertanyaan dari para calon mahasiswa seperti dari beberapa praktisi, alumni program master yang akan memperdalam ilmunya di ITN Malang. Harapannya program doktor akan menjadi salah satu program unggulan di ITN Malang. Semoga apa yang kami siapkan hari ini membawa hasil baik dan mendapat persetujuan,” kata rektor yang berharap tim penyusun mendapat saran dan masukan dalam pembentukan program doktor.
Baca juga : ITN Malang Bantu Mahakam Ulu Wujudkan Pembangunan Berbasis Green Energy
Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE, MM, Kepala LLDIKTI Wilayah VII, Jawa Timur juga hadir pada momen tersebut. Ia mengingatkan, membuka program doktor kalau ingin unggul dan berbeda harus memiliki keunikan. Misalnya, ketika ITN Malang mengangkat green technology dan sustainable technology sebagai keunggulan, maka harus nampak di proses pembelajaran.
Suasana evaluasi lapangan usulan Program Doktor Manajemen Rekayasa (PDMR) ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
“Dari semester awal harus sudah diberikan sebagai pemahaman. Mahasiswa juga bisa melakukan independen studi. Harus ada kebijakan-kebijakan yang membedakan S-3 di ITN dengan (kampus) yang lain,” kata Prof Dyah.
Menurut Prof Dyah, sekarang lulus S-3 tidak harus melakukan disertasi. Kampus bisa menyiapkan, dan mengimplementasikan merdeka belajar episode ke 26, dimana peluang S-3 tanpa disertasi bisa dioptimalkan.
“Karena disertasi bisa diganti proyek, prototype, atau lainnya yang sesuai. Ini sekedar contoh. Bisa menjadi pemikiran dan saran, kalau ingin unggul dan beda ITN harus different,” jelasnya.
Rangkaian evaluasi dibuka dengan presentasi. Dilanjutkan pemeriksaan berkas, dan dokumen kurikulum, wawancara, serta pemeriksaan sarana dan prasarana.
Denny Irawan koordinator Tim Direktorat Kelembagaan Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi menyambut baik usulan program doktor ITN Malang yang sudah memasuki fase visitasi. Pasalnya banyak usulan pembukaan program doktor yang tidak sampai pada tahap ini.
Baca juga : PLTS ITN Malang jadi Wisata Edukasi
Menurut Denny, setelah proses evaluasi maka tim evaluator akan memberikan rekomendasi. Kemudian akan dicek dan diproses ke LAM atau ke BAN PT untuk mendapatkan validitas sebagai syarat mendapatkan akreditasi minimum.
“Setiap pengajuan program studi baru pasti akan ada perbaikan. Bisa pada aspek dosen, kurikulum, atau aspek lain yang akan ditampilkan oleh tim evaluator,” tegas Denny. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)