ITN Malang Berperan Serta Susun Dokumentasi Dokumen Perencanaan dan Pengadaan Tanah untuk Indonesian Islamic Science Park
Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto ST., MT., Ph.D., (kiri), dan Dr. Ir. Arief Tri Hardjoko, M.T., Kepala Bidang Penataan Ruang Wilayah, DPRKP & Cipta Karya Prov. Jatim, pada rapat koordinasi pembahasan laporan akhir Penyusunan DPPT untuk IISP. (Foto: Aqil/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) mendapat kepercayaan untuk ikut berkontribusi dalam perencanaan wilayah di Provinsi Jawa Timur. Kepercayaan ini diperkuat dengan kerja sama antara ITN Malang dan Pemprov Jatim melalui Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya sejak 2022 lalu.
Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto ST., MT., Ph.D., menyatakan, ITN Malang akan selalu berkomitmen mendukung proses pembangunan di Jawa Timur. Khususnya dalam penyusunan dokumen mewujudkan pembangunan Indonesian Islamic Science Park (IISP). Hal ini disampaikan pada rapat koordinasi pembahasan laporan akhir Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Pengadaan Tanah (DPPT) untuk IISP, di Hotel Aria Gajayana, Senin (10/06/2024). Hadir dan memberikan presentasi Tim ITN Malang Dr. Ir. Ibnu Sasongko, MT., didampingi Ir. Maranatha Wijayaningtyas, ST, MMT, PhD, IPU, ASEAN Eng.
Posisi IISP sangat strategis, yakni di bagian Timur Jembatan Suramadu, di Kabupaten Bangkalan Pulau Madura. IISP menjadi prioritas program Pemprov Jatim. Sehingga acara ini dihadiri oleh Dr. Ir. Arief Tri Hardjoko, M.T., Kepala Bidang Penataan Ruang Wilayah, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Jawa Timur mewakili Kepala DPRKP & Cipta Karya Prov. Jatim, serta beberapa pejabat terkait di lingkungan Pemprov Jatim dan Pemkab Bangkalan.
“Lokasi ini rencananya akan dikembangkan menjadi kawasan multiguna. Diantaranya masjid dengan multi fungsinya. Kami berharap nantinya masjid di kawasan ini menjadi salah satu ikon masjid di Jawa Timur. Bisa setara atau bahkan lebih dari masjid provinsi lain semisal Al Jabbar di Bandung,” kata rektor.
Menurut rektor, dengan adanya IISP kelak dapat memberikan manfaat. Antara lain, menjadi wisata religi, sebagai salah satu sentra dan daya ungkit perekonomian lokal dan syariah, kegiatan budaya bernuansa islami dan juga kuliner khas Madura dan Jatim, serta masih banyak lainnya.
Baca juga : ITN Malang Kawal Mahulu Tingkatkan PAD Lewat PBB P-2
Salah satu tahap penting dalam mewujudkannya adalah menyediakan tanah yang sifatnya mutlak, dan clear and clean. Dimana penyusunan dokumen DPPT merupakan dokumen strategis memuat penafsiran harga tanah beserta impact-nya. Kemudian akan ditindaklanjuti hingga terwujudnya IISP yang dimaksud.
“Kami berharap dokumen yang dihasilkan oleh tim LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) ITN Malang ini dapat digunakan secara maksimum dalam menunjang pembangunan di Jawa Timur dengan dukungan PWK ITN Malang dan prodi lain sesuai bidang masing-masing,” harapnya.
Suasana rapat koordinasi pembahasan laporan akhir Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Pengadaan Tanah (DPPT) untuk pembangunan Indonesian Islamic Science Park (IISP). (Foto: Aqil/Humas ITN Malang)
ITN Malang sebagai kampus teknik juga memiliki kompetensi dalam bidang rancang bangun, pemetaan, energi baru dan terbarukan, serta beberapa bidang teknologi terapan lainnya. Ini akan memperkuat ITN Malang untuk bersinergi dan berpartisipasi lebih lanjut dalam pembangunan di Jawa Timur.
“ITN siap mendukung program pemetaan, perencanaan wilayah dan lainnya. Ini (program pemerintah) sudah in line dengan rencana ITN. Kami juga akan mewujudkan laboratorium terintegrasi sebagai pusat inovasi digital, 3D modeling untuk menuju ke arah smart city,” ujar rektor yang rencananya akan me-launching laboratorium tersebut pada akhir Juni 2024 ini.
Dr. Ir. Arief Tri Hardjoko, M.T., Kepala Bidang Penataan Ruang Wilayah, DPRKP & Cipta Karya menyatakan tidak bisa meninggalkan perguruan tinggi dalam perencanaan wilayah. Pemerintah dan perguruan tinggi saling mendukung dalam konteks menangani permasalahan-permasalahan di Jawa Timur.
“Kami ingin melanjutkan salah satu program prioritas di Jatim. Maka kami memilih ITN Malang untuk mendasari terealisasinya prioritas Indonesian Islamic Science Park. Alhamdulillah (kerja sama) bisa berlanjut selama 2 tahun. Ini merupakan studi kedua, studi pertama masih membutuhkan pendetailan dengan adanya problem di masyarakat yang sedang berkembang,” katanya.
Arief mengatakan, ITN Malang mempunyai keunggulan dibanding perguruan tinggi lain. ITN mempunyai tim appraisal bersertifikat yang diakui, juga dipandang berperan aktif merealisasikan dokumen perencanaan dan pengadaan tanah (DPPT) mendekati nilai yang diprediksikan.
“Kami memandang ITN Malang, khususnya Prodi PWK merupakan prodi paling tua. Maka, kami ingin berkolaborasi dengan ITN membuat laboratorium perencanaan wilayah di Jatim. Kontek ini memang belum terealisasi, tapi kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan di Jatim sudah berjalan. Kami akan realisasikan kerja sama ini bukan hanya sebatas mercusuar, tetapi dapat dimanfaatkan oleh kabupaten, kota, dan nasional,” tuntasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)