Lomba Kuat Tekan Beton ITN Malang Loloskan 10 Tim Masuk Final
Lomba Kuat Tekan Beton (LKTB) ECIVE, National Civil Fest 2024 ITN Malang. (Foto: HMS ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Kebutuhan dan perkembangan sektor kontruksi yang semakin besar dan pesat semestinya diimbangi dengan efisiensi penggunaan bahan tanpa mengorbankan kualitas dan kekuatan konstruksi. Upaya tersebut sangat perlu untuk mengatasi dan mengurangi limbah yang dihasilkan dari sektor konstruksi. Berbagai inovasi telah dikembangkan oleh engineer dalam menanggapi tantangan keberlanjutan di industri konstruksi.
Menilik hal tersebut, Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menggelar Lomba Kuat Tekan Beton (LKTB) ECIVE, National Civil Fest 2024. Lomba kuat tekan beton mutu tepat mengusung tema “Mengoptimalkan Material dan Desain Campuran Beton yang Lebih Ramah Lingkungan”. Final day digelar di Kampus 1 ITN Malang, Sabtu (15/06/2024), diikuti oleh 10 finalis dari 25 tim mahasiswa teknik sipil dari berbagai universitas yang mendaftar.
Grivandi Umbu, sekretaris pelaksana mengatakan, sebelumnya ke-25 peserta telah diminta mengirimkan dua buah benda uji beton berbentuk silinder dengan diameter 15 dan tinggi 30 cm. Setelah melewati testing day, akhirnya terpilihkan 10 finalis yang akan mempresentasikan proposalnya.
“Dengan LKTB diharapkan peserta dapat mengoptimalkan penggunaan material dalam merencanakan beton mutu tinggi. Di sini peserta juga diminta membuat beton yang kuat dengan mutu tepat rencana,” katanya.
Peserta diminta mengintegrasikan material-material daur ulang ke dalam campuran beton sehingga dapat meminimalkan kebutuhan akan bahan baru. Adanya inovasi-inovasi dari mahasiswa tidak hanya berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan, tetapi juga menciptakan pondasi untuk industri konstruksi yang lebih efisien, inovatif, dan ramah lingkungan.
Baca juga : National Civil Fest 2024 Ajang Mahasiswa Sipil Berinovasi dan Mengembangkan Keorganisasian
Kompetisi LKTB Ecive 2024 ITN Malang dimanfaatkan oleh Tim Eljatar Athena, dari Universitas Tidar (Untidar) Magelang untuk melakukan efisiensi semen dan fly ash untuk menghasilkan kuat tekan beton mutu tepat. Beranggotakan Avel Aditya Ananta, Rimba Sugandhi, dan Enzo Arliansyach Alharitz, ketiganya mengaku baru kali pertama lolos menjadi finalis dalam lomba LKTB. Menurutnya banyak pengalaman yang didapat dalam mix design beton secara langsung dan manual.
Tim Eljatar Athena, dari Universitas Tidar (Untidar) Magelang sabet Juara 2 LKTB Nasional Ecive 2024 ITN Malang. (Foto: HMS ITN Malang)
“Baru kali pertama presentasi lomba rasanya berdebar. Dengan menjadi finalis kami jadi banyak tahu misal tentang admixture dan lain-lain,” kata Avel. Admixture adalah zat yang ditambahkan pada beton untuk mencapai sifat tertentu atau menambahkan suatu sifat beton tersebut.
Avel mengaku untuk menghasilkan benda uji timnya melakukan tiga kali trial di Magelang hingga mendapatkan proporsi yang diyakini. Mereka merencanakan menghasilkan benda uji dengan perhitungan kuat beton 40 Mpa, dan berhasil membuat benda uji 3,9 Mpa. Dari hasil kerjanya Tim Eljatar Athena meraih Juara 2 LKTB Ecive 2024 ITN Malang.
Sementara Tim Antares 65 dari ITS Surabaya melakukan mix design beton dengan melakukan efisiensi penggunaan semen dan fly ash. Antares 65 beranggotakan Muhammad Alfin Febriansyah, Valent Dita Wardoyo, dan Ananda Rizki Pramono. Mereka menentukan rancangan beton dengan dua metode, yakni metode American Concrete Institute (ACI), dan metode Department of Environment (DoE).
“Kami memilih metode ACI dengan mempertimbangkan persyaratan penggunaan semen. Menggunakan metode ACI lebih bisa menghemat penggunaan semen. Dalam perhitungan ACI memperhitungkan kadar perekat adukan beton (binder), komposisi antara semen dan fly ash. Setelah diketahui kami merencanakan beton dengan presentasi tersebut,” jelasnya.
Baca juga : Kompetisi Jembatan Teknik Sipil ITN Malang Undang Pakar Praktisi dan Akademisi
Mengikuti LKTB nasional baru kali pertama bagi anggota Tim Antares 65. Kurangnya pengalaman menjadikannya kurang beruntung pada penilaian benda uji. Karena ternyata ada yang kurang tepat pada campuran mixing gradasi antara agregat kasar dengan mortar, sehingga nilai beton kurang maksimal.
“Nilai beton tidak maksimal, ini mempengaruhi seluruh penilaian LKTB. Tapi cukup senang juga bisa lolos menjadi finalis. Kami banyak mendapat pengalaman terkait mix design, fly ash, dan admixture,” ujar mahasiswa semester 4 ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)