Pentingnya Digital Konstruksi Bagi Teknik Sipil
Akh Kamali Hidayat, BIM Officer Departemen Teknik dan Desain, PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) memberikan Seminar Digitalisasi Konstruksi di Teknik Sipil S-1 ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Digital konstruksi merupakan hal penting dalam dunia konstruksi yang harus dipahami oleh mahasiswa teknik sipil. Tuntutan dunia kerja saat ini adalah kompetensi berbasis IT dimana kolaborasi antar bidang keilmuan adalah mutlak diperlukan. Untuk menambah pengetahuan akan digital konstruksi Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menggelar Seminar Digital konstruksi, di Aula Kampus 1 ITN Malang pada Jumat (14/06/2024) lalu.
Bekerja sama dengan Prodi Teknik Sipil S-1 ITN Malang, HMS mengundang Akh Kamali Hidayat, BIM Officer Departemen Teknik dan Desain, PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI). Seminar diikuti oleh mahasiswa Teknik Sipil S-1 ITN Malang, mahasiswa umum, pelajar SMK/SMA, dan peserta Education of Civil Engineering (Ecive) 2024.
Digital konstruksi dapat mengubah cara kerja engineer sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Digital konstruksi adalah penggunaan teknologi digital berbasis data pada dunia konstruksi, seperti Building Information Modelling (BIM), Sistem Informasi Geografis (GIS), Internet of Things (IoT), dan lain-lain.
Menurut Akh Kamali Hidayat, digital construction adalah penggunaan teknologi digital berbasis data untuk meningkatkan efisiensi, kolaborasi dan manajemen konstruksi dalam life cycle suatu proyek. Penggunaan teknologi digital ini harus dipahami dan dikuasai oleh mahasiswa teknik sipil. Bahkan untuk mengembangkan keterampilan teknis mahasiswa, HKI sehari sebelumnya juga memberikan Workshop Autodesk Revit NCF, Ecive 2024 dengan tema “Self Development with Building Information Modeling”.
“Selain kuliah tamu digital konstruksi kami juga memberikan workshop pengenalan software revit untuk pekerjaan struktur jembatan pada jalan tol trans Sumatera,” kata Kamali.
Mahasiswa sebagai pembelajar harus aktif dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam bidang teknologi terbaru. Tidak hanya mengamati tren dan inovasi di industri konstruksi, tapi juga terus berkolaborasi dan berbagi pengetahuan dengan berbagai disiplin ilmu.
Digital construction adalah penggunaan teknologi digital berbasis data untuk meningkatkan efisiensi, kolaborasi dan manajemen konstruksi dalam life cycle suatu proyek. (Akh Kamali Hidayat, BIM Officer Departemen Teknik dan Desain, HKI). (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Menurut Kamali, pada revolusi Industri 4.0 dalam hal pembangunan infrastruktur beberapa teknologi digunakan seperti penerapan Building Information Modeling (BIM), artificial intelligence (AI), internet of things (IoT), virtual reality (VR), augmented reality (AR) dan big data.
Kamali juga sharing penerapan digital konstruksi pada proses bisnis HKI yang terbagi dalam tiga phase. Yakni, design phase, construction phase, dan maintenance phase. Dimana di dalamnya ada digital survei dengan lidar dan fotogrametri. Lidar (light detection and ranging) merupakan sebuah teknologi peraba jarak jauh optik yang mengukur properti cahaya yang tersebar untuk menemukan jarak dan/atau informasi lain dari target yang jauh. Sementara fotogrametri merupakan pemetaan melalui foto udara.
Pada design phase memanfaatkan lidar dalam pengambilan data ukur pada lahan belum bebas, pendetailan terhadap basic design menjadi detail engineering design, dan analisis terhadap desain dan clash detection. Sementara pada construction phase membuat shop drawing berdasarkan 3D model BIM, menggunakan BIM dalam membantu backup data monthly certificate (MC), dan pemanfaatan fotogrametri dalam opname timbunan tanah. Dan pada maintenance phase membuat asbuilt drawing berdasarkan model 3D BIM, membuat level of information need untuk asset management, dan tracking terhadap progres monitoring berdasarkan data fotogrametri.
“Urgensi materi tersebut untuk mengembangkan keterampilan teknis dan mempersiapkan mahasiswa teknik sipil untuk terlibat dan turut aktif dalam kemajuan teknologi digital di bidang konstruksi Indonesia,” katanya.
Dr. Lila Ayu Ratna Winanda, ST., MT., dosen Teknik Sipil S-1 ITN Malang menambahkan, secara umum industri konstruksi tertinggal untuk beradaptasi dengan digitalisasi. Hal ini karena sifat unik dunia konstruksi yang tidak akan pernah sama persis dalam setiap pelaksanaannya. Sementara dalam pelaksanaan di industri konstruksi cenderung berbasis sumber daya manusia. Akan tetapi perubahan era digital yang semakin pesat, ditunjang dengan regulasi dari pemerintah, akhirnya cukup memaksa industri konstruksi untuk mau beralih ke digital konstruksi.
“Mau tidak mau industri konstruksi harus mengimplementasikan digital konstruksi. Implementasi seperti BIM, AI, Smart City mengintegrasikan berbagai IT dan automasi konstruksi (sistem sensor dan robotic) sudah mulai bermunculan di seluruh dunia, termasuk Indonesia,” katanya saat dihubungi di tempat terpisah.
Menurut Lila, teknologi AI sebagaimana menjadi primadona era digital, juga turut memberikan peluang bagi dunia konstruksi untuk mengadopsinya demi memudahkan pekerjaan konstruksi. Berbagai aplikasi tersebut dapat memudahkan pelaksanaan pekerjaan, membantu menjamin keselamatan pekerja konstruksi, integrasi proses perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan bangunan.
Baca juga : Sekitar 40 Peserta Ikut Demo Day Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) di ITN Metaverse
Teknologi VR dan AR juga digunakan untuk memudahkan dalam pemodelan bangunan mulai tahap perencanaan hingga pelaksanaan. Automasi konstruksi dengan berbagai aplikasi sistem sensor dan robotic untuk membantu proses pelaksanaan konstruksi ataupun jaminan keselamatan bangunan, dan sumber daya manusia di didalamnya.
“Mahasiswa teknik sipil harus mau meng-upgrade kemampuannya memahami BIM, AI, IoT, VR, AR, dan automasi konstruksi. Sehingga mereka ketika lulus dapat cepat terserap, dan mampu bersaing pada pasar kerja,” tegas Lila yang juga Kepala Pusat Karir ITN Malang. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang).