Prodi Teknik Listrik D-3 Adakan Pelatihan Arduino dan Basic Internet of Thing (IoT)
Kaprodi Teknik Listrik D-3, ITN Malang, Ir. Eko Nurcahyo, MT., saat memantau peserta trial class. (Foto: Mita/ Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Prodi Teknik Listrik D-3, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menggelar Trial Class Batch 1 “Pelatihan Arduino dan Basic Internet of Thing” (IoT). Diikuti sekitar 35 siswa dari berbagai daerah. Seperti Malang, Wonogiri, Tulungagung, Banyuwangi, Balikpapan Kaltim, dan lain sebagainya. Dilaksanakan secara hibrid dari Laboratorium Perencanaan Sistem Kelistrikan, Gedung Elektro-Informatika, Kampus 2, Rabu (10/07/2024).
Kaprodi Teknik Listrik D-3, ITN Malang, Ir. Eko Nurcahyo, MT, menyatakan, trial class diadakan untuk mengenalkan siswa terhadap teknologi kelistrikan. Teknik Listrik D-3 tidak hanya mempelajari jaringan distribusi, namun juga tidak lepas dari elektronika.
“Materi trial class ini masih dasar, merupakan mata kuliah yang diajarkan di Teknik Listrik. Nanti selain mendapat materi siswa yang offline juga diajak praktek merangkai sistem kontrol lampu dan sistem monitoring,” ujar Eko. Nantinya bagi peserta yang mengikuti akan mendapatkan benefit berupa e-sertifikat dan potongan DPP 30 persen saat masuk ke ITN Malang.
Dijelaskan Eko, Prodi Teknik Listrik D-3 juga memfasilitasi peserta yang ingin mendapatkan sertifikat sertifikasi profesi yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Elektronika Nasional. Atau sertifikasi kompetensi yang dikeluarkan oleh LSK Lisantara.
“Kami membuka peluang sertifikasi profesi dan kompetensi untuk peserta (siswa), guru, dosen, dan umum. Kami sudah bekerja sama dengan LSP dan LSK, sehingga ITN bisa menjadi tempat uji kompetensi,” lanjutnya. Rencananya Prodi Teknik Listrik juga akan menggelar trial class batch 2 pada 16 Juli 2024 mendatang dengan topik “Aplikasi Programmable Logic Controller (PLC) pada Dunia Industri”.
Pemateri trial class kali ini adalah Bima Romadhon Parada Dian Palevi, ST., MT. Materi awal arduino lebih ke arah pembacaan sensor, baik analog, sensor digital, sistem tombol, sistem penguncian, dan tombol logika. Peserta belajar delapan hingga sembilan jenis sensor. Untuk gerbang logika AND, OR, NOT, EX, NAND, NOR, dan XOR. Arduino merupakan perangkat lunak yang kode dasarnya dapat dimodifikasi oleh pengguna dan sering digunakan untuk merancang serta membuat perangkat elektronik dan software.
“Gerbang logika salah satu prinsip dasar sistem kendali di industri. Ini dipelajari di Prodi Teknik Listrik D-3 karena arahnya ke sistem energi listrik,” kata Sekretaris Program Studi Teknik Listrik D-3 ITN Malang ini. Gerbang logika adalah komponen elektronik yang digunakan untuk mengontrol arus listrik dalam rangkaian elektronik. Gerbang logika menerima sinyal input dan sinyal output sesuai dengan aturan logika tertentu.
Bima Romadhon Parada Dian Palevi, ST., MT., dosen Teknik Listrik D-3 ITN Malang memberikan materi trial class “Pelatihan Arduino dan Basic Internet of Thing (IoT)”. (Foto: Mita/ Humas ITN Malang)
Sementara IoT peserta diajari membuat dashboard dengan grafik memakai lazarus, untuk komunikasi data memakai TPC/IP. IoT merupakan jaringan kolektif perangkat yang bisa disambungkan ke internet. Peserta membuat dan menyambungkan sistem kontrol lampu dan sistem monitoring. “Biasanya di industri memakai SCADA, nah ini tadi memakai IoT yang dihubungkan memakai arduino, dan disambungkan ke komputer pakai jaringan PCID,” lanjutnya.
Selain materi, trial clas juga mengadakan kuis. Ada empat kuis yang diberikan. Yakni, fungsi tombol dan logika tombol, fungsi counter perhitungan, membuat aplikasi grafis user interface, dan membuat sistem monitoring dimana mikrokontroler mengirimkan data ke grafis interface menggunakan komunikasi protokol PCID.
“Awalnya kami beri materi dulu dengan input 1, output 1. Baru kemudian diberi kuis multi input dan output. Mereka diberi waktu mengembangkan sendiri logikanya. Dari beberapa peserta sudah ada yang jago meskipun belum menguasai semua, tapi setingkat SMK saya rasa sudah bagus,” jelasnya.
Berhubung peserta offline saat diajarkan basic bisa menerima dengan cepat, maka Bima menambahkan materi yang ekspert. Sehingga peserta ada proses belajar. Membutuhkan waktu sekitar 20-40 menit mereka bisa memecahkan kuis. Sebagai apresiasi semua peserta offline mendapatkan cendera mata satu board arduino dari Prodi Teknik Listrik D-3 ITN Malang.
Peserta trial class sangat antusias. Diantaranya Aerlangga Dietmayr Arisena, siswa SMKN 1 Glagah Banyuwangi. Ia datang jauh-jauh dari Banyuwangi ke kampus ITN Malang untuk menimba ilmu. Ia di SMK mengaku masih kesulitan terhadap materi arduino dan IoT.
“Di sekolah sudah diajarkan, tapi masih bingung materinya, apa lagi ngoding memakai arduino. Makanya saya ikut trial class untuk mempercepat pemahaman, karena di sini ada praktek juga. Alhamdulillah tadi sudah mulai paham,” katanya yang datang ke Malang bersama kedua orang tuanya mengendarai sepeda motor. Siswa kelas 11 ini sangat tertarik dengan elektronika. Aerlangga bercita-cita bisa membuat robot Lc pesawat.
Peserta lainnya adalah Satria Firmansyah, siswa SMKN 1 Bandung Tulungagung. Di sekolah dia juga mendapat pelajaran arduino. Satria juga penggemar robot. Biasanya ia riset sendiri membuat Robot RC seperti land follower. “Saya lebih mengembangkan itu (robot) dari pada ke elektroniknya sendiri. Kalau ada event seperti ini (pemberian materi) atau event robot, kalau ada waktu pasti saya akan ikuti,” ujarnya yang datang ke Malang naik kereta api. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang).