Back

Wujud Kebanggaan dan Cinta Budaya, Maba ITN Malang Kenakan Pakaian Adat

Ketua Pelaksana PKKMB 2024 ITN Malang, Ida Soewarni ST., MT, mengenakan pakaian adat Kalimantan, bersama Wakil Dekan 3 FTI ITN Malang, Drs. Sumanto M.Si, mengenakan pakaian adat Nusa Tenggara Timur. (Foto: Aqil/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Penggunaan pakaian adat saat Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) terus dilestarikan oleh Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Mengenakan pakaian adat harapannya semakin menumbuhkan kebanggaan dan cinta budaya daerah.

Ketua Pelaksana PKKMB 2024 ITN Malang, Ida Soewarni ST., MT, mengatakan, pada hari ke dua PKKMB mahasiswa baru, panitia, bahkan jajaran pejabat dekanat dan rektorat mengenakan pakaian adat. Menurutnya, tiap daerah memiliki potensi dan karakteristik masing-masing. Karakteristik ini mempengaruhi aktivitas masyarakat setempat termasuk budaya dalam berpakaian.

“Tiap daerah memiliki potensi budaya masing-masing. Pada momen PKKMB kami berharap maba memiliki kebanggaan dan cinta terhadap busana daerah yang mereka miliki,” ujarnya, saat ditemui di sela-sela PKKMB di Kampus 1 ITN Malang, Selasa (03/09/2024).

Menurut Ida, Indonesia penuh keberagaman, baik suku, bahasa, agama, adat istiadat, ras, dan kesenian. Dengan berpakaian adat mahasiswa akan saling mengenal, saling memiliki sebagai satu kesatuan Republik Indonesia.

Baca juga : PKKMB 2024 ITN Malang, Rektor Dorong Mahasiswa Baru Kembangkan Potensi

Atas semangat maba dan panitia dalam mengenakan pakaian adat, maka panitia memberikan apresiasi. Ada lima mahasiswa baru dan satu panitia yang mendapat apresiasi berupa uang tunai. Dari enam orang yang menonjol adalah Marchelyus M. Antoh, maba dari Teknik Geodesi, dan Syifa Vikha Sabilla, maba dari Arsitektur.

Marchelyus M. Antoh, mahasiswa baru Teknik Geodesi S-1 ITN Malang mengungkapkan rasa bangganya mengenakan pakaian adat Kain Timur khas Kabupaten Maybrat. Pemuda berbadan tinggi tegap ini menyebutkan pakaian yang ia kenakan adalah kemeja Papua, celana hitam dipadu dengan Kain Timur atau yang biasa ia disebut “Yu”. Kain Timur dililitkan pada bagian pinggang dan pundak. Ia juga mengenakan mahkota dari bulu burung cendrawasih.

Kabupaten Maybrat adalah sebuah kabupaten di Provinsi Papua Barat. Maybrat didiami oleh tiga suku, yaitu Ayamaru, Aitinyo, dan Aifat, atau yang kerap disebut A3. Kabupaten Maybrat merupakan daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong Selatan pada tahun 2009.

“Bajunya saya bawa dari rumah. Mama bilang siapa tahu nanti diminta pakai. Namanya Kain Timur, kalau kemeja biasa disebut batik Papua. Saya juga membawa mahkota asli dari bulu cendrawasih,” jelasnya.

Menurut Marchel memakai pakaian adat dalam PKKMB sangat luar biasa. Mahasiswa daerah bisa membawa dan mengenalkan budaya daerahnya di kampus.

Syifa Vikha Sabilla dari Arsitektur S-1 merupakan mahasiswa baru asal Samarinda, Kalimantan Timur. Meskipun pada aslinya kedua orang tuanya berasal dari Jawa, Syifa sangat menjunjung tinggi budaya Kalimantan. Maka ia dengan bangga memakai pakaian adat Dayak Kenyah. Pakaian untuk perempuan bernama baju Ta’a, berbentuk rompi tanpa lengan yang dipadukan dengan rok panjang bermotif senada. Tak lupa ia juga mengenakan mahkota di atas kepalanya.

Baca juga : Dekan FTSP ITN Malang: Alumni Menjadi Pelopor Ciptakan Peluang Kerja Baru

Menurut Syifa sebagai pemuda sangat penting mengenal budayanya. Dengan memakai pakaian adat di PKKMB peserta bisa saling belajar dan mengetahui asal masing-masing dilihat dari pakaian adatnya.

“Pemuda juga harus aktif melestarikan budaya daerah, tidak hanya pakaian adat. Misalnya, menikmati (menyenangi) tarian atau lagu daerah. Syukur-syukur mau belajar. Kalau bukan kita generasi muda siapa lagi,” ujarnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023