Back

Maulana Bayhaqi Lulusan Terbaik Teknik Elektro Rencanakan Sistem Penggerak Mobil Listrik Menggunakan Motor DC Shunt

Maulana Bayhaqi lulusan terbaik Teknik Elektro S-1, Fakultas Teknologi industri (FTI), ITN Malang pada wisuda ke-72, tahun 2024.


Malang, ITN.AC.ID – Kemajuan teknologi telah memicu perubahan dalam dunia industri otomotif, salah satunya adalah pengembangan mobil berbahan bakar listrik. Mobil listrik merupakan kendaraan transportasi yang mengandalkan sumber energi non-fosil atau bukan dari minyak bumi. Kendaraan ini menggunakan tenaga listrik yang disimpan dalam baterai atau media penyimpanan energi lainnya sebagai sumber daya penggerak.

Mobil listrik dikenal dengan istilah Electric Road Vehicles yang dibagi menjadi dua jenis, yakni Zero Emission Vehicle dan Low Emission Vehicle. Mobil Listrik yang dikategorikan Zero Emission Vehicle adalah mobil baterai (battery operate) dan mobil fuel cell. Sedangkan mobil listrik yang dikategorikan Low Emission Vehicle adalah mobil yang sistem penggeraknya menggabungkan antara conventional engine dengan motor listrik (hybrid).

“Mobil listrik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil (fossil fueled-based vehicle). Salah satunya adalah tidak menghasilkan gas buang sehingga dapat mengurangi pemanasan global (carbon footprint),” ujar Maulana Bayhaqi.

Maulana Bayhaqi merupakan lulusan terbaik Teknik Elektro S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang), pada wisuda ke-72 periode 2 tahun 2024. Dia meraih IPK 3.83 dengan judul tugas akhir “Perencanaan Sistem Penggerak Mobil Listrik Menggunakan Motor DC Shunt”.

Baca juga:Asiknya Trial Class Teknik Elektro ITN Malang, Diajari Monitoring Jarak Jauh Menggunakan IoT

Menurutnya, mobil listrik membutuhkan beberapa komponen pendukung, salah satunya adalah motor listrik. Motor listrik merupakan komponen utama yang berfungsi sebagai penggerak pada mobil listrik. Pemilihan motor listrik yang akan digunakan dalam mobil listrik sebagai sistem penggerak haruslah disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan oleh mobil listrik itu sendiri.

Maulana Bayhaqi usai sidang akhir di Teknik Elektro S-1, ITN Malang

Motor listrik DC (Direct Current) dapat digunakan sebagai sistem penggerak pada mobil listrik dikarenakan perputaran pada motor listrik DC dapat dikontrol dengan mudah untuk disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satu jenis motor listrik DC adalah motor listrik DC Shunt. Motor listrik DC Shunt memiliki karakteristik efisiensi tinggi, kecepatan putaran tinggi, dan pengontrolan putaran yang mudah. Karena itu, motor listrik DC Shunt dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan sistem penggerak mobil listrik.

“Motor listrik DC memiliki beberapa keunggulan, seperti pengaturan pengontrolan putaran motor pada motor DC lebih mudah daripada motor AC, motor DC mampu menghasilkan torsi tinggi pada kecepatan rendah, serta maintenance yang lebih mudah,” terangnya.

Dibimbing oleh dosen Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE, IPU, ASEAN Eng, dan Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, Maulana menghitung dan menentukan kapasitas dari motor listrik DC yang akan digunakan sebagai sistem penggerak mobil listrik. Kapasitas motor listrik DC haruslah memenuhi kebutuhan mobil listrik seperti daya yang cukup untuk menggerakkan mobil listrik dengan kecepatan dan beban yang diinginkan, torsi yang cukup untuk menggerakan mobil listrik, dan putaran motor listrik yang sesuai dengan kebutuhan mobil listrik.

Pengujian pada penelitian menggunakan Tang Ampere untuk mengukur arus DC, dan Avometer untuk mengukur tegangan DC. Pengujian dilakukan dengan cara mobil listrik diberi beban 96 Kg, 105 Kg, dan 118 Kg. lalu dikendarai guna mengetahui apakah motor listrik DC yang sudah diaplikasikan pada mobil listrik sesuai atau tidak dengan cara memperhatikan daya yang dikeluarkan pada motor listrik DC. Kemudian dilakukan perbandingan antara perhitungan dan pengukuran daya motor listrik.

Dari hasil pengukuran menunjukan adanya kesesuaian antara perhitungan dan pengujian, dengan perbedaan yang relatif kecil dalam nilai daya yang dibutuhkan pada beban maksimum. Hal ini menunjukkan bahwa motor listrik yang digunakan pada gokart tersebut sesuai dengan perhitungan teknis yang telah dilakukan sebelumnya.

Baca juga:SINARFE 7-6 Bahas Transisi Energi Menuju Net Zero Emission Di Sektor Ketenagalistrikan: Tantangan dan Peluang

Maulana merupakan putra pasangan Nasrudin, dan Erna Wiyati. Pemuda asal Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ini memutuskan masuk ke Teknik Elektro S-1 ITN Malang karena Teknik Elektro memiliki Akreditasi Unggul, alasan tersebut juga didukung oleh keluarga dan kerabat.

Selama kuliah Maulana aktif mengikuti program kampus merdeka. Dia dua kali mengikuti Magang Bersertifikat  di semester 6, dan semester 7. “Magang bersertifikat ini sangat membantu saya dalam menaikkan nilai IP yang sempat turun. Nilai pada magang bersertifikat bisa dikonversi ke nilai mata kuliah. Soalnya pada pergantian kuliah dari online ke offline saat pandemi covid-19 kemarin nilai saya sempat turun. Semacam kena shock (reverse culture shock),” ungkap alumnus SMK Negeri 2 Pangkalan Bun ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023