Back

Habib Abdullah Rahmat Lulusan Terbaik Teknik Industri Teliti Potensi Usaha Snack Bocil, Singosari

Habib Abdullah Rahmat, lulusan terbaik Teknik Industri S-1, Fakultas Teknologi Industri (FTI), ITN Malang pada wisuda ke 73 tahun 2025. (Foto: Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Mie Lidi, jajanan berbentuk lidi dengan rasa gurih dan renyah ini memiliki penggemar sendiri. Mulai anak kecil, hingga orang dewasa yang bernostalgia dengan masa kecil. Salah satu produsen mie lidi adalah Dua Putra yang memproduksi Snack Bocil, yakni mie lidi dengan tiga varian rasa, rumput laut, barbeque, dan pedas.

Sebagai produk utama, Snack Bocil telah mendapatkan respons positif di pasar dengan cakupan distribusi yang meluas hingga Papua. Namun, pada tahun 2024 perusahaan menghadapi tantangan berupa permintaan konsumen yang meningkat drastis melampaui kapasitas produksi yang tersedia. Maka, perusahaan harus mengimbangi permintaan tersebut dengan peningkatan produksi.

Melihat hal tersebut, Habib Abdullah Rahmat membuat analisa kelayakan usaha Snack Bocil. Lulusan terbaik Program Studi Teknik Industri S-1, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) ini kemudian mengangkatnya dalam judul skripsi “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Snack Bocil dengan Metode Cost Benefit Analysis di Singosari, Malang”.

Baca juga : Bangun Komunitas, Honor of Kings (HOK) Campus Attack Hadir di ITN Malang

“Perusahaan Dua Putra perlu segera meningkatkan kapasitas produksi melalui investasi alat dan perluasan area produksi untuk memenuhi permintaan konsumen. Hal ini untuk menjaga pertumbuhan perusahaan, dan mempertahankan reputasi di pasar,” jelasnya. Pada proses skripsinya Habib dibimbing oleh dosen Dra. Sri Indriani, MM, dan Mariza Kertaningtyas, ST., MT.

Penelitian Habib menggunakan metode Cost-Benefit Analysis (CBA) dan peramalan permintaan menggunakan metode Simple Moving Average untuk menentukan target produksi tahunan. Sementara analisis kelayakan investasi dilakukan dengan indikator keuangan.

“Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa yang menyatakan pengembangan usaha belum dinyatakan layak dilakukan, kecuali dengan metode Payback Period yang menentukan pengembangan usaha layak dilakukan,” ungkapnya.

Meskipun hasil analisis menunjukkan hasil yang beragam, Habib berharap langkah pengembangan usaha ini dapat membantu perusahaan Dua Putra memenuhi kebutuhan pasar, meningkatkan kapasitas produksi, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

“Setelah mendapati hasil tersebut saya merekomendasikan persiapan. Karena sulit mengurangi biaya produksi maka diperlakukan pengurangan jumlah karyawan tambahan dan meningkatkan produktivitas mereka. Dengan SDM yang ada harusnya output-nya banyak. Permasalahannya di bagian penggorengan yang tidak mencukupi produksi harian, penambahan jam kerja atau shift juga kurang efektif. Jadi perlu penambahan investasi ke kompor,” lanjutnya.

Selain kuliah, hari-hari Habib dimanfaatkan untuk mengembangkan soft skill seperti menjadi anggota dan pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) ITN Malang, mengikuti MSIB Achmad Zaky Foundation Data Science and AI yang dilakukan online selama 4 bulan, magang di Sawit Token bagian desain untuk sosial media selama 3 bulan.

“Ingin mencari dan menambah pengalaman. Di MSIB kami ditantang membuat project, sementara di Sawit Token saya setiap dua minggu sekali bertugas membuat desain. Output-nya mendapat insight (pandangan) kerja di perusahaan,” kata pemuda asal Kepahiang, Bengkulu ini.

Baca juga : BPS Campus Tour Ajak Mahasiswa Teknik Industri Pelajari Seluk Beluk Baja

Habib akhirnya berhasil menyelesaikan studi 3,5 tahun dengan raihan IPK 3,79. Ia merupakan alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Ponorogo, Jawa Timur, dan putra dari pasangan Winarna, dan Tetty Syafitri.

“Lolos 3,5 tahun memang menjadi target saya sejak awal masuk kuliah. Triknya adalah memanfaatkan momentum saat menjadi mahasiswa baru (Maba). Saat Maba masih semangat-semangatnya kuliah. Bisa mengambil mata kuliah yang sulit-sulit, jadi saat memasuki semester akhir waktu stress-stresnya tinggal mengambil mata kuliah yang mudah-mudah,” pungkasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023