
Perkuat Mitigasi Bencana, ITN Malang dan Balitbangda Kabupaten Malang Gelar Seminar Akhir Kajian Gerakan Tanah
Suasana “Seminar Akhir Kajian Mitigasi Gerakan Tanah di Kecamatan Donomulyo dan Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang” kerja sama ITN Malang dengan Balitbangda Kabupaten Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) sukses menggelar “Seminar Akhir Kajian Mitigasi Gerakan Tanah di Kecamatan Donomulyo dan Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang”. Bertempat di Ruang Sidang Pascasarjana Kampus 1 ITN Malang, Kamis (12/06/2025), seminar ini merupakan puncak implementasi kerja sama strategis antara ITN Malang dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Malang.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Malang, Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Karangkates Malang, Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Malang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang, serta Perwakilan Camat dan Lurah dari wilayah Kecamatan Donomulyo dan Tirtoyudo.
Wakil Rektor III ITN Malang, Dr. Hardianto, ST., MT., mewakili Rektor ITN Malang menyatakan bahwa acara ini merupakan pertemuan kedua dan sudah memasuki laporan akhir. Ia berharap acara berjalan lancar dan sukses. Hardianto juga menyampaikan, ITN Malang siap untuk agenda kolaborasi di masa depan sebagai komitmen ITN Malang dalam menjalin kerja sama berkelanjutan.
Sekretaris Balitbangda Kabupaten Malang, Aprija Wirawan, S.Sos., MAP., hadir mewakili Kepala Balitbangda Kabupaten Malang, Dr. Ricky Meinardhy, ST., MT., menyampaikan sambutan yang menekankan pentingnya kajian ini. Menurutnya berdasarkan data awal dari Pusat Klimatologi dan Mitigasi Bencana Geologi, hampir seluruh wilayah Kabupaten Malang memiliki potensi gerakan tanah dari sedang hingga tinggi.
“Wilayah Kabupaten Malang memiliki topografi yang beragam, mulai dari landai hingga pegunungan yang saat musim hujan berpotensi tinggi terjadi bencana, salah satunya gerakan tanah,” katanya.
Baca juga : ITN Malang dan Balitbangda Kabupaten Malang Kaji Mitigasi Bencana Tanah Bergerak di Kabupaten Malang
Aprija menambahkan, beberapa wilayah juga berpotensi banjir dan berdasarkan histori gerakan tanah pernah terjadi di Tirtoyudo, Kalipare, dan Donomulyo yang menyebabkan kerusakan signifikan. Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan, maka dilakukan kajian mitigasi gerakan tanah di lokasi tersebut.
“Kami sangat mengharapkan masukan, saran agar dapat menghasilkan kajian yang komprehensif untuk menjadikan acuan kebijakan ke depan,” harapnya.
Ratri Andinisari, S.Si., M.Si., Ph.D., tenaga ahli ITN Malang memaparkan hasil kajian akhir kajian mitigasi gerakan tanah di Kecamatan Donomulyo dan Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang”. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Adanya kajian mitigasi sangat penting dan diperlukan oleh Kabupaten Malang guna melengkapi dokumen kesiapsiagaan dan mitigasi bencana yang sedang disusun oleh BPBD Kabupaten Malang. Hasil mitigasi dapat ditindaklanjuti oleh BPBD untuk penyusunan dokumen rencana kontijensi yang sifatnya lebih komprehensif dan operasional, khususnya untuk bencana gerakan tanah.
“Untuk itu, kami sangat mendukung ITN Malang untuk terus aktif dalam kajian mitigasi gerakan tanah guna mengurangi risiko bencana. ITN memiliki peran krusial dalam melakukan penelitian, mengembangkan metode pemantauan fenomena gerakan tanah, serta mengadakan pelatihan bagi mahasiswa dan profesional di bidang mitigasi bencana. Bersama para pemangku kepentingan ITN Malang diharapkan dapat mengembangkan strategi mitigasi dan membangun sistem peringatan dini yang efektif bagi masyarakat,” bebernya.
Dalam kesempatan tersebut, Ratri Andinisari, S.Si., M.Si., Ph.D., tenaga ahli ITN Malang memaparkan hasil kajian akhir yang telah dilakukan tim ITN Malang. “Ini merupakan paparan akhir, di mana pada paparan sebelumnya (Maret 2025 lalu) tim kami sudah membahas kondisi eksisting mengenai kebencanaan gerakan tanah di kedua kecamatan yang telah disebutkan beserta metode yang kami gunakan,” jelas Ratri.
Ia memaparkan, kajian bencana tanah bergerak ini direncanakan selama tiga tahun. Untuk tahap awal, dipilih Kecamatan Tirtoyudo dan Donomulyo berdasarkan hasil rapat dengan Balitbangda dan BPBD yang mengindikasikan kedua desa tersebut merupakan kawasan rawan. “Jika kajian ini berhasil, maka tahun depan kami lanjutkan untuk identifikasi kawasan rawan bencana gerakan tanah di 31 kecamatan lainnya di Kabupaten Malang, dan di tahun ketiga akan dilakukan analisis rekomendasi yang sifatnya praktikal sehingga dapat langsung diterapkan di lapangan,” tambahnya.
Tujuan utama kegiatan adalah mengidentifikasi Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gerakan Tanah, melakukan analisis perhitungan dan klasifikasi bahaya, kerentanan, dan kapasitas terkait bencana gerakan tanah hingga mendapatkan Peta Risiko Bencana, serta mengkaji rekomendasi mitigasi bencana gerakan tanah untuk kedua kecamatan tersebut. Faktor pemicu tanah bergerak di Kabupaten Malang diidentifikasi meliputi hujan, kelerengan, geologi batuan, jenis batuan, tutupan lahan, dan aktivitas seismik.
Baca juga : Kunjungi ITN Malang, Balidbangda Kab. Malang Jajaki Kolaborasi Riset dan Inovasi
Kerja sama antara ITN Malang dan Balitbangda Kabupaten Malang ini diharapkan dapat menghasilkan peringatan dini dan mitigasi yang efektif, serta mengembangkan teknologi dan metode yang digunakan untuk memantau gerakan tanah, demi mengurangi risiko bencana di Kabupaten Malang. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)