
Jamin Mutu Perguruan Tinggi: ITN Malang Gelar Pelatihan Calon Auditor AMI Batch 2
Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., PhD, saat membuka Pelatihan Calon Auditor AMI Batch 2 secara daring. (Screenshot Zoom Meeting)
Malang, ITN.AC.ID — Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, dengan menggelar Pelatihan Calon Auditor Audit Mutu Internal (AMI) Batch 2 Tahun 2025. Bekerja sama dengan Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas Surabaya, pelatihan dilaksanakan secara daring selama tiga hari, Rabu – Jumat (05-07/11/25).
Kegiatan ini diikuti oleh 36 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur, meliputi wilayah Ponorogo, Jember, Sidoarjo, Pasuruan, Surabaya, dan lainnya. Dari total peserta, 6 orang berasal dari ITN Malang, dan 30 orang lainnya dari perguruan tinggi mitra.
Mutu Perguruan Tinggi Adalah Hal Utama
Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., PhD, mengapresiasi keberlanjutan kerja sama ini. Rektor dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga mutu perguruan tinggi sesuai arahan Kementerian dan LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur.
Baca juga : Sosialisasi AMI ITN Malang, Rektor Harapkan Perbaikan yang Riil dan Tepat Sasaran
“Dinamika, tantangan, dan juga peluang di pendidikan tinggi selalu berubah dan berkembang setiap waktu. Sehingga dibutuhkan tim penjaminan mutu baik itu di tingkat institusi sampai tingkat prodi yang bisa menjamin mutu layanan,” ujar rektor, Rabu (05/11/2025).
Rektor berharap usai pelatihan komunikasi antara peserta, narasumber, dan fasilitator tetap terjalin mengingat tantangan ke depan tidak mudah. Kolaborasi yang kuat sangat diperlukan untuk menjamin peningkatan kualitas layanan pendidikan tinggi.

Peserta Pelatihan Calon Auditor AMI Batch 2 kerja sama ITN Malang dengan Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas Surabaya. (Screenshot Zoom Meeting)
Adaptasi Peraturan dan Fokus Internasionalisasi
Pelatihan ini menjadi sangat penting karena menyesuaikan dengan perubahan regulasi terbaru, khususnya Permen 39 Tahun 2025. Kepala Satuan Penjaminan Mutu (SPM) ITN Malang, Ir. Maranatha Wijayaningtyas, ST., MMT., Ph.D., IPU., ASEAN Eng, menjelaskan fokus pelatihan.
“Peraturan baru ini menuntut perguruan tinggi untuk lebih mengarah ke internasionalisasi dan penggunaan teknologi digital. Salah satu perbedaannya adalah penyesuaian standar internasional, target menembus standar global, pengembangan platform teknologi digital, sertifikasi kompetensi, dan wajib mengakomodasi Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL),” jelas Maranatha.
Maranatha berharap para peserta dapat lulus sebagai auditor tersertifikasi dan kompeten, serta mampu mendukung penjaminan mutu di perguruan tinggi masing-masing agar selalu adaptif terhadap peraturan baru dan membudayakan mutu yang berkelanjutan.
Pelatihan ini dipandu oleh pemateri ahli, Prof. Dr. Dra. Tatik Suryani, Psi., MM., dan Prof. Dr. Luciana Spica Almilia, SE., M.Si., QIA., CPSAK. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok untuk mempraktikkan proses Audit Mutu Internal (AMI) secara aktif, mulai dari perencanaan hingga penyusunan laporan. Penilaian mencakup praktik daftar tilik, audit dokumen, audit lapangan, kehadiran, hingga post-test.
Auditor Harus Paham Dampak dan Obyektivitas
Prof. Dr. Dra. Tatik Suryani, Psi., MM., menekankan pentingnya orientasi dampak dalam sistem penjaminan mutu.
Baca juga : Sosialisasi AMI ITN Malang: Tingkatkan Mutu dan Tata Kelola Menuju Kampus Unggul
“Kalau ingin mewujudkan perguruan tinggi kita berdampak, maka standarnya juga harus memikirkan tentang dampak, tidak hanya sekedar output tetapi juga outcome menjadi salah satu indikator penting. Di bidang pendidikan, kita ingin lulusan kita berdampak, sebarannya kemana, apakah hanya di wilayah lokal, atau bisa bekerja di tingkat nasional/multinasional, dan juga gajinya bagaimana,” tegasnya.
Prof. Tatik juga menekankan bahwa seorang auditor tidak boleh mencari kesalahan, tetapi harus mengembangkan kesan positif agar pihak yang diaudit menyadari pentingnya mutu. Auditor wajib jujur, bertanggung jawab, dan obyektif dalam mengungkapkan hasil temuan. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)



