
Dari Kelas ke Kampus: SDN Percobaan 2 Malang Buktikan Belajar IPAS Lebih Seru di ITN Malang
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Percobaan 2 Malang saat belajar energi baru terbarukan di ITN Malang. (Foto: Mita/Humas)
Malang, ITN.AC.ID — Sebanyak 104 siswa kelas 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Percobaan 2 Malang didampingi 7 guru melaksanakan kegiatan outing class yang bertujuan untuk mengenal lebih dekat teknologi energi terbarukan. Kunjungan edukatif ini dilaksanakan di Laboratorium Energi Baru Terbarukan (EBT) Teknik Elektro S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) pada Selasa (18/11/2025).
Kardiani Izza Ell Milla, M.Pd., atau yang akrab disapa Bu Ila menjelaskan, outing class merupakan bagian dari upaya sekolah untuk menguatkan pembelajaran intrakurikuler, khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) dengan materi energi terbarukan.
“Biasanya kami belajar di sekolah hanya dari buku, teks, dan video. Untuk materi energi terbarukan seperti PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu), dan PLTPH (pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro) kami merasa perlu menunjukkan langsung wujud dan cara kerjanya kepada anak-anak,” ujar Bu Ila.
Menurutnya, ITN Malang menjadi pilihan utama karena kelengkapan fasilitasnya. “Kami mencari-cari di Kota Malang dan hanya di ITN saja yang memiliki perangkat lengkap. Di tempat lain (alat peraga) hanya berbentuk miniatur saja,” tambahnya.
Baca juga : Eksplorasi Energi Masa Depan: Study Visual SD IT Insan Permata Malang di ITN Malang
Bu Ila melihat antusiasme tinggi dari para siswa. “Anak-anak terlihat sangat senang dan terkesan. Ini menjadi pengalaman pertama mereka melihat langsung ke dalam lingkungan kampus dan teknologi energi,” katanya. Agar pembelajaran lebih terstruktur, siswa juga dibekali lembar kerja yang harus diisi selama kunjungan.
Harapan dari pihak sekolah, melalui kegiatan ini, anak-anak dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat terkait hemat energi dan pemanfaatan energi terbarukan dalam kehidupan sehari-hari. “Mereka adalah generasi penerus bangsa,” pungkasnya.

Antusiasme Siswa Melihat Teknologi Nyata
Rasa kagum juga diungkapkan oleh salah satu siswi, Zevita Natania Cerlia Tany. Zevita menyebutkan, selain melihat PLTS yang sudah pernah diketahui, ia baru pertama kali melihat teknologi lain seperti smart home yang berfungsi mengontrol rumah dari jarak jauh, serta pembangkit listrik lainnya.
“Yang awalnya kalau di sekolah belajar di buku itu kurang paham, disini melihat secara langsung jadi bisa lebih memahami,” kata Zevita.
Ia menambahkan, dari sekian banyak energi alternatif, yang paling mudah dipahami adalah PLTS karena cara kerjanya yang sederhana, yaitu mengubah sinar matahari menjadi listrik. Zevita juga sempat menjelaskan bahwa PLTS On-grid adalah sistem di mana aliran listrik yang dihasilkan dipakai oleh kampus, dan kelebihannya dapat ditransfer ke PLN.
Siswa lainnya, Alfaro Suprapto juga memberikan kesan positif. “Bagus sekali. Di sini banyak contoh pembangkit listrik tenaga terbarukan, ada PLTB, PLTS on-grid dan off-grid, serta PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) dan lainnya,” tuturnya.
Alfaro menjelaskan secara rinci tentang cara kerja PLTS yang paling mudah dipahami: “Sinar matahari ditangkap panel surya, diteruskan ke baterai (arus DC), diubah ke inverter menjadi arus AC, kemudian disalurkan ke rumah-rumah,” jelasnya.
Baca juga : Energi Masa Depan: 109 Siswa SD Ummu Aiman Eksplorasi Lab. EBT ITN Malang, Dari PLTS Hingga Smart Home
Sementara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) menurutnya aliran air digerakkan oleh turbin, turbin menggerakkan generator, dan dari generator menghasilkan listrik.
Kunjungan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan minat para siswa kelas 6 terhadap isu energi dan teknologi ramah lingkungan sejak usia dini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)



