
Lebih dari Sekadar Koneksi: Urgensi Duta Kampus dalam Membangun Citra dan Identitas Mahasiswa
Dewa Kumara, Mahasiswa Bisnis Digital S-1 ITN Malang, Angkatan 2023. (Foto: Istimewa)
Penulis Opini: Dewa Kumara, Mahasiswa Bisnis Digital S-1 ITN Malang, Angkatan 2023. Sekaligus sebagai finalis Duta Kampus ITN Malang 2023.
“Public relations is not about telling the world how great you are. It’s about creating a story that others want to be part of.” — Simon Sinek
Malang, ITN.AC.ID – Ditengah derasnya arus globalisasi dan jiwa kompetitif antar perguruan tinggi, institusi tidak hanya dituntut untuk mencetak lulusan unggulan dan berprestasi namun juga memiliki karakteristik yang dapat mencerminkan karakter serta budaya kampusnya. Menurut jurnal “University Branding and Student Engagement” (Enderson & Ekman, 2022), peran mahasiswa sebagai brand ambassador atau pencetus citra kampus terbukti telah meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi sekaligus memperkuat rasa saling memiliki di kalangan sivitas akademika.
Kehadiran Duta Kampus juga merupakan upaya nyata dari universitas atau institusi akademis untuk membangun soft diplomacy atau citra positif dari perguruan tinggi tersebut. Selain itu, Duta Kampus juga mengajarkan bagaimana seorang public figure harus memiliki karakteristik dan image yang menambah value seorang mahasiswa sebagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam pageant. Duta Kampus bukan hanya berdiri sebagai wajah atau representasi kampus, namun juga menjadi jembatan bagi institusi pendidikan tinggi dan masyarakat luar yang menghidupkan tridarma melalui jalinan relasi serta komunikasi.
Baca juga: Grand Final Pemilihan Duta Kampus ITN Malang 2024, Ajang Bergengsi Bagi Mahasiswa Berprestasi
Pada Undang Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, ditegaskan bahwa mahasiswa menjadi “subjek aktif” dalam penyelenggaraan pendidikan serta pengabdian pada masyarakat. Maka, sejatinya Duta Kampus bukanlah ajang tanding kecantikan akademik, namun sebuah wadah untuk membentuk karakter yang lebih unggul, membangun jiwa kepemimpinan, dan kemajuan skill diplomasi pada generasi muda bangsa. Beauty, Brain, dan Behaviour merupakan tiga nilai yang dijunjung tinggi di dunia pageant yang mengharuskan para ambassador untuk bukan hanya memiliki penampilan menarik, namun juga menjadi seseorang yang dapat meng-influence orang lain lewat intelektualitas dan skill komunikasi. Didukung sopan santun serta kebijaksanaan dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi, seperti mengedukasi masyarakat, membuat koneksi, juga mengeksplor minat bakat mahasiswa lainnya.

Grand Final Duta Kampus ITN Malang 2024. (Foto: Humas ITN Malang)
Namun, dibalik gemerlap selempang dan mahkota simbolik, ada juga tantangan yang sering luput dari mata khalayak ramai. Selain memiliki kewajiban representasi, mereka juga harus menyeimbangkan tanggung jawab karena memiliki tuntutan akademis yang harus diselesaikan sebagai tujuan utama. Agenda promosi, pelatihan, hingga kegiatan sosial kerap berbenturan dengan jadwal kuliah, atau riset. Karena inilah, pihak kampus juga selalu membantu dalam hal administratif seperti pengakuan kegiatan non-akademik di SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah), atau permintaan izin yang fleksibel supaya membantu memaksimalkan potensi mereka.
9Baca Juga : Rektor: Duta Kampus Sebagai Brand Ambassador Ikut Mengenalkan ITN Malang ke Masyarakat Luas
Selain itu, kontribusi Duta Kampus di era sekarang juga dapat dinilai melalui indikator yang lebih terukur, bukan hanya melalui jumlah acara atau kegiatan seremonial yang mereka hadiri. Beberapa perguruan tinggi mulai menggunakan parameter seperti peningkatan engagement media sosial kampus, bertambahnya kolaborasi eksternal yang dibangun oleh para duta, dampak keberlanjutan dari program sosial yang mereka rintis, hingga peningkatan jumlah mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan kampus setelah adanya kampanye atau inisiatif dari Duta Kampus. Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa representasi bukan hanya tentang tampil, tetapi tentang pengaruh dan dampak yang ditinggalkan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kampus dapat melakukan penguatan di proses seleksi dan pembinaan. Misalnya, memperberat penilaian pada penyusunan esai kritis, proyek sosial berbasis problem solving, atau kemampuan advokasi yang relevan dengan isu masyarakat. Kampus juga dapat menghadirkan sesi pelatihan kepemimpinan, diplomasi publik, hingga kolaborasi lintas lembaga agar Duta Kampus memiliki bekal yang lebih komprehensif. Dengan langkah-langkah ini, nilai brain dan behaviour bukan hanya jargon, tetapi benar-benar terimplementasi dalam proses pembentukan Duta Kampus.
Salah satu implementasi nyata dari Duta Kampus adalah Duta Kampus ITN Malang. Mereka bukan hanya bekerja sebagai pemanis “wajah” kampus saja, namun keberadaan mereka menjadi motor penggerak berbagai program sosial dan edukatif yang melibatkan mahasiswa lintas fakultas. Beberapa di antaranya aktif menginisiasi kampanye literasi di lingkungan kampus, pendampingan pelajar di wilayah sekitar institusi, hingga terjun langsung dalam kegiatan pengabdian masyarakat bersama dosen dan lembaga kemahasiswaan. Peran mereka tidak berhenti pada fungsi representatif, tetapi berkembang menjadi agen perubahan yang mampu menghubungkan kampus dengan kebutuhan masyarakat luas serta menghadirkan citra kampus sebagai institusi yang responsif, humanis, dan berdaya guna.
Duta Kampus bukan hanya sebuah simbol estetika manekin semata, namun merekalah yang akan merepresentasikan jiwa dari kampus itu sendiri serta wajah dari masa depan kampus. Pada waktu dimana dunia berlomba untuk menunjukan citra terbaiknya, Duta Kampus hadir bukan hanya untuk pamer keunggulan, namun juga menyuarakan aspirasi dan nilai yang mereka miliki.
Berpikir kritis, beretika, dan berjiwa sosial menggambarkan salah satu perkataan Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan adalah proses untuk memanusiakan manusia”. Maka, Duta kampus sejatinya adalah bukti nyata dari hal tersebut. Di tangan merekalah, tantangan untuk membawa nilai nilai intelektual, karakteristik, dan etika mahasiswa supaya dikenal di dunia luar terbawa. Mempertahankan keberadaan representasi kampus ini berarti menjaga denyut nadi reputasi kampus serta semangat muda yang terus membawa era transformatif.



