ITN Malang Wadahi Minat Seni Pelajar, Lewat Dance Competition
Tim SPEC SMAN 2 Lumajang Menampilkan dance terbaiknya dengan kostum yang unik. (Foto: UKM Format)
Open House Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang 2019 di kampus II turut mewadahi minat seni generasi milenial dengan dance competition. Meskipun sebagai kampus teknologi, kampus biru ini tetap memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa berbasis seni dan olahraga. Salah satu UKM-nya adalah UKM Sanggar Blitz, yang juga mengusung seni tari.
Dalam open house kali ini yang dilombakan adalah Modern Dance khusus bagi pelajar setingkat SMA. Menurut pengamatan penulis, gerakan dance peserta lomba ada yang memadukan unsur gerakan hip hop, robot dance, bahkan break dance. Beranggotakan 3-8 orang, peserta diberi waktu 3-5 menit untuk menunjukkan kebolehannya di hadapan para juri. Ada tiga juri dalam lomba kali ini, yakni Double’D (D’Bronisth Famz) Malang, yang juga alumnus Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota ITN Malang, Riswandy (Last Minute Street Crew) Surabaya, dan Eco (Black) Bandung.
Menurut Pompy Mandislian Sianturi, panitia lomba dance mengatakan, jumlah peserta dance melebihi ekspektasi panitia. Ada 30 peserta yang mendaftar, meskipun kemudian dari jumlah tersebut tinggal 19 peserta yang maju lomba. Hal ini dikarenakan waktu lomba mendekati jadwal ujian bagi pelajar. “Targetnya hanya 10-15 tim dari Malang Raya, namun yang mendaftar hingga 30 tim. Tapi, banyak yang mengundurkan diri karena besok Senin ada jadwal ujian,” terang mahasiswa Teknik Elektro semester 6 ini, Minggu (28/4/19).
Bahkan peserta lomba yang awalnya hanya untuk pelajar se-Malang Raya ternyata diikuti pula oleh pelajar dari luar Malang, seperti Lumajang dan Mojokerto. Salah satu peserta dari Lumajang adalah tim Satria Pinandhita Dance Crew (SPEC) SMAN 2 Lumajang. Jauh-jauh dari Lumajang dan setia menunggu pengumuman akhirnya terbayar, tim SPEC mendapat juara 3.
Saat tampil, SPEC berani tampil beda dengan kostum pelajar dan dandanan ala zombi yang dilengkapi dengan tali di leher. Memang terlihat sedikit horor, namun dengan keharmonisan dan kelincahan geraknya, kehororan penampilan justru memperkuat gerak tarinya.
“Senang rasanya, tidak rugi jauh-jauh kami datang. Semoga kedepan bisa menampilkan performa lebih baik lagi,” ujar Syntia Nur Wijayanti salah satu anggota SPEC SMAN 2 Lumajang. (me/humas)