Sentra KI ITN Malang jadi Magnet Banyak Kampus Jalin MoU
Ki-ka: Rektor ITN Malang, Dr.Ir. Kustamar, MT., Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nganjuk, Rektor Universitas Islam Madura, dan Ketua Bidang Pendidikan Akafarma PIM Malang, saat penandatangan MoU dalam bidang Sentra KI. (Foto: Yanuar/humas)
Sentra Kekayaan Intelektual (KI) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menjadi magnet bagi banyak kampus. Hal ini terbukti dengan digandengnya Sentra KI ITN Malang oleh tiga kampus sekaligus dihari yang sama, Sabtu (20/7/19). Bertempat di Ruang Sidang Pasca Sarjana Kampus I, ITN Malang meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nganjuk, dan Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang (Akafarma PIM).
Menurut Rektor ITN Malang, Dr.Ir. Kustamar, MT kompetensi Sentra KI ITN Malang memang sudah tidak diragukan lagi. Selain Sentra KI menjadi tim fasilitator Kemenristekdikti, jumlah paten dosen ITN Malang terbilang cukup tinggi. “Sentra KI ITN Malang mempunyai kompetensi luar biasa. Sering diundang oleh Dikti untuk memberikan materi di berbagai perguruan tinggi. Akan sangat bagus bila kampus kita bisa saling bersinergi dan berkolaborasi,” ujar rektor saat membuka acara.
MoU yang berbarengan terang mengagetkan ketiga kampus yang hadir. Ini diungkapkan oleh Rektor Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan, Achmad, S.Ag.,M.Pd. Ia tidak menyangka bisa bertemu dengan dua kampus lainnya yang punya tujuan sama.
“Kami tidak menyangka ternyata hari ini bisa bertemu dengan dua kampus dengan maksud yang sama. Kedatangan kami dalam rangka tri dharma perguruan tinggi dalam hal Sentra KI sekaligus silaturahmi. Universitas Islam Madura baru mendapatkan bantuan pembinaan pembentukan Sentra KI. Harapannya kami diberi bimbingan, arahan, sehingga kedepan Sentra KI UIM bisa optimal, khususnya dalam melakukan dan menginventarisir kegiatan HKI,” beber Achmad.
Pernyataan Rektor Universitas Islam Madura senada dengan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nganjuk, Dra. A.R. Indra Dekrijanti, M.Pd. Membawa semua wakil ketua, kaprodi dan staff Sentra KI, Indra mengungkapkan alasan mengandeng Sentra KI Kampus Biru. “Kami kesulitan dalam mengenal paten dan mengadministrasikan paten. Ini sesuatu hal yang baru bagi kami. Kami ingin berhasil mengemban amanat (Dikti), maka kami bekerjasama dengan ITN Malang,” tukas Indra.
Kampus di Malang pun tidak ketinggalan. Ketua Bidang Pendidikan Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang (Akafarma PIM ), Dr. Sentot Joko Raharjo, M.Si., berusaha mengejar ketertinggalan mengenai Sentra KI dengan menjalin MoU bersama ITN Malang.
“Kami merasa sangat tertinggal jauh. Kami mencoba mengejar ketinggalan itu dengan mengadakan kerjasama dengan ITN Malang,” ujar alumnus doktoral Universitas Brawijaya ini. Sentot mengatakan, status Akafarma PIM saat ini masih akademi, namun kedepannya diagendakan bisa menjadi Poltekes.
Garis besar kerjasama ketiga kampus tersebut mengenai tri dharma perguruan tinggi, dan pengembangan Sentra KI di masing-masing kampus. Setelah penandantanganan MoU, STIE Nganjuk melanjutkan kegiatan dengan study banding ke kantor Sentra KI ITN Malang. Begitupun Universitas Islam Madura mendapat pendampingan langsung pengelolaan Sentra KI, sementara untuk Akafarma PIM akan mendapat pendampingan di kampusnya. (me/humas)