Mahasiswa ITN Malang Buat Alat Pencetak Mie Otomatis untuk UKM
Johan Dwi Purnomo, mahasiswa Teknik Industri D-3 ITN Malang dengan hasil karyanya ‘Alat Pencetak Mie Otomatis’. (Foto: Istimewa)
Sebagian orang pasti pernah dan suka mengkonsumsi mie. Mie dapat dinikmati dengan berbagai cara, seperti direbus, digoreng, atau dibuat kudapan. Di Kota Malang sendiri penikmat mie dimanja dengan banyaknya penjual yang menjual mie dengan berbagai macam cara dan varian. Tentunya ini akan membutuhkan pasokan mie yang besar. Kebutuhanan inilah mendasari Johan Dwi Purnomo, mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang merancang alat pencetak mie otomatis.
“Di Malang banyak yang menjual olahan mie. Mulai dari mie di pinggir jalan hingga yang sudah mempunyai nama terkenal. Tapi kebanyakan cara membuatnya masih manual dengan tenaga manusia dan membutuhkan waktu yang lama,” kata Johan.
Menurut mahasiswa Teknik Industri D-3 ini, alat pencetak mie otomatis rancangannya cocok untuk Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain bisa untuk meningkatkan produktivitas dan efisien waktu, harganya juga relatif lebih murah.
“Di pasaran alat pencetak mie menggunakan mesin besar, otomatis harganya juga mahal. Untuk UKM kecil tidak cocok. Makanya, saya membuat mesin (pencetak mie otomatis) yang mendekati cara kerja mesin besar, dengan harga di bawahnya,” terang putra dari pasangan Sugeng Budiono dan Darwati ini.
Mesin pembuat mie otomatis karya arek Malang ini berbentuk persegi panjang dengan panjang 75 cm, lebar 3,5 cm, dan tinggi 100 cm. Beratnya kurang lebih 70 kg, sehingga hanya butuh tiga orang untuk mengangkat. Spesifikasinya terbuat dari bahan aluminium dengan rangka besi. Dilengkapi dua bagian untuk pemipih dan pemotong. Sedangkan penggeraknya memakai motor listrik 0,5 hp.
Baca juga: Lezatnya Burger Sumo dan Beragamnya Inovasi Produk diapresiasi oleh Siswa SMA/SMK
Baca juga: Rifqi Bagus Wicaksono, Buat Alat Pengasap Ikan Higienis dan Ramah Lingkungan
“Alat ini fleksibel, bisa disetel untuk menebal dan tipiskan adonan mie. Roll pencetak juga bisa dibongkar pasang sehingga mempermudah pembersihan,” imbuhnya.
Menurut Johan, biasanya dengan alat lama akan menghasilkan mie 12,4 kg/jam. Sedangkan dengan alat baru bisa menghasilkan mie 61,2 kg/jam. “Perhari batas penggunaannya maksimal 8 jam, agar mesin tidak cepat rusak,” tandasnya yang turut diwisuda pada September 2019 kemarin. (me/humas)