Pasca Gempa Bumi, Pemkab Lombok Tengah Butuh Kerjasama dengan PWK ITN Malang
Sekretaris Daerah Lombok Tengah, H.M. Nursiah, S.Sos, M.Si., memberi kuliah umum di hadapan 300 mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITN Malang, Senin (18/11/19). (Foto: Yanuar/humas)
Malang, ITN.AC.ID — Pasca gempa bumi bermagnitudo 5,0 yang mengguncang Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada April 2019 lalu membuat Pemerintah Kabupaten setempat melakukan berbagai upaya penanganan baik secara fisik maupun spiritual.
Saat berkunjung ke Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Sekretaris Daerah Lombok Tengah H.M. Nursiah, S.Sos, M.Si., mengatakan, Pemkab Lombok Tengah sangat membutuhkan bantuan dari mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) untuk membina masyarakat dalam hal pembinaan standar bangunan tahan gempa. Senin (18/11/19).
“Kehadiran saya untuk memenuhi undangan dari Pak Rektor untuk sharing info penanganan bencana gempa bumi di Lombok Tengah. Sekaligus kami (Pemkab Lombok Tengah) juga membutuhkan bantuan dari mahasiswa Planologi (PWK) ITN dalam membina masyarakat. Nanti bentuk kerjasamanya bisa dalam KKN, pengabdian masyarakat, termasuk pengkajian-pengkajian,” kata Nursiah saat mengisi Kuliah Umum Penanganan Bencana Gempa di Kabupaten Lombok Tengah
Di hadapan sekitar 300 mahasiswa PWK ITN Malang Nursiah mengatakan, sekarang ini penanganan tahap pertama pasca gempa di Lombok Tengah sudah mencapai 80 persen. Untuk tahap kedua baru sampai pada pembentukan kelompok masyarakat sesuai mekanisme pemerintah.
Baca juga: Ada Gempa, Anak-Anak Berlindung di Kolong Meja dan Berlari Ke Titik Kumpul
“Sekarang ini rumah di Lombok untuk konstruksinya sudah berubah, sudah tahan gempa. Untuk rehap konstruksi kami ada arahan dan pendampingan dari Kementerian PUPR. Termasuk kawasan KEK Mandalika yang kini turut diperbaiki sehingga lebih tahan gempa,” sambungnya.
Sementara upaya yang sudah dilakukan oleh Pemkab Lombok Tengah selama ini antara lain, pembentukan desa tangguh bencana, pembentukan sekolah aman bencana, sistem informasi cepat kepada masyarakat, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, peningkatan kapasitas relawan, peningkatan kompetensi aparatur dll.
“Bagaimanapun penanganan bencana yang kami lakukan tidak bisa sendiri-sendiri, tapi berpadu, bersinergi antara pemerintah, masyarakat, dan swasta. Oleh sebab itu kami membutuhkan kerjasama dengan ITN Malang,” tandasnya. (me/humas)
Baca juga: Para Pakar Sumber Daya Air Bahas Konservasi di Seminar FTSP ITN Malang