Membidik Konsep Hunian Klien, Desain Mahasiswa Arsitektur Menjadi Pemenang Utama Rendering Challenge
Hunian kekinian karya Ahmad Sulton Royan mahasiswa Arsitektur ITN Malang menjadi pemenang utama pada Rendering Challange, FE Studio Architecture, Papua (Fredy, IAI) periode Agustus 2020. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Desain hunian karya Ahmad Sulton Royan, mahasiswa Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang terpilih menjadi pemenang utama pada Rendering Challenge yang digelar oleh FE Studio Architecture, Papua (Fredy, IAI) periode Agustus 2020. Rendering Challenge merupakan ruang kreatifitas dalam mengasah kemampuan rendering atau cara visualisasi dalam menyampaikan sebuah karya arsitektur. Event bulanan ini diadakan dengan tema yang berbeda tiap periodenya.
“Ini merupakan event bulanan yang diadakan oleh FE Studio Architecture. Cara mengikuti lomba sangat mudah. Siapapun bisa mengikuti karena tata caranya sudah tertera pada akun instagram FE Studio Architecture. Pengumumannya juga tertera di sana (instagram),” tutur Royan akrab disapa ketika dihubungi lewat sambungan whatsapp, Kamis (03/09/2020).
Dari 32 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia, Rendering Challenge yang dilaksanakan bulan Agustus 2020 kemarin diambil 12 finalis terbaik. Kemudian dikerucutkan menjadi 2 pemenang favorit dan satu pemenang utama. Royan keluar sebagai pemenang utama, sedangkan pemenang favorit 1 seorang 3D artist dari Palu dan pemenang favorit 2 mahasiswa ITENAS Bandung.
Dikatakan Royan, peserta lomba diberikan sebuah objek 3 box massive, lalu dari challenge ini peserta diminta untuk membuat objek tersebut menjadi sebuah karya arsitektur dengan hasil akhir berupa gambar visual arsitektur. Dalam lomba ini Royan terinspirasi dari para user yang banyak meminta desain konsep hunian pada suatu perumahan.
“Kebanyakan dari klien arsitek saat ini menginginkan desain hunian untuk tempat tinggalnya. Dan pada desain ini saya memasukan kebutuhan ruang dari klien yang pernah meminta untuk didesainkan rumah pada saya,” imbuh mahasiswa asal Jember ini.
Baca juga: Ngobrol Asik Arsitektur Bahas Bangunan Hijau dan Sehat di Era Pandemi
Dikatakan Royan, butuh waktu 3 hari untuk menyelesaikan karyanya. Dengan rincian 2 hari mengkonsep dan modeling, sehari merender dan finishing gambar. Untuk aplikasinya Royan menggunakan aplikasi sketchup, vray, dan photoshop.
Kreatifitas peserta dalam mengubah objek 3 box massive untuk dijadikan sebuah karya arsitektur dan seberapa kreatifnya dalam memvisualkan gambar menjadi penilaian utama juri. Inilah yang dibidik Royan untuk menerapkan konsep hunian kekinian. Gambar visual suasana malam hari yang digunakan dengan permainan pencahayaan serta penghawaan alami menjadi ketertarikan tersendiri para juri.
“Harapan dengan adanya lomba seperti ini dapat membantu kami khususnya mahasiswa Arsitektur dalam mengasah dan meningkatkan kreatifitas dalam berarsitektur, serta meningkatkan kemampuan kami dalam menciptakan sebuah karya arsitektur yang dapat berguna bagi masyarakat sekitar,” kata mahasiswa semester 5 ini. (mer/humas)