Achmad Fatahilah Alumnus ITN Malang: Jadilah Bos Bagi Diri Sendiri!
Kuliah Tamu Technopreneurship “Ketanggungan Mental Wirausahawan” digelar oleh Pusat Karir ITN Malang di Aula Kampus 1 ITN Malang.
Malang, ITN.AC.ID – “Jangan punya mindset pekerja, tapi milikilah mainset pengusaha!” Inilah yang disampaikan Achmad Fatahilah, ST., S.Pd., MT., saat memberikan Kuliah Tamu Technopreneurship kepada mahasiswa Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Bertajuk “Ketanggungan Mental Wirausahawan” kuliah tamu digelar oleh Pusat Karir ITN Malang di Aula Kampus 1, pada Desember 2024 lalu.
“Minimal kalian bisa jadi bos bagi diri sendiri. Saya sudah mengalami jadi pekerja, juga jadi bos. Meskipun dimulai dari outlet kecil,” ungkap Achmad.
Menurut Achmad, lulusan ITN Malang dipandang lebih menonjol dari pada lulusan kampus lain. Hal ini dia amati di dalam perusahaan tempatnya dulu dia bekerja. Dimana pimpinan-pimpinannya berasal dari lulusan ITN Malang khususnya jurusan kimia. Ikatan alumninya juga sangat erat.
Achmad Fatahilah merupakan alumnus Teknik Industri S-2 ITN Malang. Sebelum mengembangkan bisnisnya di bidang jasa dia pernah berkarir di PT Eratex Djaja, PT Beejay Seafood, dan PT SASA Inti (Masih dalam posisi bekerja). Sejak 2017 Achmad merintis dan mengembangkan wirausaha dibidang jasa repair gadget, laptop, dan elektronik rumah tangga. Kini dia memiliki beberapa cabang outlet servis.
Menurutnya, kewirausahaan bukan hanya bakat bawaan dari lahir, namun didapat melalui pengalaman langsung. Sekarang kewirausahaan menjadi suatu disiplin ilmu sendiri. Kewirausahaan dan entrepreneur merupakan dua istilah yang saling berkaitan dalam aktivitas berwirausaha.
Kewirausahaan mempelajari nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup. Proses mendirikan dan menjalankan bisnis. Sementara entrepreneur adalah entrepreneur zaman baru (new age) yang berminat pada teknologi, kreatif, inovatif, dinamis, berani berbeda serta mengambil jalur yang belum dieksplorasi dan sangat bersemangat dengan pekerjaannya. Berkaitan dengan ide unik, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berharga.
“Digabung menjadi entrepreneurship. Merupakan proses sinergi dari kemampuan yang kuat pada penguasaan teknologi serta pemahaman menyeluruh tentang konsep kewirausahaan,” jelasnya.
Achmad Fatahilah, ST., S.Pd., MT., alumnus Teknik Industri S-2 ITN Malang saat memberikan Kuliah Tamu Technopreneurship di ITN Malang.
Achmad Fatahilah juga memberi contoh wirausahawan sukses di Indonesia. Seperti Bob Sadino, Kemfood dan Kemchick. Kemfood merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai jenis daging olahan, sementara Kemchick merupakan supermarket yang menawarkan berbagai makanan impor.
Bob Sadino memulai usahanya dari nol dengan berjualan telur ayam kampung di kawasan Jakarta. Kemudian dia mendirikan Kemchick, sebuah supermarket yang menyediakan produk segar dan berkualitas tinggi.
“Filosofinya yang sederhana, yaitu ‘belajar dari pengalaman dan langsung terjun ke lapangan’ membuatnya menjadi salah satu ikon kewirausahaan di Indonesia,” katanya.
Kemudian di bidang teknologi dan e-commerce ada Achmad Zaky. Dia mendirikan Bukalapak pada tahun 2010 untuk mendukung UMKM di Indonesia melalui platform e-commerce. Bukalapak kini menjadi salah satu platform perdagangan elektronik terbesar di Indonesia, membantu jutaan pelaku usaha kecil untuk berkembang.
Menurutnya untuk menjadi technopreneur juga membutuhkan keahlian khusus dan kemampuan. Untuk itu perlu beradaptasi dengan perubahan yang cepat. “Sebenarnya banyak di lingkungan kita yang berpeluang menjadi usaha, namun karena pengetahuan kita sedikit jadi tidak paham. Maka perlu kita meng-update ilmu. Insyaallah kalau ilmu dikelola maka kewirausahaannya berkembang,” ujarnya dengan yakin.
Baca juga:Lulusan ITN Malang Kompeten Pada Uji SKK dan Siap Berkiprah dalam Dunia Kerja
Seorang wirausaha pasti penuh dengan tantangan dan dihadapkan pada kondisi ketidakpastian. Tantangannya ketidakpastian pasar, keterbatasan modal, persaingan yang ketat, resiko keuangan. Maka untuk menghadapi berbagai tantangan harus mengikuti perkembangan teknologi.
“Dalam menghadapi tantangan seorang pengusaha tidak hanya membutuhkan ide yang brilian, namun juga harus bermental tangguh,” tuntasnya yang menjadikan pesaing bukan sebagai kompetitor, namun sebagai relasi. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang).