Wisata Edukasi PLTS ala ITN Malang
Dua mahasiswa Teknik Elektro ITN Abu Rizal Bakri (kanan), dan Andika saat melakukan pemeriksaan panel surya di Unit PLTS Kampus 2 ITN Malang, Rabu (30/8/20232). (Nedi Putra AW)
BACAMALANG.COM – Fenomena produksi energi listrik di dunia saat ini, di mana sebagian besar masih menggunakan batu bara dan sumber daya alam yang merupakan karbon, dianggap menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Oleh karena itu penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dianggap menjadi solusi dalam upaya mencegah dampak dari kenaikan suhu tersebut.
Dilansir dari laman esdm.go.id, saat ini bauran EBT Nasional baru 12,3 persen, namun pemerintah sendiri optimistis target pencapaian bauran energi nasional dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 dapat tercapai. Dari berbagai data dan kajian, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap dinilai paling cepat untuk menambahkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.
Sebagai upaya mendukung program pemerintah di dunia pendidikan, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang telah mendirikan PLTS skala kampus yang terbesar di Pulau Jawa dan terbesar kedua di Indonesia setelah ITERA (Institut Teknologi Sumatera).
Sistem PLTS dengan 27 table yang diresmikan pada 23 Maret 2022 ini merupakan yang terbesar untuk skala kampus di Pulau Jawa. PLTS berkapasitas 500 KWp/0,5 MWp ini adalah hasil kolaborasi dengan PT Wijaya Karya (WIKA) Persero dan PT Surya Utama Nuansa (Sun Energy).
Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, menuturkan, PLTS senilai 7 miliar rupiah ini juga sebagai salah satu program pengembangan renewable energy (Energi Terbarukan), sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan bauran EBT (Energi Baru Terbarukan) dengan menekan penggunaan energi berbasis fosil.
“Mengingat ke depan kebutuhan akan energi terbarukan semakin meningkat, dalam pengembangannya sejak diresmikan tahun lalu, ITN Malang telah melaksanakan workshop PLTS sebagai sarana memberi edukasi bagi civitas akademika ITN Malang maupun masyarakat umum,” ungkapnya, Rabu (30/8/2023).
Rektor menambahkan, workshop tersebut difasilitasi oleh para dosen ahli, khususnya dosen Teknik Elektro S-1 ITN Malang yang kompeten di bidang PLTS. Para peserta dapat mengenal dasar PLTS, cara menginstal, memonitor, dan memelihara PLTS dengan baik dalam workshop tersebut.
“Apalagi ITN Malang saat ini telah memiliki asesor kompetensi ketenagalistrikan,” tukasnya.
Dipaparkan Awan, workshop yang melibatkan mahasiswa, pelajar, maupun profesional ini diharapkan ada sertifikasi untuk pemanfaatan PLTS, serta menambahkan kompetensi untuk mahasiswa yang ada di ITN Malang.
“Saat ini kami sudah menerima sejumlah kunjungan untuk umum ke Wisata Edukasi PLTS ini,” tandas Awan.
Salah satu mahasiswa pendamping edukasi Abu Rizal Bakri mengatakan, wisata edukasi ini sangat penting sebagai langkah awal mengenalkan prinsip kerja PLTS sebagai EBT kepada masyarakat, khususnya para pelajar.
“Salah satunya adalah, selama ini yang dipahami adalah PLTS menyerap panas matahari sebanyak-banyaknya, padahal yang diserap adalah radiasinya,” ungkapnya saat ditemui BacaMalang.com saat pemeriksaan panel di kampus setempat, Rabu (30/8/20232).
Mahasiswa Teknik Elektro S-1 asal Lombok ini menambahkan, prinsip kerja yang diterangkan kepada peserta wisata edukasi itu meliputi bagaimana PLTS ini dapat menyuplai tenaga listrik untuk penerangan kampus, hingga perbedaanya dengan PLTS yang dipasang di tempat publik, seperti penunjang PJU atau penerangan jalan umum.
Fasilitas Laboratorium Energi Baru Terbarukan (EBT) di Kampus 2 ITN Malang. (Nedi Putra AW)
Materinya disampaikan dalam bentuk workshop yang meliputi pengetahuan umum tentang PLTS, dasar-dasar desain PLTS on grid (memakai daya dari PLN) dan off grid (memakai baterai), maupun regulasi pemasangan PLTS di Indonesia.
Rizal mengaku sempat magang di sebuah proyek PLTS daerah asalnya Lombok, yang lebih dari yang ada di kampusnya ini.
“Jadi melihat potensi yang ada di Indonesia, peluang mengembangkan PLTS ini masih terbuka lebar,” ucapnya mengakhiri.
Peletakan batu pertama PLTS ini dilakukan pada bulan Maret Tahun 2021, yang setelah rampung diresmikan oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, S.IP pada Rabu (23/3/2022) di kampus setempat.
Moeldoko sangat mengapresiasi inovasi EBT di ITN tersebut, sebagai salah satu upaya Indonesia akan lebih berdaya saing di level internasional.
Ia juga berpesan agar ke depan hendaknya berbagai inovasi yang dilakukan jangan hanya berada di laboratorium saja, namun benar-benar dimanfaatkan untuk masyarakat, mengingat sumber daya manusia Indonesia memiliki kemampuan yang baik dan didukung oleh sumber daya alam yang melimpah.
Wisata Edukasi di kampus ITN ini merupakan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang ditandai dengan penandatanganan kerjasama oleh Rektor ITN saat itu yakni Prof Abraham Lomi, MSEE bersama Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur, DR Nurkholis S.Sos. MSi, CIPACIHCM.
Dia berharap di tengah kendala regulasi percepatan pemanfaatan energi terbarukan oleh pihak swasta, ITN diharapkan menjadi salah satu kampus pionir dalam pemanfaatan EBT.
Secara teknis, PLTS ITN Malang menerapkan sistem distribusi energi ke PLN pada siang hari (on grid). Pada sebagian energi yang dihasilkan oleh PLTS ITN Malang tersebut, dapat diekspor ke PLN, sehingga menghasilkan efisiensi pembiayaan listrik gedung ITN 2 Malang sebesar 10-15%, jika dibandingkan dengan pembayaran ke PLN sebelumnya.
Kapasitas PLTS terpasang adalah 501,3 kWp, dengan estimasi energi dihasilkan sebesar 625.326,63 kWh per tahun. Estimasi reduksi emisi karbon 562,79 ton per tahun, sementara spesifikasi teknisnya meliputi 27 tabel, 4 unit inverter terpasang, dengan penggunaan 3.400 meter persegi dari 5.000 meter persegi lahan tersedia.
Pewarta : Nedi Putra AW
Sumber: https://bacamalang.com/wisata-edukasi-plts-ala-itn-malang/