Tiga Mahasiswi ITN Malang Juara Favorit Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ) Tingkat Nasional Festival Cakrawala Qur’ani UM 2021
Kompak, sahabati UKM LDI ITN Malang. Kika: Eri Novita (tilawah), Farida Novia (pensyarah), Chairunnisa Nahumarury (saritilawah). (Foto: Istimewa)
Tujuan kegiatan tak lain adalah untuk meningkatkan kecintaan kepada Al-Qur’an, serta menginternalisasikan nilai-nilai Al-Qur’an pada generasi muda Islam. Mengembangkan minat dan bakat seni dalam Al-Qur’an, sebagai upaya mensyiarkan Al-Qur’an.
Diusung oleh UKM Lembaga Dakwah Islamiyah (LDI) ITN Malang, ke tiga mahasiswi tersebut adalah, Farida Novia, Eri Novita, dan Chairunnisa Nahumarury. Mereka bersaing di cabang MSQ dengan 19 tim dari berbagai universitas seperti dari Malang, Banten, Jakarta, Sumatera Utara, Surabaya, Bondowoso, dan Gorontalo.
MSQ dilaksanakan secara daring dengan mengumpulkan video berdurasi 15 menit dan diunggah di platform YouTube UKM ASC. Sebagai juara favorit mereka dinilai dari banyaknya jumlah pendukung melalui viewers, dan like video.
Dikatakan Farida Novia, MSQ terbagi dalam 5 tema pilihan. Maka, mereka memilih tema “Membentuk Generasi Berkarakter”. Dengan tema tersebut, mereka mengangkat bahasan “Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Integrasi Ilmu, Iman, dan Akhlaq Menuju Indonesia Maju”.
“Kami mengangkat judul itu karena seiring perkembangan zaman yang semakin maju. Dimana sekarang ini lebih banyak anak-anak muda yang hanya mementingkan satu sisi saja (antara ilmu, iman, dan akhlak),” ujar Farida saat dihubungi lewat sambungan WhatsApp.
Ia berharap dengan keikutsertaan LDI ITN Malang di berbagai event bisa menjadi support lahirnya generasi maju yang unggul, berakhlak, dan lebih baik lagi. Mahasiswa dapat menyeimbangkan antara mempelajari ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
Padahal menurutnya, apabila ilmu, iman, akhlak menjadi satu kesatuan yang berkesinambungan, maka akan membuat pribadi manusia menjadi pribadi yang berkualitas, dan dapat menjadi pengaruh yang baik bagi negara.
MSQ merupakan bidang musabaqah yang mengungkapkan isi kandungan Al-Qur’an dengan cara menampilkan bacaan, puitisasi/terjemah, dan uraian yang menunjukan kesatuan yang serasi. Dibawakan secara beregu terdiri dari tiga orang yaitu pensyarah, tilawah, dan sari tilawah. Ketiga dara berparas ayu ini membawakan MSQ dengan landasan Quran Surah Al Baqarah ayat 151.
“Untuk pembagian bidangnya, saya (Farida) sebagai pensyarah, Eri pentilawah, dan Nisa (Chairunnisa Nahumarury) membawakan saritilawah,” imbuh mahasiswa Arsitektur semester 7 ini.
Baca juga : Angkat Toleransi Beragama, Mahasiswa ITN Malang Juara 2 Kompetisi Animasi Online CONVEY DAY 2021
Membentuk tim yang solid tidaklah mudah, menurut Farida mereka terkendala pada bidang tilawah. Sempat bergonta ganti pentilawah sebanyak 5 kali, hingga akhirnya cocok dengan Eri. Belum lagi memadukan tim yang berbeda asal daerah, tentu akan berbeda cara pandang. Namun, ketiganya mampu menyatukan pendapat.
“Dengan proses yang cukup rumit, dan memang agak kesulitan di bagian tilawah yang selalu berganti orang, hingga berganti nada. Semua tidak luput dari kesalahan, tapi tetap kami berusaha semaksimal mungkin untuk menampilkan yang terbaik. Mungkin bukan dengan kesabaran tapi dengan hati-hati, juga bukan dengan ketekunan tapi dengan keikhlasan. Karena Lillahi Ta’ala ada pedoman kami,” lanjut dara asal Kalimantan ini.
Kendala Farida sendiri sebagai pensyarah adalah sering lupa teks, sehingga harus mengulangi take video berkali-kali. Ini membuat suara Farida sempat habis. Hal senada juga dialami Nisa, tidak hanya suaranya yang mulai habis. Dia juga gugup, sehingga membutuhkan semangat yang ekstra untuk mengulang beberapa kali dalam take video.
Beda lagi dengan Eri, dara asal Malang ini bahkan belum pernah sama-sekali menjadi menjadi pentilawah. Namun, kegigihannya, serta di bawah bimbingan Ustadz Arwandi, dan rekan-rekannya, Eri bisa dengan baik saat bertilawah.
Baca juga : Membumikan Al-Quran, Anak-anak Istimewa Berlomba dalam Musabaqah Hifdzil Qur’an ITN Malang
“Meskipun belum sepenuhnya itu benar, mulai dari menghafalkan bacaan hingga nada yang diterapkan. Semua menjadi hal baru yang saya pelajari sedikit demi sedikit. Ini membuat saya banyak belajar serta merasa damai, dan tenang. Bukan merasa khawatir, akan tetapi saya malah merasa senang,” ungkapnya. (mer/Humas ITN Malang)