Back

ITN Malang Digandeng Kementerian ATR/BPN Sukseskan Program PTSL

Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, (empat dari kiri) bersama perguruan tinggi lain saat penandatanganan MoU dengan Kementerian ATR/BPN. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) digandeng Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) untuk mendukung dan mensukseskan program ATR/BPN dalam Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). ITN Malang menjadi bagian dari 9 perguruan tinggi yang melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta, pada akhir Maret 2024.

Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, menyatakan, kerja sama ini melibatkan kampus-kampus yang memiliki program studi teknik geodesi. Untuk pengembangan sumber daya manusia dan pengabdian masyarakat. Terutama untuk mendukung program ATR/BPN dalam pemetaan wilayah, permasalahan pertanahan, dan lain-lain.

ITN Malang menjadi salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki teknik geodesi tertua, dan memiliki banyak reputasi baik dosen maupun lulusan. “Satu-satunya dari Jawa Timur hanya Teknik Geodesi ITN Malang yang menjalin kerja sama. Perguruan tinggi lainnya ada yang dari Sumatera, Jawa Barat, dll,” ujar rektor saat ditemui di ruangannya beberapa waktu lalu.

Baca juga : Teknik Geodesi ITN Malang dan PT Hidronav Tehnikatama Kolaborasi Riset Lewat Pengembangan Teknologi Survei 3D Laser Scanner

Menurut rektor, sampai saat di Indonesia masih banyak wilayah yang belum terpetakan secara digital. Rencananya ATR/BPN akan menghibahkan peralatan drone UAV (Unmanned Aerial Vehicle) untuk mendukung pemetaan.

“Semoga kemitraan dengan kementerian-kementerian baik dengan ATR/BPN dan lainnya bisa terus kami tingkatkan. Dari segi SDM kami sudah bisa mensupport. Tapi memang perlu koordinasi terkait kebijakan peralatan. ITN siap mendukung program pemerintah lewat kementerian,” tegasnya.

Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, (paling kanan) saat menghadiri undangan MoU dengan Kementerian ATR/BPN. (Foto: Istimewa)

Pada pelaksanaan MoU Rektor ITN Malang didampingi oleh Kaprodi Teknik Geodesi S-1, ITN Malang, Dedy Kurnia Sunaryo, ST., MT. Ditemudi ditempat terpisah kaprodi yang akrab disapa DK Sunaryo ini mengungkapkan, lewat MoU teknik geodesi akan menerima hibah drone UAV. Merupakan pesawat tanpa awak dengan komponen yang canggih yang dapat dikendalikan dari jarak jauh menggunakan remote control untuk keperluan mapping.

Dikatakan DK, ITN Malang sudah sejak lama menjalin kerja sama dengan ATR/BPN terutama dalam mengirimkan mahasiswanya mengikuti MBKM. Khususnya mahasiswa dari teknik geodesi dan mahasiswa perencanaan wilayah dan kota (PWK) yang ditempatkan di beberapa tempat. Beberapa waktu lalu alumni ITN Malang juga terlibat dalam pemetaan PTSL. Hampir 90 persen lulusan baru terserap untuk mensukseskan program ini, bahkan ada beberapa mahasiswa tingkat akhir juga ikut terlibat.

ATR/BPN berharap kedepannya mapping tidak hanya menghasilkan 2D, namun juga 3D dengan inovasi-inovasi digital twins untuk smart city. Untuk mempercepat mapping dalam bentuk 3D ATR/BPN membutuhkan sumber daya manusia yang cukup banyak di Indonesia. Maka kampus-kampus yang memiliki geodesi – geomatika diharapkan bisa mempersiapkan untuk mensupport.

“Kami dari ITN akan mempersiapkan diri. Teknik geodesi memiliki Laboratorium Fotogrametri, kami juga akan menyiapkan kurikulum baru untuk pemetaan dengan drone UAV. Sehingga produknya tidak hanya menghasilkan D2 namun juga bisa D3,” ungkap DK.

Baca juga : Bertolak ke Kalimantan, Tim PWK ITN Malang Menangi Lomba Penghargaan Karya Studio Perencanaan 2023

Kesiapan Teknik Geodesi ITN Malang tidak diragukan lagi. Teknik geodesi sudah menyiapkan rencana ketika drone datang akan melakukan study by proyek. Laboratorium Fotogrametri akan melakukan pemetaan 3D di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Kecamatan ini memiliki bangunan yang sangat padat dengan berbagai permasalahannya.

Menurutnya, beberapa tahun lalu pemerintah sudah mencoba melakukan pemetaan 3D di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Namun sayangnya untuk menyebar ke kota-kota lain belum terlaksana karena terkendala SDM dan alat. Dengan adanya hibah alat dan kolaborasi dengan perguruan tinggi, maka perguruan tinggi bisa menyiapkan SDM pemetaan 3D. Sehingga pemetaan di kota-kota besar di Indonesia bisa terlaksana dengan baik. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023