
LPPM ITN Malang Gelar Review Proposal Litabmas Internal 2025, Beri Kesempatan Dosen Muda Berkarya
Kepala LPPM ITN Malang, Martinus Edwin Tjahjadi, ST., MGeomSc., PhD., saat Review Proposal Litabmas Internal 2025. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menyelenggarakan “Reviewer Proposal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Litabmas) Internal Tahun 2025” di Aula Kampus 1, Selasa (17/06/2025). Kegiatan tahunan ini bertujuan menyeleksi proposal penelitian dan pengabdian masyarakat dari dosen ITN Malang yang akan didanai secara internal.
Kepala LPPM ITN Malang, Martinus Edwin Tjahjadi, ST., MGeomSc., PhD., mengungkapkan, jadwal review tahun ini mengalami kemunduran dari biasanya Februari-Maret untuk menyesuaikan dengan jadwal penelitian Kemendiktisaintek. “Biasanya kami melakukan review sekitar bulan Februari-Maret, namun kali ini mundur menyesuaikan jadwal dengan penelitian dari Dikti,” ujarnya.
Sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, penelitian dan pengabdian masyarakat merupakan kewajiban dosen. LPPM ITN Malang berperan aktif memfasilitasi dan membantu dosen dalam menjalankan kewajiban tersebut. Tahun ini, LPPM menerima 47 proposal Litabmas internal, terdiri dari 17 proposal pengabdian masyarakat dan 30 proposal penelitian.
Menurut Edwin akrab disapa, berkaitan dengan program BKD (Beban Kerja Dosen), di mana dosen dianjurkan mengajukan proposal ke eksternal (Kemendiktisaintek) terlebih dahulu. “Ini juga memberi kesempatan bagi pengajuan proposal eksternal yang tidak lolos untuk mengajukan proposal ulang lewat pendanaan internal ITN Malang,” tambahnya.
Meskipun pendanaan secara umum mengalami efisiensi, jumlah proposal yang masuk justru meningkat. Edwin menjelaskan, hal ini disebabkan sebelumnya tuntutan (persyaratan) yang dinilai terlalu tinggi. Sehingga untuk program hibah internal kemudian dilakukan evaluasi dan revisi. “Nah, sekarang dosen mulai semangat kembali menulis proposal,” ujarnya optimis.
Di sisi lain, capaian Litabmas eksternal ITN Malang menunjukkan tren positif. Sebanyak 15 proposal berhasil lolos pendanaan eksternal, terdiri dari 2 proposal pengabdian masyarakat dan 13 proposal penelitian, meningkat dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan daya saing dosen ITN Malang yang semakin kuat di tengah persaingan ketat.
Baca juga : Peduli Lingkungan, Dosen ITN Malang Buat Inovasi Pemanfaatan Limbah Grey Water Hasil Budidaya Ikan Nila
LPPM ITN Malang memiliki strategi khusus untuk meningkatkan angka kelulusan proposal. Setiap proposal yang diajukan dosen akan diamati dan dievaluasi kualitasnya hingga dinyatakan siap sebelum diajukan, baik untuk pendanaan internal maupun eksternal. LPPM bahkan melakukan pengecekan format dan persyaratan untuk proposal yang akan diajukan ke Dikti sebelum disetujui.
Suasana Review Proposal Litabmas Internal 2025. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
“Kami pantau terus tahapannya. Dengan begitu harapannya target tahun depan lebih dari 90 persen proposal bisa lolos pendanaan eksternal,” kata Edwin.
Meski demikian, efisiensi anggaran juga berdampak pada penghargaan (reward) hibah, seperti penulisan buku ajar, prosiding, dan jurnal. Edwin berharap, jika pendanaan sudah kembali normal, reward ini bisa dinaikkan kembali. Hal serupa juga terjadi pada pendanaan dari pemerintah pusat, di mana dari 60 ribu proposal yang diterima, hanya sekitar 10 ribu yang lolos.
“Harapan LPPM adalah bisa membantu dosen dalam penelitian dan pengabdian masyarakat, serta dana penelitian dan pengabdian bisa dikembalikan seperti dulu agar kegiatan ini kembali bersemangat,” pungkasnya. Hal ini untuk menjawab tantangan tuntutan peningkatan SINTA dan jurnal Scopus bagi dosen di tengah keterbatasan pendanaan.
Untuk memotivasi dosen, terutama dosen muda, LPPM ITN Malang kini menawarkan tiga skema pendanaan berdasarkan persyaratan kepangkatan: skema tinggi (jurnal internasional), skema menengah (jurnal Sinta 1, 2), dan skema bawah (jurnal Sinta 3 ke bawah). Dosen muda yang belum memiliki jabatan fungsional (Java) diperbolehkan mengambil ketiga skema tersebut.
Baca juga: Abdimas Tim Dosen ITN Malang Olah Sampah Plastik jadi Paving
“Profesor kenapa menulis Sinta rendah, harusnya mengajari yang di bawah bukan malah mengambil yang di bawah,” gurau Edwin, menekankan profesor untuk mengambil skema menengah keatas, serta pentingnya peran mentor.
Untuk kegiatan pengabdian masyarakat, LPPM ITN Malang mengarahkan agar dosen dapat bekerja sama dengan institusi yang sudah bekerja sama dengan ITN Malang. Harapannya bisa ikut mempromosikan dan mencitrakan ITN Malang, sehingga memberikan dampak yang lebih luas. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)