Back

Alumni Format ITN Malang Beri Inspirasi Perfilman, dan Fotografi Komersial

Gilang Numerouno, Junior Associate Producer memberikan materi “film” pada Dies Natalis ke 25 Tahun UKM Format ITN Malang.


Malang, ITN.AC.ID – Perfilman dan fotografi komersial menjadi bahasan menarik pada peringatan Dies Natalis ke 25 Tahun UKM Fotografi Mahasiswa Teknik (Format), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Menghadirkan narasumber kompeten dibidangnya, yakni Gilang Numerouno, Junior Associate Producer, dan Danny Nurris owner DNProStudio. Acara yang dihelat di Malang Creative Center (MCC) Kota Malang ini selain diikuti oleh mahasiswa ITN Malang juga hadir mahasiswa dari Universitas Malang, Universitas Gajayana, Universitas Yudharta Pasuruan (UYP), Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, dll.

Gilang Numerouno, merupakan alumnus Teknik Elektro S-1 angkatan 2005. Dia lulus Pendidikan Dasar Fotografi 8 (PDF 8) Format. Dinukil dari Linkedin, usai lulus kuliah Gilang pernah menjadi photographer Colorful World Indonesia, freelance fotografer komersial untuk fashion, produk, katalog, profil perusahaan, dsb. Hingga akhirnya di tahun 2018 dia memutuskan untuk masuk ke dunia perfilman. Debutnya dimulai dari talent coordinator, berlanjut menjadi casting director, hingga junior associate producer di Falcon Pictures.

“Butuh tantangan baru, jadi iseng-iseng masuk ke dunia film. Saya ditawari ngurusin artis. Sekarang di posisi asisten produser yang mengurus produksi secara total. Mulai dari pre-production (pra produksi) hingga pasca produksi,” jelasnya, Sabtu (18/01/2025). Asisten produksi juga mengurusi kebutuhan operasional tim produksi.

Baca juga:Captured Legacy, 99 Karya Fotografi Mahasiswa Teknik (Format) Dipamerkan di Malang Creative Center

Menurut Gilang, hobi fotografi sangat mendukung profesinya dalam dunia perfilman. Pasalnya orang yang belajar seni foto mempunyai rasa seni yang lebih. Dan ini sangat dibutuhkan dalam perfilman. Gilang menjelaskan, untuk membuat sebuah film yang diperlukan pertama adalah men-develop ide. Merupakan tahap awal dimana ide-ide film dirumuskan, dikembangkan, dan direncanakan. Seperti mengonsep, menulis naskah, pitching, dan perencanaan awal. Kemudian pre production seperti pengambilan gambar dalam satu film, dan lain-lain.

Danny Nurris owner DNProStudio menjelaskan seluk beluk fotografer komersial pada Dies Natalis ke 25 Tahun UKM Format ITN Malang. 

“Misalnya agency mempunyai ide namun tidak memiliki dana bisa diberikan ke PH (production house) atau mencari pendanaan sendiri. Membuat film itu butuh perencanaan yang banyak,” jelasnya.

Dalam pembuatan film melibatkan banyak orang. Bisa mencapai 150-200 orang yang dibagi dalam beberapa departemen/ divisi. Seperti departemen produksi ada produser, asisten produser, dan manajer produksi. Sementara pada penyutradaraan terlihat sutradara, asisten sutradara, dan script supervisor. Kemudian ada departemen sinematografi yang terdiri dari sinematografer/ director of photography, camera operator, gaffer, dan grip, serta lainnya.

Sepanjang karirnya beberapa film yang pernah digarap adalah Monster, Dilan 1990, Milea, Miracle in Cell No. 7, Bumi Manusia, Hello Ghost, Kembang Api, Tujuh Hari untuk Keahlian, dll. “Selama saya jadi casting director yang paling sulit casting adalah Film Bumi Manusia karena harus casting dengan orang luar juga,” ungkapnya.

Berbeda dengan Gilang yang pindah haluan, Danny Nurris (PDF 9) Format hingga kini masih konsisten menekuni dunia fotografi. Bahkan owner DNProStudio ini kini menjalankan fotografi komersial dari TNI. Beberapa foto TNI yang ikut dipamerkan pada Captured Legacy Dies Natalis ke 25 Tahun UKM Format banyak mendapat perhatian dari pengunjung.

Danny yang pernah kuliah di Teknik Informatika S-1 ITN Malang ini sejak SMP memang suka memotret. Ketika tahun 2008 masuk ITN Malang Danny juga masuk UKM Format untuk belajar basic foto. Dari sinilah kemudian tahun 2018 merambah ke fotografi komersial dengan memotret fashion. Untuk kebutuhan foto fashion akhirnya Danny membuka studio foto. Danny kemudian masuk fotografi dunia militer di tahun 2021 hingga sekarang. Menurutnya fotografi komersial adalah cara motret dapat uang.

“Kami mengerjakan foto produk. Sekarang lebih ke fotografer militer. Tantangannya kalau sudah motret kerap tidak bisa diulangi karena momennya sangat cepat,” katanya.

Menjadi fotografer khususnya TNI tidaklah mudah. Selain dituntut profesional dia juga harus menjaga fisik, dan mental agar selalu prima saat mengikuti kegiatan TNI. Pasalnya dia harus bisa memfoto dari ketinggian. “Saya ikut menumpang pesawat militer. Itu goyangnya pesawat lebih terasa daripada pesawat komersial. Jadi fisiknya harus bagus, kalau tidak bisa pusing, mual,” ungkapnya.

Baca juga:Ada Karya Dua Dimensi Hingga Maket di Pameran Karya Mahasiswa Arsitektur ITN Malang

Menurut Danny, konsistensi itu penting untuk bisa eksis di dunia fotografer. Apalagi di era sekarang dimana sangat mudah mendapat ilmu, tips, dan trik seputar fotografi, serta mempromosikan foto di media sosial. Pelung fotografi, videografi, dan sinematografi juga banyak dicari.

“Meskipun jurusan kuliahnya bermacam-macam kalau punya skill fotografi pasti terpakai. Menjadi fotografer profesional tidak harus memiliki kamera besar. Tapi bagaimana caranya kita bisa menyakinkan klien, karena tidak harus semua foto bagus dihasilkan dengan kamera profesional. Dengan adanya portofolio, semakin kritis dan bagus di portofolio maka kepercayaan klien semakin tinggi. Ingat, portofolio terbaik adalah di sosmed!” tuntasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023