Back

Atasi Gap Pendidikan dan Industri, Teknik Mesin S-1 ITNMalang Terima Kunjungan PT Baja Perkasa Sentosa

Kaprodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang, Dr. Eko Yohanes S, ST., MT., (kiri) bersama Fakhri Shafly, ST., Brand Representative Baja Perkasa Sentosa. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)


Malang, ITN AC.ID – PT Baja Perkasa Sentosa Campus Visit Goes To Teknik Mesin S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Merupakan rangkaian Campus Tour 2024, BPS berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Mesin S-1 (HMM) mengadakan kuliah umum bertema Product Knowledge and Company Profile.

PT Baja Perkasa Sentosa (BPS) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur baja tulangan yang berlokasi di Serang, Banten. BPS memiliki program kunjungan ke berbagai kampus di Indonesia untuk memberikan sharing keilmuan kepada para mahasiswa. Upaya ini untuk mengurangi gap antara kampus dan dunia industri.

Kaprodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang, Dr. Eko Yohanes S, ST., MT., mengapresiasi kunjungan Fakhri Shafly, ST., Brand Representative Baja Perkasa Sentosa. Menurutnya ini menjadi momen untuk mendekatkan kampus khususnya mahasiswa kepada dunia industri.  Selama ini upaya Teknik Mesin S-1 ITN Malang mendekatkan mahasiswa dengan dunia industri dengan mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti magang industri.

“Untuk kurikulum baru pada semester 7 kami mewajibkan semua mahasiswa teknik mesin mengikuti magang (satu semester) di industri. Industri untuk tempat magang kami fasilitasi. Kami mengajukan pada industri partner agar mahasiswa bisa diterima di tempat mereka,” kata Eko.

Eko juga mengapresiasi PT Baja Perkasa Sentosa yang berinisiatif datang langsung ke Teknik Mesin S-1 untuk mengenalkan company profil-nya. Dengan begitu mahasiswa mendapat pengetahuan lebih tentang industri baja. Eko berharap kedepan ada jalinan kerja sama antara Teknik Mesin S-1 dan BPS dalam program magang, maupun rekrutmen di kampus.

Baca juga : Teknik Mesin S-1, Lepas 47 Mahasiswa Magang Industri di Berbagai Perusahaan dan Institusi Ternama

Fakhri Shafly, ST., Brand Representative PT Baja Perkasa Sentosa menyambut baik ajakan berkolaborasi Teknik Mesin. Selama ini dia melihat masih ada gap atau celah yang cukup besar antara industri dan kampus. Pihaknya kerap mendapati mahasiswa di kampus secara teori paham terhadap suatu hal, namun kenyataannya perlu banyak penyesuaian ketika masuk industri.

PT Baja Perkasa Sentosa Campus Visit Goes To Teknik Mesin S-1, ITN Malang. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)

“Kami ingin memangkas gap tersebut. Serta memberi fasilitas (tempat) ketika mahasiswa ingin penelitian atau magang. Biasanya mereka kesulitan mencari tempat,” kata peraih gelar International Grandmaster of Memory pada 2017 lalu ini.

Menurut Fakhri, pada dunia baja untuk nama perusahaan sering menggunakan singkatan. Seperti halnya PT Baja Perkasa Sentosa yang disingkat BPS. Perusahaan ini bergerak di bidang baja, dan memproduksi baja tulangan sejak didirikan pada tahun 2021. Sudah banyak developer besar menggunakan baja dari BPS untuk tulangan.

Baja adalah salah satu material paling berkelanjutan karena kemampuannya yang bisa didaur ulang tanpa batas. Artinya, baja dapat diolah kembali berkali-kali tanpa mengalami penurunan kualitas atau kekuatan. Hal ini mencegah terbuangnya besi yang tidak terpakai (sampah besi) ke alam bebas. Daur ulang ini juga turut berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Sehingga baja tidak hanya ekonomis, tetapi juga ramah lingkungan.

Baca juga : ITN Malang dan PT Amerta Geospasial Indonesia Jalin Kerja Sama dalam Pengembangan Teknologi

Pada kesempatan ini Fakhri menjelaskan proses pembuatan baja pada PT Baja Perkasa Sentosa. Mulai smelting process (peleburan), casting process (pengecoran), rolling process (pembentukan), water quenching untuk penguatan, cooling process (pendinginan), quality control (pengendali kualitas). Dan diakhiri proses loading & delivery process.

“Banyak orang mengira untuk memproduksi baja perlu besi. Kami di BPS memakai scrap. Baik di Indonesia mau negara luar umumnya menggunakan scrap (sisa material, produk cacat, atau komponen yang rusak). Ini menjadi kebangaan kami di BPS untuk recycle. Tetap dengan quality control untuk menjadikan baja ber SNI,” katanya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023