Bukti Kepercayaan, Pemkab Sumba Barat Kembali Gandeng ITN Malang dalam Penyusunan Kawasan
Rektor ITN Malang Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE (kiri) dan Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade, SH menunjukkan draf MoU antara ITN Malang dan Kabupaten Sumba Barat, di Ruang Rapat Rektorium Kampus 1 ITN Malang, Rabu (23/6/2021). (Foto: Yanuar/humas)
Malang, ITN.AC.ID – Kepercayaan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, kepada Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tidak diragukan lagi. Terbukti untuk kali ketiga ITN Malang digandeng Pemkab Sumba Barat. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan secara langsung oleh Rektor ITN Malang Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE dan Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade, SH di Ruang Rapat Rektorium Kampus 1 ITN Malang, Rabu (23/6/2021).
Mengawali sambutannya, Rektor ITN Malang menyampaikan ucapan selamat kepada Yohanis Dade yang baru dilantik sebagai Bupati Sumba Barat pada April 2021 yang lalu. “ITN turut bangga atas pembangunan dan perkembangan Kabupaten Sumba Barat, apalagi sudah dua kali ITN dan Sumba Barat bekerjasama. Dan, hari ini untuk penandatanganan kerjasama yang ketiga. Terimakasih, karena sudah melalui beberapa kali pergantian bupati, namun Sumba Barat masih mempercayakan kerjasama dengan ITN. Apalagi sekarang bupatinya baru dilantik dua bulan lalu. Masih semangat-semangatnya membangun,” kata rektor.
Prof Lomi sapaan akrab Rektor ITN Malang percaya, bahwasannya Bupati Yohanis Dade akan membawa Sumba Barat semakin maju. Pasalnya Bupati Yohanis Dede merupakan seorang birokrat yang pastinya selalu mengikuti perkembangan Sumba Barat dari waktu ke waktu. Dan ITN Malang siap mensupport Sumba Barat untuk program-program selanjutnya.
“Yang ikut berkontribusi pada perkembangan Sumba Barat tentunya bukan ITN Malang saja. Terlepas dari itu, kami (ITN Malang) yakin, apa yang sudah kami lakukan bermanfaat bagi Sumba Barat. Karena, semisal kerjasama dengan ITN tidak memuaskan (Pemkab Sumba Barat), mungkin kerjasama ini tidak diperpanjang,” imbuh Prof Lomi.
Kepercayaan yang sudah diberikan oleh Pemkab Sumba Barat kepada ITN Malang tentunya akan selalu dijaga. Untuk itu Prof Lomi juga berharap, hubungan ITN Malang dan Sumba Barat tidak hanya sebatas pada pekerjaan aja. Namun, perlu membangun hubungan psikologis secara personal supaya hubungan bisa berkesinambungan. Sehingga, ketika ada hal-hal baru baru di luar kemampuan pemkab, maka ITN Malang bisa turut serta meng-up date.
Baca juga: Mimpi Wujudkan Green City, Pemkab Varat Daya Bermitra dengan ITN Malang
“Ketika nanti kerjasama ini sudah selesai, bisa jadi akan ada pekerjaan dan masalah baru. Maka, ITN Malang akan membantu mengupdate. Kedepannya kami juga membuka kemungkinan kerjasama bagi prodi lain di lingkungan ITN Malang dengan Sumba Barat. Mudah-mudahan ada kesempatan bagi kami bisa berkunjung dan melihat perkembangan Sumba Barat. Kami juga bisa bersilaturahmi dengan staf-staf pemda, karena banyak alumni ITN di Pemkab Sumba Barat,” jelas Prof Lomi.
Sementara itu, Bupati Sumba Barat Yohanis Dade, SH mengaku, selama ini ITN Malang sudah berkontribusi besar terhadap perkembangan Sumba Barat. Kerjasama yang sudah dilakukan oleh bupati-bupati sebelumnya pada masa Bupati Jubilate Pieter Pandango S.Pd., M.Si., dilanjut dengan Bupati Drs. Agustinus Niga Dapawole dengan ITN Malang, akan dilanjutkan dengan menyesuaikan kondisi terkini Sumba Barat.
Dengan pengalaman-pengalaman membantu pemerintah daerah, tentunya ITN Malang juga bisa membantu Sumba Barat dalam kajian ahli strategis. Mengingat saat ini Pemkab Sumba Barat sedang menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang harus dilengkapi dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RTRW dan penyusunan detail tata ruang. Sehingga diharapkan peran aktif tenaga ahli ITN Malang untuk membantu menyusunnya. Seperti halnya penyusunan penataan kawasan perkotaan dan rencana pengembangan infrastruktur jalan, jembatan, sumber daya alam dan lain-lain.
“Kerjasama dengan ITN sudah saya pelajari betul. Memang ada beberapa kampus yang juga mengajukan kerjasama, termasuk perguruan tinggi negeri. Tapi, saya memilih ITN, karena lebih mudah dalam menjalin komunikasi,” ujar Bupati Yohanis Dade.
Sumba Barat merupakan kabupaten kecil dengan 6 kecamatan, 11 kelurahan dan 74 desa. 90 persen penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Sisanya aparatur sipil negara (ASN), guru, pedagang dan lain-lain. Dengan begitu pertanian sebagai sektor unggulan dan ditunjang dengan sektor pariwisata. Bupati Yohanis Dade sadar, bahwasannya sektor pertanian tidak bisa berjalan sendiri. Maka, sektor pendukung seperti, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lainnya pembangunannya harus segera ditingkatkan.
“Saya berharap pariwisata Sumba Barat kelak akan menjadi destinasi wisata nasional maupun dunia. Termasuk destinasi kampung (adat) di tengah kota. Perlu penataan untuk itu. Harapan kami ITN yang akan membantu pemerintah Kabupaten Sumba Barat dalam pengembangan wilayah,” tandas Bupati Sumba Barat. (me/Humas ITN Malang)