Co-Working Space Solusi Minimnya Ruang Kerja Bersama di Kota Malang
Ricky Yoga Pratama lulusan terbaik Prodi Arsitektur S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), ITN Malang pada wisuda periode I tahun 2023. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Selama pandemi kemarin habit (kebiasaan) mahasiswa, dan pekerja mengalami perubahan. Kebijakan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah lambat laun bergeser menjadi kebiasaan bekerja di luar kantor seperti melakukan rapat di café. Namun sayangnya masih minimnya bangunan yang memberikan fasilitas yang memadai dan mampu menunjang kebutuhan kegiatan/bekerja baik secara personal maupun kolektif.
Keresahan akan minimnya bangunan sebagai wadah para pekerja dibenarkan oleh Pemerintah Kota Malang yang mulai sadar akan tingginya pelaku industri kreatif dan masifnya kalangan pelajar khususnya mahasiswa di Kota Malang, yang secara tidak langsung elemen-elemen tersebut membutuhkan ruang untuk bekerja.
Hal inilah yang melatarbelakangi Ricky Yoga Pratama merancang co-working space di Kota Malang sebagai respon terhadap permasalahan ruang kerja bersama di Kota Malang. Ricky merupakan lulusan terbaik Prodi Arsitektur S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang pada wisuda periode I tahun 2023.
“Masih sulit mencari ruang kerja yang disewakan (di Kota Malang). Seperti untuk rapat, untuk usaha kecil-kecilan bagi mahasiswa atau UMKM. Apalagi dengan kepadatan Kota Malang dimana lahan hijau mulai sempit. Maka saya mendesain bangunan di pusat kota yang menawarkan suasana alam,” tuturnya.
Baca juga : Angkat Konsep Arsitektur Berkelanjutan, Ahmad Sulton Royan Masuk 10 Besar AYDA Indonesia Awards
Lulusan dengan IPK 3,52 ini menerapkan tema biofilik dalam desainnya, dengan harapan mampu menjadi alternatif desain pada bangunan co-working space . Kaidah-kaidah pada desain biofilik mampu memberikan solusi terhadap permasalahan pengguna bangunan. Yakni mampu memberikan terapi mental dan psikologis, serta meningkatkan produktivitas penggunanya.
“Bisa dikatakan sub-urban agriculture ini bisa mendekatkan manusia dengan alam. Dengan pendekatan arsitektur biofilik,” lanjut putra pasangan Totok Nuryanto, dan Ani Rahmawati ini.
Karya desain rancangan Ricky Yoga Pratama, Arsitektur ITN Malang mengangkat konsep Co-Working Space di Kota Malang sebagai respon terhadap permasalahan ruang kerja bersama.
Bentuk bangunan yang ditawarkan Ricky adalah single building dengan empat lantai. Di dalamnya terdapat beberapa kluster yang dibagi menjadi beberapa area sesuai kebutuhan. Ada tiga ruang utama, yakni co-working space, ruang refreshing, dan meeting room.
“Dulu rental office pengelompokannya tidak bisa ke personal seperti mahasiswa. Kebanyakan menyewakannya untuk perusahaan-perusahaan. Kalau yang saya desain komunal, bisa sesuai klaster. Bisa disewa untuk ruang kerja personal. Di Malang ada, tapi tema/fokus untuk area kerja belum ada. Sebenarnya working space bisa dibuat di coffee shop,” beber pemuda asal Kota Malang ini.
Privasi sangat terjaga dengan kaidah-kaidah co-working space dengan adanya area resepsionis, ruang tunggu, serta area kerja bersama. Desain Ricky juga menawarkan space untuk mensupport UMKM. Karena pasca pandemi kemarin di Malang belum ada Malang Creative Center (MCC). MCC sendiri merupakan bentuk kontribusi Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan dalam mengelola dan menjaga ekosistem ekonomi kreatif di Kota Malang. MCC akan menjadi wadah bagi pelaku EKRAF di Kota Malang untuk bisa berkolaborasi dan bertumbuh bersama antar Industri Kreatif. Gedung MCC baru diresmikan pada Maret 2023 lalu.
Rencana desain co-working space bisa diterapkan di wilayah Jalan Sukarno-Hatta kota Malang bagian utara. Pasalnya di wilayah tersebut dekat dengan perkantoran, pemukiman, dan kampus. Bangunan yang bisa sewa publik menawarkan fasilitas para penggunanya untuk bekerja serta memberikan lingkungan dan suasana bekerja yang lebih nyaman.
Baca juga : Lirik Potensi Desa Kemantren, ITN Malang Siap Terjunkan KKN Tematik
“Di luar bangunan padat, begitu masuk area bangunan sangat berbeda. Dengan penerapan desain biofilik tersebut mampu mengurangi stress, meningkatkan mood, dan produktivitas penggunanya,” jelasnya. Disela-sela kuliahnya Ricky juga membuka freelance desain grafis, desain pakaian, merchandise, logo dan rumah.
Dikatakan Rikcy, selama kuliah di Arsitektur ITN Malang ia merasakan betul dampak manfaat dari tri dharma perguruan tinggi. Manfaat tersebut tidak hanya bagi mahasiswa, namun juga bagi bagi institusi, dan masyarakat. Prodi Arsitektur mendorong mahasiswanya untuk aktif berprestasi dan berkontribusi dalam bidang pendidikan, penelitian hingga pengabdian. “Hal tersebut nantinya akan menjadikan bekal penting bagi kami pasca menimba ilmu di ITN Malang,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)
3 Comments