Dwi Ahmad Dzulhijjah Mahasiswa yang Getol Ikuti Kampus Merdeka
Dwi Ahmad Dzulhijjah, lulusan terbaik Prodi Teknik Informatika S-1, Fakultas Teknologi Industri (FTI), ITN Malang wisuda ke 68 tahun 2022. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi anugerah bagi mahasiswa. Program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan sebagai bekal memasuki dunia kerja.
Program MBKM dimanfaatkan betul oleh Dwi Ahmad Dzulhijjah, lulusan terbaik Prodi Teknik Informatika S-1 ITN Malang. Semasa kuliah ia kerap kali mengikuti MBKM. Meskipun saat itu berbagai kampus penyelenggaraan MBKM menerapkan pembelajaran daring. Total ada 13 program MBKM yang ia ikuti.
Banyak manfaat yang dirasakan oleh Dwi Ahmad. Antara lain: menambah koneksi, memperkaya ilmu yang linier dengan prodi, pengalaman baru karena kuliah lintas prodi, dan masih banyak lainnya.
“Saya suka belajar hal baru, dan menambah koneksi. Mumpung masih mahasiswa. Apalagi MBKM adalah fasilitas gratis. Saya dapat pengalaman, serta bisa mempelajari budaya daerah lain dan mendapat banyak teman dari penjuru tanah air lewat program PMM-DM,” katanya.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM-DN) 2021, dan Program Matching Fund Kedaireka paling berkesan bagi Dwi Ahmad. Meskipun dilaksanakan secara daring karena pandemi, namun program PMM-DN tersebut mempertemukannya dengan berbagai teman dari penjuru daerah.
“PMM-DN saya di Udayana Bali. Karena Bali ketat menerapkan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), maka semua kegiatan dilakukan secara daring. Baik kuliah di jurusan maupun pelaksanaan kuliah modul nusantara,” imbuh mahasiswa asal Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Timur ini.
Modul Nusantara adalah materi wajib yang harus diikuti oleh semua peserta PMM-DN. Dwi Ahmad mempelajari kebudayaan Bali, serta diskusi lintas budaya dengan teman-teman satu kelompok. Karena daring, maka untuk mempelajari budaya Bali disajikan dalam bentuk virtual melalui video. Seperti sesi jalan-jalan virtual, juga ada pengabdian masyarakat yang dilaksanakan secara individu.
“Abdimas saya memberi edukasi tentang covid-19 sekaligus membagikan masker kepada warga sekitar kampus 2 ITN Malang. Dari abdimas kami belajar peduli pada sekitar,” imbuhnya.
Syukurnya, untuk Matching Fund Kedaireka Dwi Ahmad bisa mengikuti secara luring. Pasalnya ia bergabung dengan tim Kedaireka ITN Malang yang berkolaborasi dengan masyarakat RW 07 Tirta Rona, Tlogomas, Kota Malang.
“Tugas tim saya membuat website tentang monitoring kualitas air, dan udara di Tirta Rona. Juga membuat aplikasi mobile dengan blink,” tuturnya.
Baca juga : Mahasiswa Inbound ITN Malang Ikuti Rakortek Bappeda Kota Malang dan Kunjungi UMKM Keripik Buah
Kesempatan yang berharga ini tentu dimanfaatkan dengan baik oleh Dwi Ahmad. Karena tidak semua mahasiswa bisa mendapatkannya. Apalagi Prodi Teknik Informatika ITN Malang sangat mendukung kegiatan akademik, non akademik, lomba bahkan MBKM.
“Prodi sangat mensupport MBKM. Walaupun tidak masuk pada mata kuliah reguler. Konsekuensinya saya harus mengerjakan tugas reguler, dan itu tidak masalah. Keduanya (MBKM dan tugas) bisa jalan bareng, karena memang tidak sesuai dengan program yang didapat. Alhamdulillah dukungan prodi luar biasa. Beda dengan kampus lain yang selalu kesulitan baik urusan administratif maupun konversinya,” ujar peraih IPK 3,90 ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)