E-Pretiwi V8 ITN Malang Melenggang di KRSTI 2020 Tingkat Nasional
Tim Robot E-Pretiwi V8 ITN Malang (Kika): Ahmad Iqbal Zajuli (ketua tim), Mutiara Sholawati (anggota 2) dan Dwangga Rizqia Meidyan Syahputra (anggota 1). (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID — E-Pretiwi V8 robot tari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang melenggang di Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) 2020. Terpusat di Institut Teknologi Bandung (ITB) KRSTI yang digelar oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan secara daring pada Sabtu, (10/10/2020).
E-Pretiwi V8 bersaing dengan total 33 tim di Wilayah 2, yang terdiri dari perguruan tinggi dari Jawa Tengah hingga Papua. Sementara dari wilayah Malang yang turut serta selain ITN Malang ada Politeknik Negeri Malang (Polinema) dan Universitas Merdeka Malang (Unmer). Tidaklah mudah perjuangan tim yang beranggotakan Ahmad Iqbal Zajuli (ketua tim), dengan anggota Dwangga Rizqia Meidyan Syahputra (anggota 1) dan Mutiara Sholawati (anggota 2).
“Sebelumnya kami harus submit proposal, setelah lolos akan melewati evaluasi secara daring untuk mensimulasikan gerakan robot di arena dan untuk melihat kesiapan tim termasuk lighting, arena, instalasi, dan jaringan internet untuk lomba secara daring. Alhamdulillah kami lolos dievaluasi tahap dua ini,” cerita Iqbal sapaan akrab Ahmad Iqbal Zajuli saat dihubungi via sambungan Whatsapp.
Menurut mahasiswa semester 5 tersebut, dalam KRSTI E-Pretiwi V8 disandingkan dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya dengan robot bernama Erisa. Semua tim diberi kesempatan tiga kali penampilan dengan durasi waktu 3 menit 27 detik. Robot secara berbarengan berjalan sambil menari sesuai irama musik Tari Enggang dari Kalimantan.
Tim juri akan menilai dari segi komunikasi antar bluetooth dari transmitter ke dua robot, sinkorinasi atau kesamaan gerakan dari dua robot, gerakan pasang masker dan juga cuci tangan robot pada titik start dan juga finish. Selebihnya kesuksesan robot melakukan gerakan tari.
Dikatakan Iqbal, E-Pretiwi V8 tahun ini memang belum menyajikan penampilan terbaik di hadapan para juri. Pasalnya saat lomba secara daring dari Kampus 2 ITN Malang, robot mereka sempat mengalami short pada kabel sehingga robot tidak bisa berjalan.
Baca juga: Anugerah Akreditasi A pada Gelar Dies Natalis Teknik Elektro ke-38
“Ada banyak sekali kendala yang kami alami baik sebelum maupun saat lomba. Kami menghabiskan waktu hampir dua minggu untuk memperbaiki gerakan jalan dari satu robot karena kurangnya presisi dari kaki robot. Belum lagi harus menyamakan gerakan tari kedua robot. Ya, sayangnya dipenampilan ke tiga saat lomba, robot dua kami malah mengalami short pada kabel, sehingga robot tidak bisa berjalan,” katanya dengan kecewa.
Meskipun begitu, Iqbal bersama tim sudah mengevaluasi guna perbaikan robot tari di masa mendatang. Antara lain,
perlu perbaikan robot agar bisa meng-copy gerakan dari robot master sehingga gerakannya bisa sama. Perlu menambah DOF (servo) agar robot bisa berjalan dengan baik dan tidak mudah jatuh. Lebih merapikan kembali kabel di dalam robot agar tidak terjadi short.
“Mungkin juga ada opsi untuk membeli robot (baru) untuk menyamakan teknologi dengan kampus lain. Harapannya tim KRSTI maupun tim Robotika Elektro ITN Malang bisa berkembang lebih baik lagi. Kendala yang terjadi di tahun ini bisa diperbaiki, dan juga tidak mudah putus asa saat ada masalah pada robot,” pungkas mahasiswa asal Pasuruan ini. (me/humas)