Eye Catching, Rest Area Tumpakrejo Menarik Perhatian Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Maket rest area Desa Tumpakrejo menarik perhatian. Kika: Ketua Kedaireka Desa Tumpakrejo, Dr. Agung Witjaksono, ST.MT; Dekan FTSP, Dr.Ir. Hery Setyobudiarso, MSc; Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P; Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE (batik coklat); dan Kepala Desa Tumpakrejo, Miselan. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Eye catching (menarik perhatian). Begitulah mata kali pertama melihat maket rest area Tumpakrejo, karya mahasiswa Arsitektur S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Merupakan hasil karya Tim Matching Fund – Kedaireka (Kedaulatan Indonesia dalam Reka Cipta) yang mengangkat potensi Desa Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang.
Bahkan, maket bertema arsitektur neo vernakular ini menarik perhatian Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P., saat mengunjungi pameran kedaireka usai meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ITN Malang di Kampus 2, Rabu, (23/3/2022). Perlu diketahui, ITN Malang tahun 2021 lolos tiga program Kedaireka. Yakni, Kedaireka Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu; Kedaireka Tirta Rona, Tlogomas, Kota Malang; dan Kedaireka Desa Tumpakrejo, Gedangan, Malang.
Baca juga : ITN Malang Serahkan Empat Maket Kampung Heritage Kayutangan
“Pak Moeldoko menanyakan rencana tempat rest areanya dimana? Kemudian dijawab langsung oleh Pak Kades Tumpakrejo (Miselan) sebagai mitra kedaireka. Kemarin (peresmian PLTS) memang panitia mengundang mitra Kedaireka ITN Malang,” kata Dr. Agung Witjaksono, ST.MT., Ketua Kedaireka Desa Tumpakrejo, ketika ditemui di Ruang Humas ITN Malang, Jumat (25/03/2022).
Agung juga menjelaskan, Desa Tumpakrejo merupakan desa paling pinggir berdekatan dengan pantai. Dibuatnya rest area pada jalur lintas selatan harapannya bisa menjadi titik poin wisata baru. Selain penginapan, di rest area tersebut juga dikembangkan tempat pameran, dan pemasaran bagi UMKM Desa Tumpakrejo. Ada juga ampiteater, semacam panggung untuk mengakomodir kegiatan budaya masyarakat setempat. “Pak Moeldoko apresiasinya di situ. Rest area di jalur lintas selatan, dengan fasilitas yang lengkap,” jelas Agung yang juga menjabat sebagai Kaprodi PWK S-1 ITN Malang ini.
Maket rest area Tumpakrejo terinspirasi dari bentuk dasar arsitektural dengan menerapkan unsur lokal Jawa Timur. Mengadaptasi desain atap dari rumah adat limasan lambang sari, yang sesuai dengan karakteristik arsitektur neo vernakular.
Dibawah bimbingan dosen Arsitektur ITN Malang, Ir. Suryo Triharjanto, MT., dan Hamka, ST.MT, pembuatan maket rest area juga masuk dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kegiatan tersebut bisa dikonversi pada mata kuliah konsep skripsi, perancangan arsitektur enam, dan praktek profesi.
“Semua proses (MBKM) pembelajaran berpusat pada mahasiswa. Prodi memberikan kesempatan yang besar kepada mahasiswa untuk melaksanakan dan mengembangkan seluas-luasnya apa yang akan mereka rancang. Harapannya dalam konteks MBKM semakin banyak peminat yang ikut program. Dan hasilnya juga banyak memberikan manfaat,” kata Hamka saat ditemui di tempat terpisah. (Mita Erminasari/ Humas ITN Malang)